tag:blogger.com,1999:blog-20753546774531426072024-03-05T08:32:09.735-08:00The last memoriesUnknownnoreply@blogger.comBlogger63125tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-85512060566994586992011-04-16T02:09:00.000-07:002011-04-16T02:11:05.094-07:00Kenyataan Sadis Tentang Bulan<div style="text-align: center;"><img src="http://riangold.files.wordpress.com/2011/02/bulan.jpg?w=320&h=256" alt="" border="0" /></div><div style="text-align: justify;"><br />Usia bulan lebih tua dari yang diperkirakan, bahkan diperkirakan lebih tua daripada bulan dan matahari itu sendiri! Umur Bumi paling tua yang bisa diperkirakan adalah 4.6 Milyar tahun. Sementara itu batuan Bulan malah sudah berumur 5.3 Milyar tahun. Bulan lebih tua 1 milyar tahun ketimbang Bumi!<br /><br />Lebih keras diatas:<br />Normalnya sebuah planet akan keras di dalam dan makin lama makin lembut diatas, seperti bumi kita. Tidak demikian hal nya dengan bulan. Bagian dalam bulan seperti berongga, sementara bagian atasnya keras sekeras Titanium. Hal ini lah yang menyebabkan bahwa bulan bagaimanapun juga sangat kuat dan tahan serangan. Kawah terbesar di Bulan berdiameter 300KM, dengan kedalaman hanya 6.4KM. Sementara itu, menurut hitungan ilmuwan, jika batuan yang menubruk bulan tadi, menubruk Bumi, maka akan terbentuk lubang paling tidak sedalam 1.200KM!<br /><br />Bulan yang berongga juga dibuktikan saat kru Apollo yang meninggalkan Bulan, membuang kembali sisa pesawat yang tidak digunakan kembali ke Bulan . Hasilnya, sebuah gempa dan gema pada permukaan bulan terjadi selama 15 menit. Penemuan ini diulang kembali oleh kru Apollo 13, yang kali ini jatuh lebih keras, menimbulkan gema selama 3 jam 20 menit.<br /><br />Ibaratnya seperti sedang membunyikan lonceng yang kemudian berdentang, hanya saja karena tidak ada udara, maka suara dentang lonceng yang dihasilkan tidak bisa didengar oleh manusia. Sementara itu, penemuan ini dipertanyakan oleh Carl Sagan, bahwa satelit alamiah nggak mungkin kopong dalam nya.<br /><br />Bebatuan Bulan:<br />Asal usul batuan dan debu bulan sendiri tidak jelas, karena perbedaan komposisi pembentuk bulan yang berbeda sekali dengan komposisi batuannya. Batu yang pernah diambil team apollo sebesar 380KG lebih, menunjukkan ada nya bahan unik dan langka seperti Titanium murni, kromium, itrium, dan lain lain. Logam ini sangat keras, tahan panas, anti oksidasi. Jenis logam ini tidak terdapat secara alamiah di alam, dan jelas tidak mungkin terbentuk secara alamiah.<br /><br />Para ilmuwan juga mengalami kesulitan menembus sisi luar bulan sewaktu mereka mengebor bagian terluar bulan. Setelah di teliti, bagian yang di bor tadi adalah sebuah mineral dengan kandungan titanium, uranium 236 dan neptunium 237. Bahan bahan super keras anti karat, yang juga tidak mungkin terbentuk secara alamiah, karena digunakan di bumi untuk membuat pesawat stealth. Kemungkinan besar, ini logam hasil sepuhan manusia!<br /><br />Batuan bulan juga entah bagaimana sangat magnetik. Padahal tidak ada medan magnet di Bulan itu sendiri. Berbeda dengan bumi yang banyak sekali mengandung medan magnet.<br /><br />Air menguap:<br />Pada 7 Maret 1971, instrumen bulan yang dipasang oleh astronot merekam adanya air melewati permukaan bulan. Uap air tadi bertahan hingga 14 jam dan menutupi permukaan seluas 100 mil persegi.<br /><br />Ukuran bulan = Matahari?<br />Bulan bisa menutupi matahari dalam gerhana bulan total, tapi ukurannya tidak sama. Yang menarik, jarak matahari ke bumi persis 395 kali lipat jarak bulan ke bumi, sedangkan diameter matahari persis 395 kali diameter bulan. Pada saat gerhana matahari total, ukuran bumi dan bulan persis sama, sehingga matahari bisa tertutup bulan secara sempurna. Hitungan ini terlalu cermat dan akurat jika hanya merupakan kebetulan astronomi semata.<br /><br />Orbit yang aneh:<br />Orbit bulan merupakan satu satunya yang benar benar hampir bulat sempurna dari semua sistem tata surya kita. Berat utama bulan terletak lebih dekat 6000 kaki ketimbang pusat geometris nya, yang harusnya justru mengakibatkan orbit lengkung. Sesuatu yang tidak diketahui telah membuat bulan stabil pada poros nya. Suatu teori yang belum di yakini benar adanya juga mengatakan bahwa wajah bulan yang selalu sama di setiap hari nya karena adanya suatu hal yang menyebabkan itu. Yang pada intinya, tetap suatu kebetulan astronomi.<br /><br />Asal usul bulan:<br />Teori bahwa bulan tadinya adalah sebagian dari bumi yang mental keluar bumi karena tumbukan hebat di masa lalu hampir saja di setujui oleh semua orang, setelah sebelumnya mereka mengira bahwa bulan terbentuk dari debu debu angkasa yang mampat menjadi satelit bumi. Belakangan ini teori menyebutkan bahwa jika bagian sebesar bulan terambil dari bumi, maka bumi tidak akan bisa bulat seperti sekarang. Dan jika bulan tidak berongga, maka tidak mungkin bulan bisa berada menjadi satelit bumi. Terlalu berat dan bulan akan menghantam bumi.<br /><br />Teori teori asal usul bulan kembali dipertanyakan, dan teori paling gila sepanjang sejarah mulai muncul, bahwa bulan diciptakan dengan sengaja oleh manusia terdahulu sebagai alat bantu dalam navigasi dan juga astronomi!<br /><br />Bulan adalah kapal luar angkasa?<br />Kesempurnaan bulan yang keterlaluan, dan berbagai anomali yang ada dibulan, plus ditambah banyaknya benda benda terbang tak dikenal di bulan membuat banyak pihak mengatakan bahwa kemungkinan besar bulan adalah sebuah pesawat luar angkasa super besar yang diciptakan oleh mahluk cerdas pendahulu kita. Dan bulan BELUM ditinggalkan oleh penghuni nya! Semua kru Apollo dan astronot astronot lain atau peneliti bulan, semuanya telah melihat cahaya cahya adan benda benda terbang tak dikenal yang lalu lalang diantara bulan, muncul dan hilang begitu saja, bahkan selalu menyertai setiap kedatangan dan kepergian para team astronot yang mengunjungi bulan.<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-20243961533546319072011-04-16T02:06:00.000-07:002011-04-16T02:09:30.503-07:00Inilah Pohon Buatan Penghasil Energi Listrik Ramah Lingkungan!<div style="text-align: justify;" id="post_message_1311924"><div style="text-align: center;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyhF3m9twvac2xxyMs4hEI4DraASbE0X72qKfO8hbJcYxCC3xI0T9EL5Q6xP8NvbfdIRT0amW_w8P4PCiM7ew0VQfrNNR4rZOR0JhY9j_oN4lI61_werjLyLiL2DJxQSbyK3z0gVF-_4Lt/s1600/1.jpg" alt="" border="0" /><br /></div> Piezoelektrik adalah konsep sederhana untuk menghasilkan listrik yang berasal dari tekanan. Perusahaan 'Solar Botanic' telah menggunakan persis makna dari istilah itu, dalam rangka menciptakan sumber daya energi yang berkelanjutan dengan memanfaatkan cahaya, panas dan angin.<br /><br />Dalam Perancanganx, 'Solar Botanic' selaku perusahaan yg memiliki ide tsb, menggunakan NanoLeaves sebagai Teknologi unggulan pd Piezoelektrik Tree.<br /><br />Mungkin selanjutnya anda akan bertanya apa itu Nanoleaves dan bagaimana cara kerjanya? sehingga dpt disebut teknologi unggulan.<br /><br /><b>Cara Kerja</b><br /><div style="text-align: center;"> <img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQBUZJgEjn6_MTe9sGAdBW9OF0Cf8TWT2HVsD9ta9ZuMGjlNbnXu2Ol8YolYlu2FvH5_Y-fmTtBhFHGRRQIPGAkvXEKn1LwCn-hBLJi-Hn_tVgbpAcoPmrGC49ez6Uz53xHkuZWcvZ23MW/s1600/2.jpg" alt="" border="0" /><br /></div> ketika kekuatan dr luar, seperti angin yg menghembuskan dedaunan [dengan volume sedikit ataupun banyak]. Pd saat itu juga, tekanan mekanis muncul di daun, ranting, tangkai dan cabang. Proses ini kemudian dapat menghasilkan jutaan watt Pico yg secara efisien akan diubah menjadi listrik. Dengan begitu, semakin kuat angin maka energi yg dihasilkan akan semakin banyak.<br /><br /><br /><div style="text-align: center;"> <img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUFRN4PjpPqgYcTB0CZuX7q2J0Ok28JyysnRP0lvt8U8YcewLSijO2F_HWzGKa0AbukrbsdLQ_UJgXUq7cshwH3d3rSqFNdTrSPbI2wJIbYEpWOnQNsUGc3vj2UCqKz3VDI5YBD_6IBV-n/s1600/3.jpg" alt="" border="0" /><br /></div>Nanoleaves juga dapat mengkonversi cahaya tak terlihat, yang dikenal sebagai cahaya inframerah atau radiasi. Dengan kata lain, Cara kerja Nanoleaves adalah memanfaatkan radiasi matahari dan Angin sebagai sumber energi.<br /><br /><br /><b>keunggulan</b><br /><br /><div style="text-align: center;"> <img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixlZlABANmTZKvM4XjickYGNpkSNOhyphenhyphenCaxgTP9F303bgLE-X7nv3RBfhTY9-VLodbSyn32pUnJiMU9gRPfbY5jnsS1cS0TCQW7jSXE95hFahswNaj_6yynj9woNBAiVmAtcSseddlJXQBL/s1600/4.jpg" alt="" border="0" /><br /></div> Jika dibandingan dengan teknologi solar panels, teknologi NanoLeaves lbh unggul disisi penggunaan kekuatan Angin dn energi yg dihasilkanx. [ lbh jelasx silahkan liat gmbr diatas<br /><br /><br /><b>manfaat</b><br /><br /><div style="margin: 5px 20px 20px;"> <div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;"> <u>Spoiler</u>: </div> <div class="alt2" style="margin: 0px; padding: 6px; border: 1px inset; text-align: center;"> <img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUoFp-caINfdijJRXWZQNse9y3oI3JMoAJ0-Q4wVzP6d_KH3cTSCLDN6XrzuLOntMu7eDRB_Ykd1sysxsDGEBJ4RYmaSG5WZzKnn1v3T3pc6sUUYEt-MWj-rhD_h1YwRALPvMS6-BsLKCA/s1600/5.jpg" alt="" border="0" /> </div> </div><br />Selain banyak memberikan manfaat [ seperti yg udh di ilustrasikan gambar diatas ] Dengan adanya Teknologi NanoLeaves, Kita diharapkan mampu Meningkatkan kesadaran pemeliharaan terhadap Lingkungan, membantu mengurangi pemanasan global dan membawa energi lebih dekat ke rumah. </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-8141380496750116662011-04-16T01:49:00.000-07:002011-04-16T02:06:15.133-07:00Kulit Sakti Pembungkus Pesawat !<div style="text-align: justify;"> <strong></strong></div><hr style="color: rgb(209, 209, 225); background-color: rgb(209, 209, 225); margin-left: 0px; margin-right: 0px;" size="1"><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;" id="post_message_1378832"><div style="text-align: center;"> <img src="http://nationalgeographic.co.id/admin/files/daily/201104080601594_n.jpg" alt="" border="0" /><br /></div> Cessna mengembangkan kulit sakti yang melindungi eksterior pesawat terbang dari petir, tabrakan, temperatur ekstrem, bahkan interferensi elektromagnetik. Semakin sakti, kulit itu bisa menyembuhkan diri sendiri.<br /><br />Ide teknologi ini berasal dari teknologi pesawat yang diselesaikan tahun lalu, STAR-C2. Idenya adalah membuat kulit luar dari film yang dapat menyalurkan listrik dan busa penyerap energi yang melapisi seluruh badan pesawat.<br /><br />Tim GE/Cessna menyatakan bahwa kulit seperti itu dapat mengurangi separuh beban dari alat penangkal bahaya lingkungan. Kulit ini juga didesain untuk menampilkan kerusakan dengan jelas sehingga para penyidik di darat bisa melihat kerusakan pada badan pesawat.<br /><br />Kulit pembungkus itu sendiri dapat memperbaiki dirinya saat robek atau tertusuk. Bonus lain, kebisingan di kabin akibat mesin dapat dikurangi.<br /><br />Teknologi ini jangan diharap segera diterapkan. Para ilmuwan mungkin baru selesai membuatnya 20 atau 25 tahun lagi. </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-80015591436514011562011-04-16T01:45:00.000-07:002011-04-16T01:48:02.101-07:00Teknologi Terbaru 2011 : Teknologi TV HologramMemulai tahun baru, informasi tentang teknologi terbaru 2011 sudah banyak beredar. Dan kali ini saya coba untuk sharing salah satunya. Setelah ditahun 2010 kemarin ada Teknologi aneh tentang peti mati, sekarang yang lagi santer nih informasi tentang teknologi TV hologram.<br /><div style="text-align: justify;" id="post_message_1382569"><br />Memulai awal tahun 2011, apple berencana segera mengembangkan televisi dan layar yang menghasilkan gambar hologram tanpa perlu kacamata khusus. Teknologi ini terungkap terkait dengan paten terbaru.<br /><br /><br /><br />Sebuah paten Apple terbaru mengungkapkan bahwa perusahaan yang memproduksi iPod dan iPhone ini sedang bekerja untuk menciptakan layar yang mampu menghasilkan gambar tiga dimensi dan hologram tanpa kaca mata. Teknologi ini akan memberikan pengalaman yang lebih realistik kepada pengguna.<br /><br />Paten Apple itu mengklaim bahwa Teknologi itu akan menciptakan gambar yang muncul secara hologram dan memiliki kemampuan melacak gerakan mata khalayak.<br /><br />Teknologi TV hologram ini merupakan aspek yang luar biasa dari penemuan karena menghasilkan pengalaman virtual yang tidak bisa dibedakan dari melihat gambar hologram sebenarnya.<br /><br />Televisi tiga dimensi akan menjadi tren teknologi terbaru 2011 setelah para produsen siap meluncurkan televisi 3D dan pemutar blu-ray. </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-91942148673729158262011-04-16T01:43:00.000-07:002011-04-16T01:45:29.161-07:00Membuat Pendeteksi Uang Palsu dengan Mouse Bekas<div style="text-align: justify;"> <strong></strong>Ahli dari University of Lleida di Spanyol berhasil memodifikasi mouse bekas untuk menjadi alat pendeteksi uang palsu yang efektif nan murah. Dengan merekam pola pantul pada uang asli dan menyimpannya di komputer, maka uang palsu yang discan dengan prototipe alat ini berhasil dideteksi dengan baik.<br /></div><br /><div style="text-align: center;"> <img src="http://tech19.files.wordpress.com/2009/11/mouse1.jpg?w=401&h=302" alt="" border="0" /></div><div style="text-align: justify;"><br />Uang asli akan discan dengan resolusi s/d 30 X 30 pixels. Namun penggunaannya terbatas pada uang <a href="http://jopiesihebadnih.blogspot.com/" target="_blank">koin </a>karena resolusinya yang terbatas pula.<br /><br />Prinsip yang sama sebenarnya bisa diterapkan untuk webcam, namun mouse lebih murah dan menghasilkan alat yang lebih kecil. Namun tidak semua jenis mouse dianjurkan untuk dipergunakan. Mouse lama jenis led dan infrared lebih baik hasilnya dibandingkan mouse jenis laser karena mouse laser menghasilkan image yang lebih lebar.<br /><br /></div><div style="text-align: center;"><img src="http://tech19.files.wordpress.com/2009/11/mouse2.jpg?w=398&h=304" alt="" border="0" /></div><div style="text-align: justify;"><br />Jadi jangan terburu membuang mouse bekas anda, mungkin ada manfaat lain dari sensor mouse bekas anda untuk keperluan selain pendeteksi uang palsu.<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-57974211172292420932011-04-16T01:37:00.000-07:002011-04-16T01:43:43.498-07:0010 Penemuan Penting Dekade Ini<div style="text-align: justify;"><strong></strong>Setelah mengadakan survey kecil2an, kami memilih 10 penemuan ini sebagai 10 penemuan paling penting untuk dekade ini 2002-2011. Penemuan ini kami prediksikan akan membuat perubahan wajah teknologi untuk dekade berikutnya.<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /><b>1. Organisma X</b><br /><br />J. Craig Venter, ahli genetika dari State University Of New York telah berhasil membuat species baru organisma bersel satu yang dibuat berdasar proses penggabungan gen. Dengan kata lain ilmuwan telah berhasil membuat makhluk hidup jenis baru! (bukan membuat makhluk hidup).<br /><br />Bakteri ini merupakan bakteri dasar yang bisa dikembangkan menjadi bakteri jenis lain sesuai keinginan.<br /><br />Beberapa yang menjadi target Venter: bakteri penghasil listrik (geobacter), bakteri pengurai tumpahan minyak bumi, bakteri penghasil bahan bakar (biofuel), bakteri pemakan virus, dan, ini paling menarik: bakteri pembalik proses global warming (penyerap CO2).<br /><br /><b>2. Obat AIDS</b><br /><br /><img src="http://tech19.files.wordpress.com/2009/12/aidsvac.jpg?w=165&h=205" alt="" border="0" /><br /><br />Meskipun baru mencapai efektifitas 31%, namun ini merupakan tonggak kemajuan terbesar dari penemuan obat HIV AIDS yang selama 20 tahun terakhir sepertinya tanpa harapan. Sayangnya obat ini bukan merupakan vaksin yang bisa mencegah berkembangnya virus AIDS. Tapi lumayanlah.<br /><br /><b>3. Witricity</b><br /><br /><img src="http://tech19.files.wordpress.com/2009/12/witricity.jpg?w=326&h=138" alt="" border="0" /><br /><br />Witricity adalah perusahaan teknologi electric wireless pertama yang akan meluncurkan produk ini. Dengan transmitter dan receiver yang compact ukurannya, Witricity menawarkan solusi untuk mengalirkan listrik secara wireless ke peralatan rumah tangga.<br /><br />Diperkenalkan pada ajang TED oleh insinyur MIT, bisa dibayangkan ke depannya dimana akan semakin banyak mobil listrik dipasarkan, produk ini akan mengalami booming yang luar biasa. (mungkin itu sebabnya dinamakan Witricity: Memancarkan energi listrik pada level kota?). Dan di dalam rumah, akan terbebas dari uluran kabel yang ribet dan mengganggu.<br /><br /><b>4. Lampu LED</b><br /><br /><img src="http://tech19.files.wordpress.com/2009/12/bulb.jpg?w=187&h=181" alt="" border="0" /><br /><br /><img src="http://tech19.files.wordpress.com/2009/12/ledbulbs.jpg?w=121&h=122" alt="" border="0" /><br /><br />Dengan hanya 10 Watt listrik bisa dihasilkan terang cahaya setara 60W lampu biasa. Dan daya tahannya itu lho yang mencapai 3 tahun. Dekade berikutnya diperkirakan pemakaian lampu LED ini akan meluas seiring dengan sentimen penghematan energi. Paling tidak tahun depan ketika ekonomi dunia mulai bangkit, maka harga minyak diperkirakan akan melambung. Harga minyak naik, besar kemungkinan, listrik naik.<br /><br /><b>5. Teleskop Infra Merah</b><br /><br /><img src="http://tech19.files.wordpress.com/2009/12/tele.jpg?w=290&h=191" alt="" border="0" /><br /><br />Nampaknya tak terlalu luar biasa. Namun jika diketahui fakta bahwa ada bagian dari langit yang tidak bisa dilihat dengan teleskop biasa (karena sangking dinginnya bahkan cahaya tidak bisa merambat) maka teleskop milik UniEropa ini mungkin akan membawa pengetahuan baru kepada umat manusia tentang apa isi langit yang tak tertembus tsb. Apakah benda angkasa yang terdapat di bagian alam semesta yang sangat dingin tsb ? Mungkin bukan bintang dan sejenisnya. Atau mungkin …<br /><br /><b>6. Quantum Komputer</b><br /><br /><br /><br />Google bekerjasama dengan <b><a href="http://www.dwavesys.com/" target="_blank">Dwave Computer </a></b>membuat komputer quantum untuk memulai riset yang ditujukan untuk menggantikan server-server Google di kemudian hari. Meskipun pada tahap ini masih difokuskan untuk membuat komputer yang lebih cepat dalam mengenali image/gambar.<br /><br />Komputer Quantum adalah komputer jenis baru yang berbeda secara mendasar jika dibandingkan dengan komputer sekarang. Jika komputer sekarang hanya dikenal 4 kemungkinan bit yakni 00, 01, 10, dan 11 maka pada komputer kuantum punya istilah Qubits (Quantum bits) yang terdiri dari 0,1, dan sebuah nilai yang disebut superposisi yakni nilai yang bisa 0 dan bisa 1. Hasilnya quantum komputer akan lebih cepat memproses data yg masuk. Dari 3 tahunan menjadi 1 hari saja. Kalau project ini sukses, maka kemampuan otak manusia akan disamai oleh komputer PC tahun 2020.<br /><br /><b>7. GPS Pribadi</b><br /><br /><img src="http://tech19.files.wordpress.com/2009/12/gps.jpg?w=181&h=138" alt="" border="0" /><br /><br />Meski sistem GPS lahir di dunia militer dan tidak terlalu dominan mewarnai hidup kita sehari-hari, namun GPS adalah penemuan dekade ini yang juga penting. Dengan sistem <a href="http://jopiesihebadnih.blogspot.com/" target="_blank">GPS</a> kita bisa melacak keberadaan object atau barang hilang dengan ketepatan 3 meter dengan sebenarnya. Terlebih dengan adanya aplikasi GPS gratis dari Google, maka GPS akan semakin mewarnai kehidupan umat manusia sehari-hari. Aplikasinya juga amat luas, mulai alat penunjuk jalan dan penerbangan, kebutuhan militer, sampai game kucing2-an.<br /><br />Meskipun dimulai sejak era tahun 60-an, namun GPS bisa dianggap sebagai penemuan dekade ini karena mulai diaplikasikan secara luas dan pada tingkat pribadi pada tahun 2000-an. Pada tahun 2004, Qualcomm adalah perusahaan pertama yang meletakkan fitur GPS pada chip mobile phone. Dan pada tahun 2005, satelit pertama GPS akurasi 3 meter mulai diluncurkan.<br /><br /><b>8. Robot</b><br /><br /><img src="http://tech19.files.wordpress.com/2009/12/asimo.jpg?w=182&h=139" alt="" border="0" /><br /><br />Mirip dengan GPS, robot juga merupakan penemuan yang berevolusi sejak lama. Diawali pada abad ke satu (!) namun robot yang mampu menirukan gerak-gerik manusia secara hampir sempurna baru lahir pada dekade ini, yakni robot Humanoid<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/ASIMO" target="_blank"> Asimo dari Honda.</a><br /><br /><b>9. Flash Disk dan turunannya</b><br /><br /><img src="http://eritristiyanto.files.wordpress.com/2009/11/usb-flash-disk-mb2.jpg" alt="" border="0" /><br /><br />Era Compact Disk dan (apalagi) disket mulai berakhir di penghujung tahun 2000-an. Hadirnya USB Flash Disk menggantikan peran mereka sebelumnya. Saat ini kita bisa membawa sekitar 40 GB data di saku baju dengan ukuran alat yang lebih kecil dan sekuritas yang lebih baik pula.<br /><br />Dengan semakin kecilnya ukuran data storage, beberapa fungsionalitas juga telah ditambahkan di dalamnya. Misalnya koneksi internet (3G), sound recorder, MP3/MP4 player, juga komputer saku. Jadi akhirnya inovasi flash disk memungkinkan inovasi berikutnya. Bayangkan membawa iPod dengan harddisk di dalamnya. Berat.<br /><br /><b>10. Mobil Listrik</b><br /><br /><img src="http://www.wartakota.co.id/upload/photo/2009/08/22/36305fe41972c777bd2e6f6b6a26fcec.jpg" alt="" border="0" /><br /><br />Meski baru beberapa pabrikan yang meluncurkannya, namun ke depan kami yakin <a href="http://www.allcarselectric.com/" target="_blank">mobil listrik segera menjadi fenomena</a> yang tak terhindarkan. Honda, Toyota, dan beberapa pabrikan China telah memulai era baru permobilan ini dengan membuat mobil Hybrid (gabungan mesin bensin dan motor listrik) dan mobil listrik murni.<br /><br />Era mobil listrik tidak hanya akan merubah wajah dunia permobilan, namun juga wajah dunia secara keseluruhan. Dunia yang saat ini menghadapi situasi dilematis untuk mengakhiri era minyak yang polutif.<br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-2994591361939965162011-04-16T01:17:00.000-07:002011-04-16T01:18:18.052-07:00ITB Siap Kembangkan Robot Pencari Korban Bencana<div style="text-align: justify;" id="post_message_1381364"> Para pencari korban seringkali terkendala oleh sulitnya medan dan terbatasnya tenaga pencari korban bencana. Hal ini yang mendasari ITB untuk mengembangkan robot pencari korban bencana.<br /><br />Dalam kesempatan berbincang dengan detikINET, peneliti robot sekaligus dosen Sekolah Teknik Elektro & Informatika (STEI) ITB, Kusprasapta Mutijarsa, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengembangkan robot yang bisa membantu mencari korban bencana.<br /><br /><a href="http://shareimage.org/" target="_blank"><img src="http://shareimage.org/images/9jjbn0y7is0ckycdzm4t.jpg" alt="" border="0" /></a><br /><br />"Kita sedang kembangkan robot yang bisa mencari korban bencana," kata pria yang akrab dipanggil Soni ini.<br /><br />Menurut Soni, alasan pihaknya mengembangkan robot ini tercetus dari bencana gempa bumi di Bantul, Yogyakarta beberapa tahun silam. Dia mengatakan saat ini banyak korban yang tidak dapat diselamatkan karena sulit ditemukan. Sulitnya medan serta terbatasnya tenaga pencari korban bencana menjadi penyebabnya.<br /><br />"Saat mencari korban, tenaga pencari korban kesulitan mengetahui lokasi. Karena tertimbun materil atau juga lokasinya sulit diketahui. Dengan robot kita bisa mencari ke lokasi-lokasi yang sulit dijangkau manusia," katanya.<br /><br />Robot tersebut nantinya akan dilengkapi dengan kamera yang memiliki transmiter sehingga bisa melihat ke dalam reruntuhan ataupun kondisi korban. Sehingga bisa dilakukan langkah-langkah evakuasi yang tepat.<br /><br />Tak hanya itu, dimensi robot pun didesain sekecil mungkin namun cukup untuk membawa peralatan P3K atau bahan makanan. Sehingga korban bencana bisa mendapatkan pertolongan pertama dan mampu bertahan hidup sebelum akhirnya dievakuasi.<br /><br />"Dimensinya, panjang 30 cm, lebar 20 cm dengan tinggi 15 cm. Dibuat sekecil mungkin agar robot tersebut mampu masuk kecelah-celah reruntuhan. Tapi robot ini juga bisa membawa peralatan P3K dan bahan makanan. Sehingga sambil menunggu proses evakuasi oleh tim evakuasi, si korban bisa bertahan hidup terlebih dulu," jelasnya.<br /><br />Disinggung sudah sejauh mana pengembangan robot tersebut, Soni mengaku saat ini robot tersebut sudah ada prototypenya. Robot ini akan dilengkapi sensor ultrasonic yang memungkinkan robot berjalan dan tidak menabrak. Namun Soni belum memastikan apakah robot tersebut akan menggunakan mekanisme kaki atau roda untuk bergeraknya.<br /><br />"Tidak tahu. Kita coba semuanya, mana yang terbaik. Sekarang sih masih pakai roda dengan menggunakan sabuk. Seperti roda tank. Masih banyak yang harus kita perhitungkan. Seperti bagaimana kalau robot ini jatuh, terus posisinya terlentang. Bagaimana balik laginya? Itu kan harus dipikirkan benar-benar. Karena lokasi bencana adalah lokasi yang tidak dapat kita duga," paparnya. </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-90736966870343748362011-04-16T01:15:00.000-07:002011-04-16T01:16:51.521-07:0010 Penemuan Sains Terbaik Dunia<div style="text-align: justify;">Para ilmuwan dari berbagai bidang seperti kimia, astronomi, biologi, arkeologi, dan palaentologi telah berhasil menemukan fakta-fakta spektakuler dalam sains. Berikut ini adalah penemuan sains terbaik sepanjang tahun 2010 yang dipublikasikan oleh Majalah Times. Di antara daftar penemuan terbaiknya, terdapat satu penemuan yang merupakan keberhasilan ilmuwan asal Indonesia.<br /><br /><img src="http://www.morzing.com/foto/2011/01/06/med_0601110205_10-penemuan-sains-terbaik-dunia-tahun-2010.jpg" alt="" border="0" /><br /><br />1. Dinosaurus Bertanduk<br />Bulan September tahun 2010, para ilmuwan resmi menamai satu golongan baru dinosaurus yang disebut Kosmoceratops. Berat badan golongan dinosaurus tersebut mencapai 2500 kilogram. Dan, yang membuatnya unik adalah adanya 15 buah tanduk di kepalanya.<br /><br />Kosmoceratops sebenarnya telah ditemukan pada tahun 2007, namun para ilmuwan baru bisa mengidentifikasinya tahun ini. Golongan dinosaurus itu diduga hidup 76 juta tahun yang lalu di wilayah yang kini dikenal dengan nama Utah, Amerika Serikat.<br /><br />2. Muons dan Pembentukan Alam Semesta<br />Para ilmuwan mengatakan bahwa jumlah materi dan anti materi yang dihasilkan sebelum big bang haruslah berbeda. Hanya perbedaan itulah yang memungkinkan terciptanya semsta.<br /><br />Sebelumnya, perbedaan itu hanya mungkin dalam teori. Hingga tahun ini, percobaan partikel di Fermilab menemukan bahwa muons (partikel sub atomik seperti halnya elektron) yang dihasilkan memiliki kelebihan 1% anti muons.<br />Perbedaan muons dan anti muons tersebut memang tidak terlalu banyak. Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa jumlah itu cukup untuk memacu terciptanya semesta.<br /><br />3. Bulan Lebih Basah Daripada Sahara<br />Misi Lunar Crater Observation and Sensing Satellite (LCROSS) berhasil menemukan keberadaan air di bulan, tepatnya di wilayah kutub selatan bulan. Jumlah air di permukaan bulan yang ditemukan dalam riset tersebut sangat mengejutkan, lebih dari 50% dari yang diharapkan.<br /><br />Air yang terdapat di kutub selatan bulan itu terdapat dalam bentuk es yang tercampur dengan materi lain. Para peneliti mengatakan, es tersebut bisa diolah menjadi air murni. Hl itu bisa menghemat biaya misi pendaratan ke bulan sebab tak perlu membawa air dari bumi.<br /><br />4. Piramid Mexico Teotihuacan<br />Para arkeolog yang meneliti Piramid Mexico Teotihuacan berhasil menemukan koridor selebar 12 kaki lengkap dengan bagian atapnya. Dengan penemuan koridor tersebut, para arkeolog berharap bisa mengetahui jalan menuju pemakaman para rabi atau pemimpin agama dalam peradaban Mexico tersebut.<br /><br />5. Gen Penyebab Penuaan<br />Mengapa orang-orang tertentu tampak cepat tua? Para ahli genetika menemukan bahwa hal tersebut disebabkan oleh ulah gen TERC. Gen tersebut menentukan panjang telomer, semacam tutup yang terdapat pada ujung kromosom.<br /><br />Orang pembawa gen itu akan cenderung mengalami penuaan lebih cepat sebab telomernya akan memendek lebih cepat. Orang yang membawa satu copy gen itu misalnya, akan tampak sama tua dengan orang yang 3-4 tahun lebih tua darinya. Penelitian tentang gen TERC itu dipublikasikan dalam Jurnal Genetics.<br /><br />6. Planet Ekstra Surya<br />Para peneliti menemukan bahwa terdapat banyak sekali planet di luar tata surya. Salah satunya adalah planet HIP 13044b yang ditemukan oleh Astronom asal Indonesia, Johny Setiawan. Planet tersebut sebenarnya merupakan planet ekstra surya tetapi masuk ke galaksi Bima Sakti.<br /><br />Penemuan planet ekstra surya lainnya adalah adanya 7 planet yang mengorbit pada bintang HD 10180. Sementara, penemuan planet lainnya yang juga memukau adalah Gliese 581g, planet ekstra surya dikatakan mengorbit bintangnya pada jarak yang tak terlalu pnas ataupun dingin, seperti bumi mengorbit matahari.<br /><br />7. Metamaterial<br />Penemuan ini dilakukan oleh Profesor Martin McCall dan Imperial College, London. Metamaterial yang dibuat dikatakan bisa "mengaduk" aliran energi elektromagnetik. cahaya yang melewati metamaterial tersebut akan terhambur secara tidak merata, membentuk gap antara ruang dan waktu.<br /><br />8. Penemuan Australopithecus Sediba<br />Para ilmuwan menemukan fosil Australopithecus sediba, sebuah spesies manusia purba di wilayah Malapa, Afrika Selatan. Fosil tersebut diduga berasal dari masa 2 juta tahun yang lalu.<br /><br />Para palaentolog menduga, fosil tersebut berkaitan dengan fosil manusia purba Homo erectus yang secara evolusioner kemudian berkembang menjadi Homo sapens atau manusia modern. Penemuan spesies ini, menurut para ilmuwan, bisa melengkapi data evolusi manusia.<br /><br />9. Ununseptium Unuseptium<br />yang untuk sementara dinamai unsur ke 117 merupakan kombinasi antara isotop berkelium dan kalsium yang diciptakan para ilmuwan di Dubna, Rusia. Para fisikawan mengatakan bahwa unsur ini bisa menunjukkan "island of stability", dimana unsur yang terberat bisa bertahan selama berbulan-bulan.<br /><br />10. Rahasia Kucing Menyeruput Susu<br />Para ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Virgiania Tech dan Princeton University menemukan rahasia cara kucing menyeruput susu. Mereka menemukan bahwa ketika kucing akan minum, lidahnya menjulur terlebih dahulu mebentuk huruf J.<br /><br />Akibat kemampuan tersebut, kucing tak harus memasukkan seluruh lidahnya ke wadah susu. Bentuk huruf J memungkinkan terbentuknya lajur susu di antara lidah yang bergerak dengan permukaan cairan. Ketika kucing menutup mulut, susu pun bisa diminum tanpa mengakibatkan dagu menjadi basah.<br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-64012449761571092942011-04-16T01:13:00.000-07:002011-04-16T01:36:52.452-07:00Kapal Layar Pertama Bertenaga Matahari<div align="center"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifDlYtk7_l3kWqTPrpW0R9w8IQXcIdBb3MA6blK_e29NL20KuN2R54NN4AWDMk-jDht4CzgXT4tITA-3E7fZq4FVnFcUvv2STrdA2SYzWQcj-qyl8hklocPt0rfVdBkwge_WDRHzldUL0/s1600/1a-1.jpg" alt="" border="0" /></div><br /><div style="text-align: justify;">FOSCAT-32 (Folding Solar Catamaran) adalah kapal layar lipat yang akan membantu anda menjelajahi bermil-mil luas lautan dengan memanfaatkan energi alam dari angin dan matahari. Kapal ini mendapatkan peringkat tertinggi pada kinerjanya karena menggunakan sistem yang ringan. Dengan kapasitas navigasi unutk menghadapi semua cuaca, Foscat-32 adalah kapal yang hampir tidak mengeluarkan emisi yang artinya adalah ramah lingkungan. Ini kapal layar yang cepat akan terbukti menjadi pilihan rekreasi dan olahraga. FOSCAT mempunyai panjang 32 meter dan tinggi 52 meter. Ia memiliki panel surya yang merupakan lapisan ganda jenis 95 m2. Panel ini ditempatkan pada tiang utama dan memiliki dua motor listrik yang ditempatkan pada lambung.<br /></div><br /><div align="center"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2_iCoVtoavv2DsCh2seI1A9KXCi3s5olZPl7bgMPpJ9AwdGmmFo50NwFTYyZ3HQOCNdK3m0Q_QIadqjjcPODPs1Peg_u_1J0LJTQBHVdd3J2bfjzPyG1mXeJkG5er-j9r2649CDtPIOs/s1600/1a-2.jpg" alt="" border="0" /></div><b><br />Keunikan</b><br /><br /><div style="text-align: justify;">Peningkatan teknologi Hybrid dalam kelautan adalah salah satu sistem terbaik yang dicapai, yaitu penggabungan antara kekuatan matahari dan angin dengan mengurangi CO2 hampir nol selama berlayar. Sistem ini juga memberikan kontribusi untuk energi terbarukan dengan menggunakan layar, serta, tenaga surya dan energi angin dalam pemakaiannnya. Transportasi Masa Depan adalah kendaraan yang diciptakan dengan menggunakan teknologi canggih, dengan bentuk yang futuristis, tapi menghasilkan energi yang dapat diperbaharui. FOSCAT dirancang dengan sedemikian rupa hingga dapat menyediakan kinerja tinggi dan solusi cepat berlayar.<br /><br />FOSCAT adalah konsep alternatif baru kapal layar yang tidak mengkonsumsi bahan bakar. Sebaliknya, dia menggunakan energi alternatif dan salah satu simbol alternatif baru untuk meningkatkan kesadaran tentang penggunaan sumber daya berkelanjutan di laut. Karena berlayar merupakan kegiatan rekreasi yang tidak memiliki efek buruk pada lingkungan. Dengan memakai konsep energi ramah lingkungan dan kendaraan tanpa polusi, FOSCAT meningkatkan kesadaran para pelayar tentang masalah lingkungan.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">FOSCAT adalah kapal generasi baru yang mendorong peningkatan tanggung jawab akan lingkungan yang didukung akan fakta kapalnya yang aman, stabil, desain ramah lingkungan dan kemampuannya yang luar biasa. Bentuk lambung FOSCAT yang unik membuat kapal mudah menghadapi gelombang besar. FOSCAT adalah salah satu kapal lipat pertama yang dapat dengan mudah dilipat didermaga atau dipantai.<br /><br /><b>Teknologi</b><br /><br />Teknologi bahan yang inovatif dan teknik konstruksi baru digunakan untuk mengurangi berat badan dan hidrodinamika sementara resistensi memaksimalkan kinerja dan daya tahan. Semua persyaratan-persyaratan teknis itu harus dimasukkan ke dalam bentuk baru yang dinamis dan juga memberikan daya tarik visual dan kualitas secara keseluruhan. Kapal ini dapat menangani kondisi cuaca apapun dalam kemampuan fleksibilitas yang tinggi berlayar.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Lambung kapal dibangun dengan teknik cetakan berbahan serat yang efektif untuk penggunaan jangka panjang. Teknik ini tidak hanya memberikan fleksibilitas yang luar biasa dan ketahanan dari gelombang, tetapi juga menyediakan stabilitas yang dinamis. Kulit lambung terbuat dari campuran komposit serat karbon lapisan ganda dan getah tumbuhan. Badan lambung dilapisi dengan busa karbon yang menciptakan panel karbon simetris. Metode ini menciptakan struktur tubuh yang ringan, komposit yang kuat, sangat tahan lama dan cocok dengan bentuk yang diperlukan. Badan kapal dibuat dengan lapisan epoxy primer.<br /><br />Selain itu, kapal ini menyediakan lapisan anti ultra-violet di atas permukaan air. Kapal hybrid ini bergerak dengan memanfaatkan layar dan menggabungkan dua sumber energi yang paling berlimpah di alam: tenaga surya dan angin. Penggunaan tenaga angin memungkinkan untuk berlayar tanpa gangguan sepanjang hari dan malam hari. Panel sel surya mengisi baterai untuk menyalakan motor listrik (DC 2 x 4 HP) dan mendorong baling-baling disisi tabung. Motor di kedua sisi perahu ditempatkan sedemikian rupa sehingga kinerja navigasi dimaksimalkan. Kapal dapat dengan mudah berubah arah dengan menggunakan dua motor listrik sehingga bisa mundur dan maju.<br /></div><br /><b>Kelebihan</b><br /><br /><div align="center"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTLwG_P1nPgZfnkI4NmwHBLuffY7amvNi-gvGWH4MlU81zzA7Myvq9suH1mJ1wqTHPDWu8XOhMMX8e1k4zjCexQgdhYZnWuuTf0zFLjAmB3N2S1jD1AIhSxYNreufZ2fR0rMEigX41S_E/s1600/1a-5.jpg" alt="" border="0" /></div><br /><div style="text-align: justify;">Jadi, bisa dikatakan bahwa FOSCAT adalah kapal layar pertama yang memakai sistem hybrid yaitu menggunakan dua energi alam yang dapat diperbaharui yaitu angin dan sinar matahari, selain itu rancangan dan bahan-bahannya merupakan teknologi baru dan ramah lingkungan. Kelebihan unik lainnya adalah kapal layar ini dapat dilipat menjadi kecil sehingga mobilitas menjadi tinggi. Apabila di darat mudah dibawa, apabila akan dipakai di air kapal ini dapat dirakit sedemikian rupa.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-28251799153357117032011-04-16T00:36:00.000-07:002011-04-16T01:12:06.077-07:0010 Teknologi Karya Anak Bangsa Yang Membuat Bangga Indonesia<strong></strong>1. Panser Anoa<br /><div id="post_message_1381508"><br /><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtQXbbBAflt_ggK7AzrUro93RIdT6uJ0v5D8RUnP_4OswbE7j4ZMOpeNuMOthDjPxx7OR2qvfD1HLcHKFVd9WkMYrnPcVROayhVTrqb5XmomJxVd6ZWG4yhkT8X-M8nzl3x2-kzqpx8A0/s400/anoa_pindad_gambar_1.jpg" alt="" border="0" /><br /><br /><div style="text-align: justify;"> Namanya terilhami dari mamalia khas Sulawesi, Anoa tampilannya tidak kalah dengan buatan Eropa. Kelahirannya disiapkan untuk mewujudkan kemandirian di bidang alutsista oleh Departemen Pertahanan dan PT Pindad. Panser beroda 6 ini mampu melaju hingga kecepatan 90 Km/jam. Mampu melompati parit selebar satu meter dan menanjak dengan kemiringan sampai dengan 45 derajat. Panser ini dilapisi baja anti peluru yang apabila diberondong dengan AK47 atau M-16 dijamin tidak akan tembus.<br /></div><br />2. Pesawat Gatotkaca N-250<br /><br /><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE170_V2bY4MWpfS6_ntcQQsivlXBAqizrZ6x3nEMR8LXdiuIOdGnd7kLsnUXXByICpIactI8RvG6GJCjKUt3ylx01IA6JFDWa55erfDixHM8Ir7Wk308C8DPlygeJhAJQCBPHz7eX4zk/s1600/pesawat-gatotkaca-n-250-2.jpg" alt="" border="0" /><br /><br /><div style="text-align: justify;"> Pesawat ini adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT. Dirgantara Indonesia) Diluncurkan tahun 1995. Kode N artinya Nusantara, menunjukan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industry penerbangan di Indonesia. Pesawat ini diberi nama Gatotkaca dan primadona IPTN merebut pasar kelas 50-70 penumpang.<br /></div><br />3. KRI-Krait-827<br /><br /><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfkQ0ToWBbmln5Gzucee_fwT2ssSepueEJuMy9zRMe_z5Ft1NzxOTlzEGHg5kY1pjQsaA3LM8DTnYZhlljVD89_RHRicYSHHder6N90MrNeN2syQHiDSoKLAjnLaebfRGl5BGO7n_AAKE/s1600/KRI+827+Krait+2.jpg" alt="" border="0" /><br /><br /><div style="text-align: justify;"> Kapal perang ini merupakan hasil saling tukar ilmu antara TNI AL lewat fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan) Mentigi dan PT Batan Expressindo Shipyard (BES), Tanjung Guncung. Dikerjakan selama 14 Bulan dan 100 % ditangani oleh putra-putri Indonesia. Berbahan baku aluminium, bertonase 190 DWT dengan jarak jelajah sekitar 2.500 Mil. Dilengkapi dengan radar dengan jangkauan 96 Nautical Mil (setara 160 Km) dengan system navigasi GMDSS area 3 dengan kecepatan terpasang 25 Knots.<br /></div><br />4. Smart Eagle II (SE II)<br /><br /><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioLk53OLyk3rPNqK980tiZN-tRuZMVsxQrWDBUHpAn7Co-mkfCqxOZkf_fxnHltbVGZNBQMqgjLh2oruR1jmHt__OOO4ghu2dx8zliLIdrHXDIAgYeg3jobVguZnmy1bDm1gIhb2aDnRE/s1600/resizeofresizeofaviatorap7.jpg" alt="" border="0" /><br /><br /><div style="text-align: justify;"> Merupakan Prototype pertama UAV (Unman Aerical Vehicle) yang dibuat PT. Aviator Teknologi Indonesia guna kepentingan intelegen Indonesia. SE II menggunakan mesin 2 tak berdiameter 150cc, mampu terbang hingga 6 Jam. Dilengkapi dengan colour TV Camera. Mampu beroperasi dimalam hari dengan menggunakan Therman Imaging (TIS) kamera untuk opsi penginderaannya.<br /></div><br />5. Mobil Arina-SMK<br /><br /><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr4n9r9feWrskTZ5IQxmSIsyb1EHKvLoWa4TR7ozp_am7VN4NxrPi7GlJWd1MD9cb3PB7h9misLkdwt9P_kgt71WxxkvTSXD90A9JwEPf8xZd_j25ybD7qzmwfv23xDBum9W2T5BYBJio/s1600/mobil-arina1.jpg" alt="" border="0" /><br /><br /><div style="text-align: justify;"> Mobil ini dirancang menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150cc, 200cc dan 250cc. Konsumsi bensin hanya 1 liter untuk 40 km. Panjang 2,7 meter, lebar 1,3 meter dan tinggi 1,7 meter sehingga bisa masuk jalan dan gang yang sempit. Dinamakan Arina-SMK karena pembuatannya bekerja sama dengan Armada Indonesia (Arina) dengan siswa-siswa SMK.<br /></div><br />6 senjata baru buatan Indonesia<br />Patutlah Kita Bangga Terhadap Indo Yang Sedang Maju Di bidang Militer<br /><br /><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPw-DYd7iFxg05-v3zduDtT388eLKDh-9IAzT9B7NcojgUfrwBeiC-Bx0WF2g5aBZ9vxxVHQaE-Czczr9wKqPKk7-FxMeLTSVKeimU27IsMjE_1I-sACc8AG8_64k8YyW5ZeZ0tVLuM44/s1600/997b_hg0klmpo.jpg" alt="" border="0" /><br /><br />7. Chip Asli Buatan Indonesia<br /><br /><img src="http://teknopreneur.com/sites/default/files/imagecache/main/image/xirka_chipset.jpg" alt="" border="0" /><br /><br /><div style="text-align: justify;"> Chipset Wimax Xirka, sebuah chip yang dibuat oleh orang Indonesia asli, Bukan usaha mudah memang membuat chip dengan kompleksitas yang cukup tinggi. Xirka yang dikawal beberapa engineer Indonesia ini mulai dikembangkan pada 2006.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;"> Chipset ini terdiri dari dua spesifikasi, yakni Chipset Xirka untuk Fixed Wimax dan Chipset Xirka untuk Mobile Wimax. Untuk fixed wimax telah diluncurkan pada Agustus tahun ini. Sedangkan mobile wimax rencananya diluncurkan pada quartal keempat 2009.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;"> Produk asli buatan Indonesia ini diluncurkan langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Kusmayanto Kadiman. Beliau menjelaskan, seluruh komponen di dalam Xirka merupakan buatan Indonesia. Operator yang memberikan layanan Wimax wajib menggunakan Xirka.<br /></div><br />8. PC TABLET WAKAMINI<br /><div style="text-align: justify;"> Wakamini adalah komputer tablet seratus persen buatan Indonesia dengan harga yang bisa dijangkau siapapun, Rp3.599.000.<br />Dari sisi layarnya, desain komputer tablet lokal ini tergolong unik yang dapat diputar 180 derajat, berukuran 10 inchi dan memiliki empat varian warna; coklat, merah, hitam dan biru.<br />Sistem operasinya menggunakkan Windows 7 Home Premium dan Ultimate, dengan layar sentuh.<br />Wakamini dibekali dengan prosesesor Intel Atom N450 berkecepatan 1,66 Ghz,RAM (Random Access Memory) sebesar 1 GB DDR2, Ruang penyimpanan 250 GB, sedangkan bobotnya 1,35 KG dengan Wifi “4 in 1″ card reader dan 1,3 MP Webcam dengan batrai berdaya tahan tiga jam.<br /></div><br />Tablet pc zyrex wakatobi mini 963<br /><br /><div style="text-align: justify;"> Sementara Wakatobi berukuran lebih mungil dan didesain untuk anak-anak, hanya 8,9 inchi. Desain layarnya juga unik, demikian pula harganya yang cukup menarik Rp2,999.000 per unit atau termurah di kelasnya. Tapi berbeda dari saudaranya, Wakatobi tidak mendukung fitur multi touch. Prosesor Wakatobi adalah Intel Atom N270 berkecepatan 1,6 Ghz, dengan RAM 1 GB DDR2. Bobotnya hanbya 1,25 kg.<br /></div><br />9. ROBOT TEMPUR<br /><div style="text-align: justify;"> Lembaga Pengkajian Teknologi (Lemjitek) TNI AD, Karangploso, Kabupaten Malang, mampu menciptakan robot tempur.<br /></div><br /><img src="http://indonesiaproud.files.wordpress.com/2009/11/robot-tni.jpg?w=300&h=232" alt="" border="0" /><br /><br /><div style="text-align: justify;"> prototype robot tempur ini sudah beberapa kali diujicobakan,dan mampu menempuh jarak hingga 1 km dari pusat kendali. ”Ukurannya 1,5 m kali 0,5 m dengan berat sekitar 100 kg. Robot ini memiliki mesin penggerak dua roda,dan mampu mengangkut beban hingga sekitar 150 kg, kecepatan maksimalnya bisa mencapai 60 km/jam,” terangnya. Robot yang diciptakan pada tahun 2009 dan belum memiliki nama ini, digerakkan dengan tenaga listrik dari dua baterei yang tersimpan di dalam bodi robot.<br /><br />Dua baterei ini memiliki kekuatan 36 volt yang berfungsi untuk penggerak, dan 12 volt untuk sistem kontrolnya. Gunawan mengaku, kondisi robot ini belum sepenuhnya sempurna karena baru selesai proses perakitannya, kemungkinan masih sekitar 70-80% dari kondisi ideal yang diinginkan.<br /></div><br />10. PELURU KENDALI<br /><br /><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm4NSaYAX5xJT1zWL__fUOMh8tiPKaNsRK_u0YK_0DoRvxru3COeKIJkSRI87KPrO4JhQ1UbTctKB4sAKm__rYsLIZsnTYt9MQwew3eEXtLesSFKeDGEK9aVSTU8RV6jOulhh6fHBhj8Q/s1600/rx420.jpg" alt="" border="0" /><br /><br /><div style="text-align: justify;"> Walaupun, roket RX-420 masih jadi pertimbangan Departemen Pertahanan, apakah mampu menjadi salah satu senjata penangkal di darat yang dapat diandalkan sehingga, Indonesia tidak memerlukan armada kapal atau senjata perang lainnya, selain faktor biaya yang dominan besar.<br /><br />ide produksi rudal dalam negeri mulai tercetus tahun 2005. Dana sebesar Rp 2,5 miliar digelontorkan untuk proyek pembuatan rudal pada tahun itu, dan bila itu terwujud Dephan akan menggandeng PT Pindad Indonesia, pabrik senjata dalam negeri yang melakukan penelitian hulu ledak kaliber 122 milimeter.<br /><br />Saat ini, LAPAN telah berhasil meluncurkan roket dengan kekuatan jarak tempuh 100 kilometer, dan memiliki kecepakatan luncur awal 4 kali kecepatan suara<br /></div><br /><b>Yang Lain Juga Baca...</b> <img src="http://forum.vivanews.com/images/smilies/mantap.gif" alt="" title="mantap" class="inlineimg" border="0" /> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-89508035507444227782011-04-16T00:31:00.000-07:002011-04-16T00:35:23.200-07:005 Ancaman Keamanan Internet di Tahun 2011<div style="text-align: center;"><img src="http://www.morzing.com/foto/2011/02/04/med_0402110725_computer-virus-bugs.jpg" alt="" border="0" /></div><div style="text-align: justify;"><br />Dengan melihat tren di tahun 2010, SecurityNewsDaily membuat prediksi 5 ancaman keamanan internet yang harus diwaspadai tahun 2011.<br /><br />Hacktivism<br /><br />Para hacker aliran ini tidak membobol demi uang. Mereka membobol karena tidak sepaham dengan korban mereka. “Hacktivism merupakan bentuk demonstrasi baru di dunia maya,” ujar Sean-Paul Correll, peneliti dari PandaLabs.<br /><br />Contoh kegiatan hacktivism adalah serangan DDoS–pengiriman data bertubi-tubi sehingga sebuah server situs web kewalahan melayani sehingga akhirnya berhenti bekerja–terhadap PayPal dan MasterCard pada bulan Desember karena kedua layanan finansial itu mengeblok transfer uang dari pengguna mereka ke WikiLeaks. Contoh lain adalah serangan DDos terhadap Motion Picture Association of America and the Recording Industry Association of America yang dilakukan oleh forum 4chan. Keduanya diserang karena membuat situs web The Pirate Bay ditutup.<br /><br />Perangkat pintar<br /><br />Popularitas ponsel pintar atau perangkat bergerak lain, seperti iPad, yang terhubung ke internet merupakan “mainan” baru bagi para penjahat. Target utama mereka, menurut perusahaan keamanan asal SecureWorks, adalah transaksi perbankan yang dilakukan lewat ponsel pintar atau perangkat pintar lain.<br /><br />“Di mana ada uang, di situ ada penjahat,” kata Patricia Titus, Vice President & Chief Information Security Officer dari Unisys.<br /><br />“Awan mendung”<br /><br />Cloud computing adalah salah satu tren berkomputer di tahun 2010. Data ditaruh di internet, bisa diakses kapan saja dan di mana saja asalkan ada jaringan. Sebuah solusi yang jadi titik cerah bagi beberapa bisnis. Tapi, awan bisa mendung, bukan?<br /><br />Contoh paling simpel adalah ditemukannya malware di tempat penyimpanan fileMalwarebernama Trojan-Dropper.Win32.Drooptroop.jpa itu mengkhawatirkan, demikian menurut peneliti dari Kaspersky Lab Vicente Diaz, “Karena tidak tampak pada link Rapidshare dan dapat mengecoh perangkat keamanan biasa.” Rapidshare.<br /><br />Ketika semakin banyak perusahaan menggunakan sistem komputasi di awan ini, SecurityNewsDaily memprediksikan banyak pula hacker berkutat di situ.<br /><br />Rekayasa sosial<br /><br />Sophos menyebutkan, bulan Desember lalu ada pesan palsu menyebar lewat Twitter. Pesan menipu pengguna komputer sehingga mereka percaya komputer mereka terserang virus sehingga mereka terdorong mengunduh antivirus palsu yang link-nya disertakan dalam pesan itu pula.<br /><br />Tipuan seperti ini bukan hal baru, tapi akan terus berlanjut di tahun 2011, bahkan dengan jumlah yang lebih banyak. “Sekitar 500 juta,” demikian sebut SecurityNewsDaily. Jumlah yang mirip dengan jumlah pengguna Facebook. “Rekayasa sosial lebih meyakinkan, lebih tak kentara, lebih luas penyebarannya, serta lebih profesional,” kata Baumgartner dari Kaspersky Lab.<br /><br />Salah satu faktor yang bakal berkontribusi di rekayasa sosial adalah layanan penyingkat URL. Layanan itu sering dipakai untuk mempersingkat URL panjang agar pas dengan situs web media sosial, seperti Twitter, yang membatasi jumlah karakter.<br /><br />Seorang siswa ilmu komputer bernama Ben Schmidt bereksperimen dengan situs web penyingkat URL buatannya. Proyek yang disebut “Evil URL shortener” itu tidak hanya mempersingkat alamat URL, tapi juga melakukan serangan dengan teknik DDoS. “Ini bukti kalau situs web penyingkat bisa membawa orang ke mana saja,” kata Schmidt.<br /><br />Stuxnet<br /><br />Stuxnet adalah nama sebuah malware tipe worm yang mulai menyebar pada Juni 2010 dan diprediksi akan tetap jadi momok pada 2011. Worm yang menyerang sistem yang menggunakan peranti lunak Siemens dalam sistem pengendali industri ini ditemukan menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir di Iran.<br /><br />Diperkirakan, Stuxnet dikirim oleh negara tertentu, bukan oleh individual. Internet merupakan tempat baru bagi para negara untuk berperang, kata peneliti, dan akan berkembang pada 2011.<br /><br />Contoh serangan yang dilancarkan oleh suatu negara lewat internet adalah serangan China ke Google dan 34 perusahaan lain pada Januari 2010. Serangan itu, menurut McAffee, sangat rumit.<br /><br />Dari semua ancaman yang muncul, apa yang bisa kita lakukan? Paling tidak: hati-hati.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-14557505059396521992011-04-16T00:28:00.000-07:002011-04-16T00:31:22.228-07:00Dua Robot Asal Bandung Siap Jadi Pendeteksi Bom<div style="text-align: center;"><strong></strong><img src="http://images.detik.com/content/2011/04/15/398/tim-itb-285-%28afz%29.jpg" alt="" border="0" /><br /></div><div style="text-align: justify;"> Bandung - Zarqun dan Yakut, dua robot ciptakan ITB yang minggu lalu menjadi juara dunia di 18th Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest, Hartford, Connecticut, Amerika Serikat akan dikembangkan menjadi robot-robot lain. Salah satunya menjadi robot pendeteksi bom.<br /><br />"Ini bisa dikembangkan menjadi apapun. Menjadi robot penjinak bom misalnya," tutur Syawaludin Rachmatullah, salah satu anggota tim robotika ITB yang ikut bertanding di kompetisi tersebut.<br /><br />Menurut Syawal, secara teknis robot-robot tersebut bisa dikembangkan menjadi robot yang akan membantu manusia. Untuk menjadi robot pendeteksi bom, robot-robot tersebut tinggal ditambahkan beberapa perangkat pendukungnya. Misalnya sensor ultrasonic, kamera dan material yang kuat<br /><br />Hal yang sama diungkapkan oleh Kusprasapta Mutijarsa, Dosen sekaligus Pembina Tim Robotika ITB. Menurutnya, robot-robot ciptaan timnya bisa dikembangkan menjadi robot militer, pendeteksi bom, ataupun kendaraan berbasis roda.<br /><br />"Pada dasarnya kemampuan robot tergantung dari program yang ditanamkan. Dan yang pasti robot ini harus bisa membantu manusia. Misalnya jika dikembangkan menjadi kendaraan berbasis roda, anggap saja mobil yang ada saat ini, saat menemui medan yang sulit maka mekanisme robot bisa diandalkan. Nanti keluar kaki-kakinya sehingga bisa menjelajah medan yang sulit. Ini kan mungkin saja," katanya.<br /><br />Sedangkan untuk pendeteksi bom, lanjutnya, robot tersebut tinggal ditambahkan sensor dan kamera. Robot ini akan mendeteksi benda yang dicurigai sebagai bom kemudian akan melakuan langkah-langkah yang perlu dilakukan.<br /><br />"Namun tetap saja peran manusia sangat besar. Bukan berarti robot ini yang akan menjinakan bom, tapi manusia yang melakukannya. Robot tersebut hanya mendeteksi dan menjadi pengaman jika ternyata benda yang dicurigai tersebut merupakan bom betulan. Sehingga tidak ada korban manusia disini," papar pria yang biasa dipanggil Soni ini.<br /><br />Pun demikian, Soni mengakui saat ini dari pihak kepolisian sudah menggunakan robot untuk mendeteksi bom. Namun masih menggunakan controller manual.<br /><br />"Saat ini sudah pakai robot. Tapi robotnya masih dijalankan pakai controller," tukasnya.<br /><br />ITB bersama dengan UGM dan UNIKOM berhasil menjadi juara dalam ajang kompetisi robot tingkat dunia di Amerika Serikat. Tim dari Indonesia memboyong juara untuk kategori Fire Fighting Berkaki (ITB), Beroda (UGM) dan RoboWaiters (UNIKOM).<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-91555712720088012042011-04-16T00:24:00.000-07:002011-04-16T00:27:42.204-07:0010 jenis produk teknologi dengan kategori terburuk<div style="text-align: justify;"> <strong></strong>C5:<br /></div><div style="text-align: justify;" id="post_message_1382240"><br />Kendaraan listrik ramah lingkungan pertama yang diproduksi massal dan diluncurkan tahun 1985. Dengan harga £399 anda hanya mendapatkan kendaraan berkecepatan maksimum 15mph, tanpa persneling, jarak kursi ke pedal gas yang tidak dapat diubah dan mesin yang akan overheat jika digunakan untuk menanjak di perbukitan.<br /><br /><br />Barcode Battler:<br /><br />Diluncurkan tahun 1991, Barcode Battler berusaha untuk bersaing dengan legenda lain saat itu, yaitu Sega Game Gear dan Nintendo Game Boy. Tetapi berbeda jauh dengan kedua legenda tersebut, Barcode Battler memiliki grafis dan audio yang berkualitas sangat rendah dan memainkannya adalah suatu mimpi buruk tersendiri. Konsepnya juga aneh, pemain dapat bertarung satu sama lain tetapi bukan sebagai karakter melainkan hanya berupa angka-angka di layar. Anda harus menggosokkan kartu khusus ber-barcode atau bahkan barcode dari produk sehari-hari ke konsol ini untuk bermain.<br /><br /><br />The Squircle:<br /><br />Produk dengan nilai terendah di CNET. co.uk Desain buruk, tanpa internal memori dan kualitas suara yang buruk membuatnya masuk jajaran produk terburuk. Pemutar MP3 ini harus digunakan bersama dengan sebuah kartu SD tambahan.<br /><br /><br />Gizmondo:<br /><br />Terlihat seperti versi hitam dari kepala Shrek bukanlah sesuatu yang menarik. Pada awal 2005 Gizmondo diluncurkan dan sebenarnya memiliki fitur menarik seperti kemampuan mengirim pesan teks, kamera digital dan bahkan fungsi GPS. Anda akan mendapatkan potongan ? dari harga aslinya £229 jika anda memperbolehkan Gizmondo untuk menayangkan iklan selama anda bermain (yang mereka sebut dengan istilah Smart Ads). Tetapi sayangnya justru game-gamenyalah yang tidak menarik. Setelah setahun peluncurannya, produsen Gizmondo yaitu Tiger Telematics, jatuh bangkrut, kini tidak ada lagi game yang dikembangkan, Smart Ads sudah tidak berfungsi lagi, dan Gizmondo kini hanya menjadi monumen kegagalan.<br /><br /><br />Tamagotchi:<br /><br />Diciptakan tahun 1996 oleh Aki Maita, Tamagotchi mennghasilkan keuntungan yang sangat besar untuk produsennya yaitu Bandai. Saat itu tamagotchi adalah mainan yang harus dimiliki anak-anak di seluruh dunia. Tetapi mengapa Tamagotchi dianggap sebagai produk terburuk? Karena Tamagotchi sangatlah mengganggu. Mainan ini mengganggu pelajaran sekolah di seluruh dunia, menyebabkan kegaduhan dan perkelahian, dan membangunkan anda di subuh hari untuk membersihkan kotoran digitalnya.<br /><br /><br />Apple Puck Mouse:<br /><br />Apple mempaketkannya dengan iMac G3 ditahun 1998. Mouse ini memiliki sebuah tombol yang sulit ditemukan dan anda tidak akan tahu kemana arah yang ditunjuk oleh mouse ini. Tetapi mouse ini memberikan sebuah terobosan baru, yaitu sebagai mouse pertama yang menggunakan konektivitas USB. Untunglah mouse ini dihentikan produksinya pada tahun 2000.<br /><br /><br />Atari Jaguar:<br /><br />Diluncurkan tahun 1993 untuk bersaing dengan konsol dari Sega dan Nintendo. Jaguar adalah kegagalan yang meyakinkan Atari untuk meninggalkan dunia hardware. Seharusnya menjadi mesin yang lebih superior dibandingkan saingan lainnya (saat itu Jaguar mengklaim dirinya sebagai satu-satunya konsol 64-bit), software Jaguar ternyata sulit untuk dikembangkan, sehingga hanya beberapa judul game saja yang diluncurkan untuk konsol ini. Para pengguna juga mengeluh tentang betapa sulitnya menggunakan controllernya yang memiliki 15 tombol.<br /><br /><br />Amstrad E-m@iler Telephone:<br /><br />Ketika diluncurkan tahun 2000 harganya ?99 dan anda dapat menggunakannya untuk mengirim email tanpa harus menggunakan PC. Sebenarnya konsepnya sangat menarik tetapi telepon ini sangat sulit untuk digunakan. Lagipula sebagian besar orang sudah memiliki komputer dan perkembangan internet sudah menjadi sangat luar biasa. Telepon ini mungkin akan laku keras jika mereka meluncurkannya di tahun 1994 dimana komputer dengan modem masih sangat mahal dan web masih belum terlalu besar, tetapi sayangnya mereka telat 6 tahun.<br /><br /><br />Sony rootkit CD:<br /><br />Apakah anda membutuhkan CD lagu yang menginstall rootkit di PC anda? TENTU SAJA TIDAK. Di tahun 2005, Sony BMG ‘menanamkan’ Extended Copy Protection (XCP) dan software MediaMax CD-3 pada 102 judul CD audio. Konsumen yang membeli CD ini dan memutarnya pada komputer mereka akan terkena malware yang dikenal sebagai rootkit. Rootkit ini dapat menghindari deteksi anti-virus dan program sekuriti lainnya dengan bersembunyi di dalam OS komputer. Sony akhirnya mau bertanggungjawab atas hal ini, untuk cerita selengkapnya anda bisa melihatnya disini.<br /><br /><br />Windows Vista:<br /><br />OS apapun yang memprovokasi sebuah kampanye peluncuran kembali OS pendahulunya, layak dikategorikan sebagai teknologi yang buruk. OS apapun yang memiliki opsi downgrade ke versi sebelumnya (dalam kasus ini downgrade ke XP), layak dikategorikan sebagai teknologi yang buruk. OS apapun yang membutuhkan waktu pengembangan 6 tahun dan akhirnya dibenci oleh para profesional dan pecinta PC, layak dikategorikan sebagai teknologi yang butuk. Dan Windows Vista mengalami semua hal tersebut. Ketidakcocokannya dengan hardware dan penggunaan DRM yang berlebihan hanyalah beberapa kasus yang menyebabkan OS ini dimasukkan ke daftar kategori teknologi terburuk. </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-48029792313877987632011-04-16T00:00:00.000-07:002011-04-16T00:24:27.304-07:00Google Mulai Berinvestasi di Bidang Tenaga Surya<strong><br /></strong><div align="center"><img src="http://i.okezone.com/content/2011/04/11/56/444706/NdEn80Ainf.jpg" alt="" border="0" /></div><br /><div style="text-align: justify;"> BERLIN - Google telah melakukan investasi jutaan Euro pada sebuah bangunan tenaga surya yang berlokasi di luar kota Berlin, Jerman.<br /><br />Perusahaan internet raksasa tersebut mengatakan bahwa investasi tersebut merupakan proyek pertama mereka untuk bidang energi bersih di Eropa. Demikian seperti yang dikutip dari Net Imperative, Senin (11/4/2011).<br /><br />Google mengatakan kalau mereka akan menggelontorkan dana sebesar 3,5 juta Euro untuk pembangkit tenaga surya terbesar di Jerman, yang berlokasi di Brandenburg, daerah sekitar Berlin.<br /><br />"Sampai awal era 90-an, tempat tersebut digunakan sebagai tempat pelatihan militer Rusia. Kami senang kalau tempat itu sudah memiliki fungsi baru," tulis pihak Google di European Public Policy Blog.<br /><br />Google juga mengatakan bahwa tempat tersebut mampu menyediakan listrik bagi 5 ribu rumah di sekitar wilayah tersebut. Akan tetapi investasi tersebut masih membutuhkan persetujuan dari pihak berwenang di Jerman. Sebelumnya di Amerika Serikat Google juga telah berinvestasi dalam proyek tenaga angin.<br /><br />Pengumuman ini hadir setelah pemerintah Jerman sibuk mengurusi kebijakan akan tenaga nuklir, di tengah-tengah bencana nuklir yang kini sedang melanda Jepang.<br /><br />Sebelumnya, Kanselir Angela Merkel mengumumkan penambahan tiga bulan masa berlaku untuk 17 reaktor nuklir di Jerman, serta menunda tujuh pemeriksaan keamanan di reaktor-reaktor tersebut.<br /><br />"Semakin cepat Jerman menyingkirkan tenaga nuklir, semakin baik," ujar Kanselir Merkel.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-26194145505379249242011-04-15T23:58:00.000-07:002011-04-16T00:00:20.372-07:00<div style="text-align: center;"><img src="http://nationalgeographic.co.id/admin/files/daily/201104131033060_n.jpg" alt="" border="0" /></div><div style="text-align: justify;"><br />Manis, tanpa biji, kulitnya tipis dan mudah dikupas, serta dapat ditumbuhkan di padang pasir. Itulah jeruk sempurna... hasil rekayasa genetika.<br /><br />Departemen Plant Biology dari University of California di Riverside mengumumkan kesuksesan peneliti mereka membuat KinnowLS, jeruk hasil rekayasa genetika yang dibuat berdasarkan jeruk Kinnow yang biasa tumbuh di India dan Pakistan. Kinnow sendiri pun sebetulnya merupakan hasil rekayasa genetika oleh UC Riverside 10 tahun yang lalu.<br /><br />KinnowLS dibuat dengan memborbardir tanaman muda dengan sinar-X, sinar gamma, dan berbagai bahan kimia (ingat Hulk?).<br /><br />Jeruk ini belum akan dikomersialkan setidaknya sampai 5 tahun lagi karena saat ini masih dalam versi coba-coba. Beberapa pertanian di daerah panas di California sudah diberi izin untuk menumbuhkan pohon jeruk ini dan akan menghasilkan KinnowLS tiga tahun lagi.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-25820198752317319632011-04-15T23:56:00.000-07:002011-04-15T23:58:43.213-07:00Pesawat Tempur Pertama Buatan Indonesia<div style="text-align: justify;"> <strong></strong>apa sih pesawat KF-X ?<br /></div><div style="text-align: justify;" id="post_message_1380750"><br /><img src="http://riangold.files.wordpress.com/2011/04/kfx3.jpg?w=400&h=261" alt="" border="0" /><br /><br />Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso mengatakan, Indonesia menjajaki pengembangan pesawat tempur generasi 4,5. “Kalau F-16 itu generasi ke 4, kalau F-35 buatan Amerika itu generasi 5, ini ditengah-tengahnya, Sukhoi itu masih generasi 4,” katanya di sela perhelatan Bandung Air Show<br />proyek pembuatan<br /><br />Pesawat jet tempur KFX sendiri sebetulnya merupakan proyek lama Republic of Korea Air Force (ROKAF) yang baru bisa terlaksana sekarang. Proyek ini digagas presiden Korea Kim Dae Jung pada bulan Maret 2001 untuk menggantikan pesawat-pesawat yang lebih tua seperti F-4D/E Phantom II dan F-5E/F Tiger. Dibandingkan F-16, KFX diproyeksi untuk memiliki radius serang lebih tinggi 50 persen, sistim avionic yang lebih baik serta kemampuan anti radar (stealth).<br /><br />pemerintah Korea akan menanggung 60 persen biaya pengembangan pesawat, sejumlah industri dirgantara negara itu di antaranya Korean Aerospace Industry menanggung 20 persennya .pemerintah Indonesia 20 persen dan akan memperoleh 50 pesawat yang mempunyai kemampuan tempur melebih F-16 ini dan 100 pesawat untuk korea. Total biaya pengembangan selama 10 tahun untuk membuat prototype pesawat itu diperkirakan menghabiskan dana 6 miliar US Dollar.Pemerintah Indonesia akan menyiapkan dana US$1,2 miliar.<br /><br />penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia-Korsel itu sudah dilakukan pada 15 Juli 2010 yang lalu di Seoul-Korea Selatan.diharapkan pada tahun 2020 Sudah Ada Regenerasi Pesawat Tempur untuk kedua pihak<br /><br />spesifikasi<br /><br />KFX Spec:<br /><br />· Crew: 1<br /><br />· Thrust: about 52,000lbs (F414 class x 2)<br /><br />· Max Speed: about Mach 1.8<br /><br />· Armament:<br /><br />o M61 Vulcan<br /><br />o AIM-9X class short-range AAM(AIM-9X class) (indigenous, under development)<br /><br />o AIM-120 class beyond visual range AAM (not specified yet)<br /><br />o 500lbs SDB class guided bomb|KGGB (indigenous)<br /><br />o JCM class guided short range AGM (indigenous, under development)<br /><br />o SSM-760K Haeseong ASM (indigenous)<br /><br />o Boramae ALCM (indigenous, under development), or Taurus class ALCM<br /><br />o supersonic ALCM (based on Yakhont technology) (indigenous, under development)<br /><br />mengapa PT DI tidak membuat sendiri<br /><br />Membuat pesawat tempur jauh lebih kompleks daripada membuat pesawat penumpang karena ada tambahan sistem dalam sebuah pesawat tempur yaitu sistem kontrol senjata pada sistem avioniknya, disamping sistem mesin pendorong, sistem radar, dan struktur pesawat yang harus dirancang lebih kuat namun tetap lincah bermanuver di udara. Pesawat tempur KFX ini dirancang untuk masuk dalam kelompok pesawat tempur generasi 4,5 yang berarti harus mempunyai 6 kemampuan yaitu<br /><br />(1) kemampuan pesawat tempur untuk melakukan manuver ekstrim agar mendapat posisi serang paling menguntungkan (Air Combat Manuverability).<br /><br />(2) Pesawat tempur harus bisa terbang lincah sehingga harus menggunakan teknologi fly by wire untuk kontrol penerbangannya.<br /><br />(3) Penggunaan teknologi trust vectoring nozzles yang mampu mengubah-ubah arah semburan gas buang mesin jet agar pesawat tempur mempunyai kemampuan terbang dalam kecepatan rendah dan mampu melakukan belokan tajam.<br /><br />(4) Kemampuan untuk terbang jelajah pada kecepatan supersonik dalam waktu yang lama.<br /><br />(5) Radar pesawat tempur berkemampuan menjejak target diluar batas cakrawala atau beyond visual range<br /><br />(6) Kemampuan menyerap dan membiaskan pancaran radar atau teknologi stealth<br /><br />Jadi bisa dibayangkan seandainya PT. Dirgantara Indonesia dilibatkan dalam pembuatan pesawat tempur ini maka akan ada penguasaan teknologi kedirgantaraan baru paling tidak untuk pembuatan 50 pesawat tempur KFX yang akan dibeli Pemerintah Indonesia nantinya dari keikutsertaannya membiayai proyek ini. Penguasaan teknologi baru di bidang pembuatan pesawat tempur generasi 4,5 ini dapat menjadi modal dasar bagi PT. Dirgantara Indonesia untuk membuat pesawat tempur sendiri kelak dikemudian hari.<br /><br />Jadi untuk teknologi PT DI memang belum mampu untuk membuat secara mandiri. Selain ini butuh modal besar untuk melakukan riset sendiri namun jika besama korea maka teknologi kita akan dapatkan dengan sendirinya dan kelak dapat dikembangkan lagin untuk membuat pesawat tempur ciptaan sendiri<br /><br /><b>Yang Lain Juga Baca...</b> <img src="http://forum.vivanews.com/images/smilies/mantap.gif" alt="" title="mantap" class="inlineimg" border="0" /> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-33826370648856636592011-04-15T23:54:00.000-07:002011-04-15T23:56:29.222-07:00Tips Membuat Password Cara CIA & NASA<div style="text-align: justify;"> </div><hr style="color: rgb(209, 209, 225); background-color: rgb(209, 209, 225); margin-left: 0px; margin-right: 0px;" size="1"><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;" id="post_message_1109707"> Password sudah sering dibahas. Hasilnya? Kebobolan password makin sering terjadi. Sebuah hasil survey yang baru-baru ini dirilis oleh <i>ZoneAlarm</i> menunjukkan: 79% pengguna internet memakai password yang beresiko tinggi, misalnya, menggunakan data pribadi atau kata-kata yang umum dipakai.<br /><br /><img src="http://forum.vivanews.com/picture.php?albumid=827&pictureid=3647" alt="" border="0" /><br /><br />Berikut adalah 20 contoh password (secara berurut) yang paling sering digunakan sepanjang sejarah password:<br /><br /><img src="http://forum.vivanews.com/picture.php?albumid=827&pictureid=3648" alt="" border="0" /><br /><br />Disamping itu, 4% konsumen menggunakan berbagai varian dari kata “password”, 25% menggunakan salah satu kata dari namanya sendiri, dan 16% menggunakan nama orang lain.<br /><br />Berdasarkan banyak sedikitnya karakter yang dipergunakan dalam password:<br /><br />26% menggunakan 6 karakter<br />20% menggunakan 8 karakter<br />19% menggunakan 7 karakter<br />12% menggunakan 9 karakter<br />9% menggunakan 10 karakter<br />4% menggunakan 5 karakter<br />4% lainnya menggunakan 11 karakter<br />2% menggunakan 12 karakter<br />1% menggunakan 13 karakter<br /><br />Di sini terlihat bahwa sebagian besar orang menggunakan <b>6 karakter</b>.<br /><br /><b>Tips Membuat Password dari NASA</b><br /><br />Mengutip rekomendasi dari NASA, password yang aman minimal menggunakan 8 (delapan) karakter yang terdiri dari kombinasi:<br /><br />Hurup besar – <span style="color:Red;">ABCDEFGH…</span> (dst); dengan<br />Hurup kecil – <span style="color:red;">abcdefg…</span>(dst); dengan<br />Angka – <span style="color:red;">1234567890</span>; dengan<br />Karakter khusus - <span style="color:red;">!$@#^% &*</span>… (dst)<br /><br />Catatan: <i>Hal yang jarang dipikirkan orang adalah menggunakan blank (hanya dengan menekan space bar). Lagipula alat otomatis pelacak password tidak akan bisa mengenali blank (space bar). Tetapi, mungkin ini hanya bisa dipakai di komputer dan laptop atau device lain yang memiliki tombol space bar</i>.<br /><br /><b>Tips Membuat Password Kuat Tetapi Mudah Di Ingat cara CIA</b><br /><br />Perintah kepada seorang agen rahasia selalu menggunakan sandi (buku tentang cara kerja agen rahasia yang saya baca lebih banyak ditulis oleh veteran CIA). Tujuan penggunaan sandi adalah untuk menghindari resiko terbongkarnya rahasia bila perintah jatuh ke tangan agen rahasia lawan.<br /><br />Tahun 1985 kebelakang, perintah kepada seorang agen CIA yang lebih banyak beroperasi di luar Amerika, dikirim menggunakan jasa kurir cepat (jaman itu belum ada gadget) dalam bentuk surat. Perintah terbagi menjadi 2 bagian: Bagian pertama ditulis di kertas surat berupa angka dan karakter khusus. Sedangkan bagian kedua menempel disisi belakang perangko dengan ukuran super-micro (hanya bisa dilihat dengan kaca pembesar khusus).<br /><br />Saat perintah diterima, dengan metode tertentu, baris-baris angka yang di surat dikombinasikan dengan baris baris angka yang di balik perangko. Masing-masing angka mewakili satu huruf. Setelah semua angka diterjemahkan menjadi huruf, kemudian dilakukan penghapusan-penghapusan sehingga membentuk kata dan kalimat.<br /><br />Password tentu tidak perlu serumit sandi perintah CIA, tetapi bisa mengikuti prinsip kerjanya. Beriku adalah cara membuat password yang kuat tetapi mudah diingat, dengan mengadopasi cara kerja sandi CIA:<br /><br /><b>Langkah-1</b>. Buat beberapa kalimat yang mudah anda ingat. Misalnya: <span style="color:red;">aku mengenal aileen 15 tahun yang lalu. aku sangat mencintai dia</span><br /><br />Catatan: <i>Kalau takut lupa, mungkin bisa dicatat ditempat, lalu simpan di tempat yang aman</i>.<br /><br /><b>Langkah-2</b>. Pergunakan hurup pertama dari tiap kata yang sudah dibuat (tanda baca jangan dipakai). Dengan kalimat yang sudah anda buat pada langkah pertama, maka hasilnya menjadi: <span style="color:red;">ama15tylasmd</span><br /><br />Catatan: <i>Anda juga bisa mengambil hurup belakang saja. Yang ini sebaiknya jangan disimpan. Kalau takut lupa, bisa ditulis metodenya saja. Misalnya anda tulis: “depan” (jika mengambil huruf depan) atau “belakang” (jika mengambil huruf belakang). Lalu anda simpan ditempat yang berbeda</i>.<br /><br /><b>Langkah-3</b>. Tambahkan angka yang memiliki arti penting dan mudah diingat. Misalnya anda mengenal Aileen (istri/pacar anda) pertama kali tanggal 21 Januari 1996. Anda bisa tambahkan angka 21 dibelakang password yang anda buat dilangkah ke-2. Sehingga passwordnya menjadi: <span style="color:red;">ama15tylasmd21</span><br /><br /><b>Langkah-4</b>. Jika anda merasa belum cukup aman, bisa tambahkan karakter khusu seperti yang disarankan oleh NASA. Atau tambahkan ‘blank’ dengan menekan tombol spacebar seperti saran saya sebelumnya.<br /><br />Catatan: Cara kerja sandi CIA yang disebutkan tadi diatas adalah cara kerja yang dipakai dalam berbagai operasi intelligent di tahun 1985 ke belakang. Sedangkan untuk yang baru, pastinya tidak dipublikasikan. Kalau mau tahu, mungkin anda bisa training dan melamar kerja di CIA... <img src="http://forum.vivanews.com/images/smilies/komputer%20rese.gif" alt="" title="kompi rese" class="inlineimg" border="0" /><br /><br />Semoga bermanfaat. </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-43677321180674589602011-04-15T23:39:00.000-07:002011-04-15T23:53:58.119-07:00Pesawat Tercanggih Su-37 Flanker F<div> </div> <div class="smallfont"> <img title=":pengumuman:" class="inlineimg" src="http://forum.vivanews.com/images/icons/c050.gif" alt=":pengumuman:" border="0" /> <strong>Salah Satu Pesawat Tercanggih Su-37 Flanker F</strong> </div> <hr style="color:#D1D1E1; background-color:#D1D1E1" size="1"> <div id="post_message_1382521"> <div align="center"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMMJyKkbWIN5Oz0h3ecCKiFKnM9Xo5QeUy8L9RXUB-8WyH5wmo5CYNx_jmhomrqHLDrTvi0EjJj0w4wmdE3IoTE_Dkj4eIStwraK1P-VA78MLl37jCV5NOwobhzOY0NiD02MCyoPZ35Tw3/s1600/2.jpg" alt="" border="0" /></div><br /><div style="text-align: justify;"> Pesawat tempur dengan spesifikasi multi-peran besutan Rusia ini digadang-gadang sebagai seri Flanker yang paling luwes menari “Kobra Pugachev”. Flanker sendiri merupakan kode nama dari NATO dan merupakan pesawat buru sergap yang tangguh untuk segala cuaca.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;"> Proyek Su-37 Terminator ini juga dikenal dengan “Project 711” di mana setiap ada pameran kedirgantaraan yang melibatkan Rusia, pesawat dengan nomor sirip tegak 711 ini selalu ditunggu kemunculannya terutama dalam hal demonstrasi.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;"> Yang membuat pesawat Su-37 ini istimewa adalah dibenamkannya teknologi TVC (Thrust Vectoring Control) yang membuat semburan jet bisa diubah-ubah arahnya (tidak statis seperti jet kebanyakan). Inilah yang membuat Sukhoi Su-37 mampu membuat manuver “Cobra”, sebuah manuver yang menjadi trademark Su-37 berawal dari pesawat yang menanjak miring, pada satu titik tiba-tiba rebah ke belakang dan membuat satu putaran “U”, nyaris pada kecepatan nol! (bayangkan saja) Inilah yang disebut manuver Kobra Mematuk dan diam. Dengan TVC, semburan jet bisa diubah-ubah arahnya, tidak searah seperti jet biasa kebanyakan, yaitu ke belakang. Dorongan jet dengan demikian bisa lebih ke bawah, lebih ke atas, ke samping kiri, atau ke samping kanan. Kemampuan ini membuat Su-37 bisa membuat lingkaran penuh (3600) dengan jari-jari lebih kecil serta dengan kecepatan yang lebih lambat. Selain itu pesawat bisa terbang dalam ketinggian normalnya hanya dalam beberapa detik. Fenomenal!!!<br /></div><br /><div align="center"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVBqr7g_YlXs23awoQDXUdjmyau9RRw7IuIAg8_a642uyyhTYpM2jkM6zpEGv2vSDJx2rz59F9Nc6paR0T_5EqvtYFGOe4eM9cjzCfu2J-qi5iCqn4E73iL0_HS17kQMzRGQWlpYo_RgiL/s1600/su-37_terminator.jpg" alt="" border="0" /></div><br /><div style="text-align: justify;"> Jika Rusia melakukan inovasi untuk memperoleh gerak lincah dan manuver hebat, tidak demikian dengan Amerika. Di dukung dana yang besar, Amerika getol mengembangkan teknologi stealth (F-117 maupun B-2). Hasilnya sudah bisa dirasakan waktu Perang Gurun meski ada yang menyatakan kehebatan pesawat tersebut dilebih-lebihkan. Namun untuk tidak pucat pasi kedua kali, Amerika mencoba mengawinkan kedua teknologi itu pada pesawat F-22 Raptor. Pada hakikatnya, pesawat stealth tidak benar-benar menghilang seperti apa yang dilakukan David Copperfield terhadap Patung Liberty. Teknologi siluman itu dimaksudkan untuk mengacak radar sehingga sinyal yang kembali tidak utuh lagi. Dengan demikian penampakan di layar berkurang, bahkan bisa sama sekali tak tertangkap. Besar-kecilnya penampakan bergantung pada posisi relatif pesawat siluman terhadap radar pelacak.<br /></div><br /><div align="center"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBQ44x2TBGYRGUT2i9VRfGXXpm3zX2N1gx8lO8OZ4eM4f7EG0oK9nG_xX7QLPVEVbBmbRdtD8cpy1DwhVY-TJTHrHPgnQKnKzedwB6SCvSC7JPbe4FR0KbDAwxPbXnjNZR3ROeRKRnTs_e/s1600/1.jpg" alt="" border="0" /><br /><br /><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR-53jTfumbL2OIAiWUUxKJhXkR3WIdLsHnVx-6xv4VwH5-ELkhEVNHBbQFbPHOU8GGdTYxu7htw-7r6Bq0nH4yns_iSBdfUANfbmdbN7fv5diTOBvxo7JyGqLvMmqgeam7JKYE0X-EYvY/s1600/4.jpg" alt="" border="0" /><br /><br /><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCqHoKV_So-fWtBxXcQEraCBprV-1lAJ7tlVtRipp0mq6MgyeU_eatKa5oljPY2iLHiWnC5HueSRv9K0gL8hZJm5efS0VwC4-r27saQTh9QgsCqN4F8m4YuR4EjBUB3VbKviv_afr-Dair/s1600/3.jpg" alt="" border="0" /></div><br /><div style="text-align: justify;"> Meski tanpa sentuhan teknologi stealth, Su-37 tidak bisa dipandang sebelah mata. Inilah awal kebangkitan Rusia dalam dunia kedirgantaraan. Kehadirannya di Farnborough International 1996 sempat membuat panitia kelabakan ketika pilot ujinya ingin mendemonstrasikan dua manuver andalannya. Panitia khawatir kinerja Su-37 tersebut bisa menurunkan pamor Eurofighter-2000. Teknologi stealth memang mengagumkan, meski dari sudut pandang aerodinamis tidak menarik. Su-37 diklaim sebagai “The First Plane of The 21st Century” oleh para insinyur di Biro Desain Sukhoi. Rusia masih setia dengan konsep manuver, sedangkan Amerika mulai khawatir dengan stealth-nya sehingga mulai memasukkan unsur manuver ke dalam pesawat tempur masa depannya (F-22 Raptor). Masa depan pesawat tempur memang terletak pada inovasi-inovasi yang dilahirkan oleh perancang-perancangnya. </div></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-58584333157328380062011-04-10T01:05:00.001-07:002011-04-10T01:16:43.750-07:00Kuil Abu simbel<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg5bCFNocu5wrVoTrTgtmBNTijBkaF21LtSTV4t_TA7hsLPo84qe50UbFbih4-hgLOCtL7vib71WzZMYagFQV6TN7murjwoLw9LgFGlfXz_SHqg8jKE_fCLigF-UbvJPyZGwjzuyl2BiTN/s1600/abuSimbel-784919.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 245px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg5bCFNocu5wrVoTrTgtmBNTijBkaF21LtSTV4t_TA7hsLPo84qe50UbFbih4-hgLOCtL7vib71WzZMYagFQV6TN7murjwoLw9LgFGlfXz_SHqg8jKE_fCLigF-UbvJPyZGwjzuyl2BiTN/s1600/abuSimbel-784919.jpg" alt="" border="0" /></a><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Abu Simbel adalah kuil termegah peninggalan Mesir Kuno di masa pemerintahan Firaun Ramses II. Dibangun dengan desain dan konstruksi yang istimewa. Membentang menembus "perut" bukit, di DAS Sungai Nil.</span><span style="font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-Times New Roman";mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" > Namun pada pertengahan abad 20, kuil tersebut dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi dengan presisi hampir 100%.</span><span style="font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-Times New Roman"; mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Kuil Abu Simbel sendiri selama ribuan tahun setelah berdiri telah terkubur pasir dari gurun yang tersebar di Mesir. Pada abad keenam, ada catatan yang menunjukkan bahwa kuil tersebut telah terkubur pasir setinggi lulut patung raksasa Ramses II. Lalu kuil tersebut akhirnya terkubur sepenuhnya dan dilupakan.</span><span style="font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-Times New Roman";mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" > <a name="more"></a></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Sampai akhirnya pada 1813, seorang peneliti dunia timur berkebangsaan Swiss, JL Burckhardt menemukan puncak kuil tersebut. Ia berbagai informasi dengan seorang penjelajah Italia bernama Giovanni Belzoni, yang kemudian melakukan ekspedisi ke lokasi kuil tersebut. Tetapi Belzoni gagal menggali dan tak menemukan pintu masuk ke kuil tersebut.</span><span style=" font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-Times New Roman"; mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Setelah melakukan persiapan lebih matang, pada tahun 1817 ia pun kembali ke lokasi situs tersebut. Kini ia berhasil masuk ke dalam kuil dan mengambil sebagian benda berharga yang bisa dibawanya.</span><span style=" font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-Times New Roman"; mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Namun, nama Abu Simbel sebagai penamaan kuil tersebut, berasal dari nama seorang bocah yang menjadi guide pertama kali ke situs ini. Ia mengaku melihat kuil ini dari hari ke hari sampai akhirnya menggali kuburan pasir itu sendirian. Sampai akhirnya kuil tersebut bisa terlihat. Setidaknya begitu kata legenda. Sehingga untuk mengenang dedikasinya, kuil ini disebut sebagai Abu Simbel.</span><span style="font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-Times New Roman";mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"><span style=" font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-Times New Roman"; mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" > </span> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-family:"Comic Sans MS"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";mso-bidi-Times New Roman"; background:white;mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Relokasi Spektakuler</span></b><span style="font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-Times New Roman";mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Sementara itu, pemerintah Mesir merencanakan proyek pembangunan Aswan High Dam (bendungan besar dekat Aswan, Mesir) yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Danau Nasser, di tepian aliran Sungai Nil sekarang. Berdasarkan blueprint proyek tersebut, Kuil Abu Simbel pun terancam tenggelam oleh genangan air.</span><span style="font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-Times New Roman";mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Bersamaan dengan rencana itu, pada 1959, muncul gerakan kampanye donasi untuk menyelamatkan situs-situs yang menjadi monumen Nubia. Yaitu kelompok situs Mesir Kuno di aliran Sungai Nil yang memang hampir semuanya agak terbengkalai dan terancam tenggelam oleh kenaikan permukaan aliran Sungai Nil akibat proyek DAM.</span><span style="font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-Times New Roman";mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Di bawah bendera UNESCO (sebagai salah satu badan PBB), Kuil Abu Simbel dicetuskan sebagai salah satu situs yang paling terancam oleh proyek bendungan Aswan di Sungai Nil.</span><span style="font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-Times New Roman";mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Pada tahun 1963, proyek ini pun selesai direncanakan di atas kertas dengan dana 80 juta dolar AS (masa itu) atau sekitar 728 miliar rupiah (kurs Rp 9.200). Dan pekerjaan lapangan dimulai pada 1964. Dengan melibatkan sejumlah ahli konstruksi, arkeolog dan pakar lainnya. Solusinya, Kuil Abu Simbel harus dipindahkan secara utuh ke lokasi baru.</span><span style=" font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-Times New Roman"; mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Selama empat tahun proyek pemindahan itu dilakukan dengan perhitungan dan akurasi yang luar biasa. Masing-masing bagian kuil yang terbuat dari batu seberat ratusan ribu ton itu dengan teliti dibelah-belah. Masing-masing menjadi potongan blok batu seberat rata-rata puluhan ton dengan jumlah sekitar 1050 potongan.</span><span style="font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-Times New Roman";mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Semua potongan batu itu kemudian dipindahkan ke lokasi baru sekitar 200 meter ke arah selatan di ketinggian 60 meter dari lokasi aslinya. Di lokasi baru, potongan-potongan batu itu disusun ulang bagai menyusun potongan puzzle mosaik.</span><span style="font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-Times New Roman";mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Bulan demi bulan, kepingan-kepingan itu mulai tersusun dengan presisi yang luar biasa tepat. Sampai akhirnya seluruh potongan batu sudah terpasang di lokasi baru pada 1968. Untuk memberi kesan yang persis seperti aslinya, para ahli pun melengkapinya dengan bukit buatan di bagian atas dan belakang kuil tersebut.</span><span style="font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-Times New Roman";mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style=" font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-Times New Roman";background:white;mso-fareast-language: INfont-family:";font-size:10.0pt;" >Sementara untuk menutup bekas potongan, mereka melakukan finishing dengan menggunakan teknik yang luar biasa. Hasilnya, sama sekali tidak terlihat bekas potongan di kuil tersebut. Semua tampak mulus di bagian luar dan dalamnya tertata sesuai dengan kondisi 3000-an tahun lalu.</span><span style="font-family:"Times New Roman","serif";mso-fareast-Times New Roman"; mso-fareast-language:INfont-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;" >Kuil Abu Simbel yang ditata ulang menghadap Danau Nasser ini menjadi proyek pergeseran bangunan paling spektakuler di abad ke-20. Menjadi daerah tujuan wisata yang terkenal di Mesir dan seluruh dunia.</span></p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: normal; text-align: justify;">http://misterisdunia.blogspot.com/2010/09/kuil-abu-simbel.html<br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-4955478979265761392011-04-08T03:59:00.000-07:002011-04-08T05:15:09.947-07:00Bidadari untuk ikhwan_jilid 4<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>IN</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify"><span style=" Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Assalamualaikum!” salamku pada penghuni rumah. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify"><span style=" Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Walaikumsalam!” serentak jawaban para orang-orang yang ada didalamnya. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Ustad Fadlan menghampiriku lalu memelukku. Pelukan yang membuatku merasakan keindahan persaudaraan. “Khaifa khaluk, akhi?” tanya ustad Fadlan </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Alhamdulillah, be khoir ustad!” jawabku </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Setelah itu ustad Fadlan mempersilahkan aku masuk kedalam rumahnya. Ternyata semua saudara-saudara seimanku pun telah datang lebih awal dariku. Irwan, Hamsah, Feri, Abidin, Rochim sudah menanti kedatanganku. Setelah aku menyalami mereka semua. Kajianku pun dimulai. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Ustad Fadlan menerangkan tentang keimanan dengan sangat baik. Tutur katanya lembut dan mengena pada setiap relung jiwa. Tata bahasa diatur sedemikian rupa agar tidak menyinggung orang yang mendengarkannya. Sehingga, kita dapat mencerna apa yang dikatakan oleh ustad Fadlan. Keimanan adalah sebuah unsur untuk dapat mengetahui, apakah kita memang benar-benar meyakini keberadaan Allah, atau malah kita tidak meyakini keberadaan Allah. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Keimanan adalah keyakinan kita terhadap sesuatu, jika kita meyakini adanya keberadaan Allah. Maka hanya Allah lah yang seharusnya dihati kita. Tidaklah seorang yang menyatakan diri beriman kepada Allah sedangkan dia masih takut pada selain Allah. Jikalau kita takut pada selain Allah, maka kita beriman pada apa yang kita takuti tadi, bukan beriman kepada Allah.” ucapan ustad Fadlan sangat menyentuh kalbuku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Setelah ustad Fadlan banyak memberikan <i>taujih</i>nya kepada para pencari kebenaran. Kami berenam ditanya satu-persatu tentang permasalahan yang ada pada kami. Disinilah ajang curhat para aktivis dakwah. Seorang aktivis dakwah tidak akan langsung meluapkan masalahnya secara sembarangan kepada setiap orang yang dikenal. Tiada keluh kesah yang diluapkan kepada manusia, melainkan membuka sebuah wacana solusi pada setiap individu yang sedang dilanda masalah. Jadi bukan berarti, seorang aktivis dakwah yang sedang curhat kepada <i>murabbi</i>nya adalah orang yang bermental lemah. Atau bahkan minta dikasihani. Bukan, bukan seperti itu. Seorang aktivis dakwah yang sedang curhat kepada <i>murabbi</i>nya adalah merupakan membuka peluang masalah yang sedang terjadi pada individu untuk diselesaikan bersama-sama. Sehingga jika ada seorang aktivis dakwah yang sedang dihadang masalah, selain dia meminta kepada Allah untuk menyelesaikan masalahnya. Juga membagi ladang pahala bagi saudaranya untuk menyelesaikan masalahnya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Dengan begini seorang aktivis dakwah dituntut untuk selalu tahu tentang permasalahan saudaranya. Sehingga diharapkan, rasa persaudaraan itulah yang </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >mendorong satu dengan lainnya menciptakan ikatan tali ukhuwah yang sangat erat. Dan seharusnya tidaklah seorang saudara meminta bantuan atau bahkan belaskasihan kepada saudara lainnya, tetapi seharusnya aktivis dakwah mengetahui apa yang dibutuhkan saudaranya dan membantu sebelum saudaranya meminta bantuan atau bahkan yang menghinakan saudaranya, yaitu meminta belaskasihan. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Ustad, ana ada permasalahan!” ucap Hamsah. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Iya, antum ada persoalan apa?” jawab ustad Fadlan dengan lembut. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Gini, Ustad. Ana ada persoalan tentang ruhiyah ana! Ana rasakan, ruhiyah ana semakin lama semakin menurun. Ana kok merasa <i>futur</i>, Ustad. Ana masih bingung kenapa iman ana melemah hari demi hari!” Hamsah sejenak berfikir, lalu melanjutkan keluh kesahnya “ana menjadi begitu tidak bersamangat untuk berdakwah. Langkah-langkah ana begitu berat dan gamang dalam setiap dakwah ana! Ana butuh pencerahan kembali, Ustad!” Hamsah menyelesaikan dengan menghembuskan nafas panjang. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem, iya ana mengerti, Akh! Apa yang antum rasakan memang beberapa kali sering menghinggapi pada perasaan kita. Kadang kita merasa sangat bersemangat sekali, sehingga seakan-akan bahwa kekuatan semangat kita tidak akan terbendung! Tetapi dalam waktu tertentu, <i>ghiroh</i> (semangat) kita menjadi melemah, atau bahkan luntur. Ini menjadi pelajaran yang baik bagi kita semua!” sejenak Ustad Fadlan tersenyum, lalu melanjutkan taujihnya “<i>ikhwa fillah</i>, saat <i>ghiroh</i> kita dalam semangat, puncaknya adalah saat kita tidak dapat mencapai apa yang kita inginkan. Sehingga semangat kita menjadi kendur, atau melemah. Dan lama kelamaan akan terkikis habis. Maka dari itu, kenapa kita sangat perlu adanya <i>Liqo’</i>(pertemuan/berkumpul). Dengan adanya Liqo’ semangat kita yang semula luntur, Insya Allah akan bangkit kembali. Atau kalau lah semangat kita luntur tidak begitu drastis penurunannya. Ibaratnya adalah handphone yang perlu di charge. Maka kita juga perlu untuk di charge kembali. Untuk menumbuhkan keimanan kita kembali. Untuk mengisi melemahnya ruhiyah kita, saat menghadapi permasalahanpermahasalan yang berat!” ucap Ustad Fadlan dengan sikap tegasnya. “Akhi Hamsah. Coba pikirkan kembali apa yang membuat ghiroh antum melemah?” tanya Ustad Fadlan. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Hamsah terlihat sedikit mengerutkan dahinya, mencoba untuk memikirkan apa yang membuat semangat dia luntur. Tak lama setelah itu “Hem, Insya Allah ana sudah menemukan penyebab permasalahan ana ini ustad!” ucap Hamsah serius. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“apa itu, yaa akhi?” tanya Ustad Fadlan </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“akhir-akhir ini banyak <i>Al Akh</i>, yang meminta tolong ke ana untuk mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan dakwah kita. Karena memang itu profesi ana, sehingga <i>Al Akh </i>banyak datang ke ana. Ana mengerjakan lebih dulu permintaan <i>Al Akh</i>, ketimbang pesanan orang lain. Dana-dana yang lebih dulu masuk, ana arahkan semuanya ke pesanan <i>Al Akh</i>. Sehingga pesanan-pesanan banyak yang terbangkalai. Setelah ana selesai mengerjakan pesanan <i>Al Akh</i>. Ana jadi tidak bisa mengerjakan pesanan yang lain. Dan membuat dana-dana dari usaha ana macet. Karena pembayaran dana dari Al Akh, masih </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >belum dibayar. Usaha ana benar-benar<i> collaps</i>, dan saat ini pesanan-pesanan yang lain masih tetap belum bisa ana kerjakan, karena berhubungan dengan dana tadi!” Hamsah mengerutkan dahinya, setelah itu dia melanjutkan perkataannya “dan kemudian ana, jadi berfikir. Bahwa berdakwah harus siap untuk rugi. Tetapi ana juga berfikir, bahwa jika ana rugi terus-menerus. Maka usaha ana nggak akan jalan! Mungkin, itu yang membuat ana futur ustad” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Ustad Fadlan terlihat mengerti dengan apa yang dialami oleh Hamsah. Tak lama setelah itu, Ustad Fadlan berkata “iya, inilah Akh yang ana sering bilang kepada setiap <i>Al Akh</i>. Banyak <i>Al Akh</i> yang salah kaprah tentang memahami arti dakwah. Mereka mengira dengan mangatas namakan dakwah, meraka dengan mudahnya meminta bantuan kepada <i>Al Akh</i> yang lain. Tetapi bantuan yang diberikan tidak di imbangi dengan kontribusi yang lain. Kadang setelah <i>Al Akh</i> puas dengan hasil kerja kita, mereka hanya mengucap, Syukron, Jazakallah atau perkataan yang lainnya. Padahal kontribusi dari dakwah itu ada <i>imbalbalik</i>nya. Bukannya kita terus <i>mengimbal</i> tanpa ada <i>balik</i>nya. Dan dakwah bukan berarti harus merugikan kita. Seharusnya <i>imbalbalik</i> dari dakwah itu adalah menciptakan suasana yang Islami. Contohnya, dalam Islam diharuskan untuk membayar orang yang telah bekerja sebelum keringat orang yang bekerja itu mengering. Ini merupakan perintah langsung dari Rasulullah. Sedangkan kalau hanya dibayar dengan ucapan syukron, jazakallah. Apakah kita dapat memberikan makan anak dan istri kita dengan perkataan itu! Memang itu juga salah satu penyebab seorang menjadi <i>futur</i>. Sehingga semangat untuk berdakwah lama-kelamaan akan terkikis habis. Dan perekonomian umat Islam tidak akan berjaya, jika harus dibayar dengan perkataan! Karena Rasulullah pun bersabda yang pada intinya, kemiskinan itu akan menyebabkan kekufuran.” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Wah saya kok jadi tersindir yach!” celetuk Irwan. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Ggeerrrr........” serempak semua tertawa. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Kalau kita sich akh, bukan bermaksud untuk tidak membayar. Tapi kita ngutang dulu!” ucapku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Kalau antum berdua sich ana udah tau, antum kan raja ngutang! Biasalah mahasiswa, ngontrak lagi!” jawab Hamsah. Yang akhirnya membuat kita tertawa lagi. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Ustad Fadlan tersenyum, lalu setelah itu bertanya “Akhi Hamsah. Usaha antum rugi berapa? Dan butuh dana berapa?” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Usaha ana sekarang agak tersendat Ustad. Rugi sekitar 4 jutaan!” jawab Hamsah. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Ustad Fadlan mengangguk tanda mengerti, lalu ustad Fadlan beranjak berdiri sambil mengatakan “Afwan, sebentar ana tinggal kebelakang!” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:35.45pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Serempak kita menjawab “tafadhol<i>,</i> Ustad!” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku dan Irwan tersenyum, tak lama Irwan berkata “wah Ustad, tau saja kalau kita sedang lapar!” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Serentak kami pun tertawa lagi. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hehe…. Antum tau juga, apa yang ada dalam pikiran ana!” kataku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Dasar.. mahasiswa!” celetuk Feri. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Tak lama Ustad Fadlan datang. Tak lupa membawa <i>boncengan</i>nya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“hehe… Ustad tahu saja kalau kita lagi mengharapkannya!” ucap Rochim </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Ustad Fadlan tersenyum. Tak lama Ustad Fadlan berkata “Akh, Hamsah. Ini ana punya simpanan uang 4 juta. Antum silakan ambil. Kalau misalkan uang dari <i>Al Akh</i> yang lain sudah dibayarkan. Baru silakan dikembalikan. Kalaulah memang belum dapat dikembalikan, antum pakai dulu tidak apa-apa.” Ustad Fadlan terlihat sangat tulus sekali saat memberikan uang itu. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><i><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Subhanallah</span></i><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" > ucapku lirih dalam hati. Sungguh seharusnya, seperti inilah seorang dai. Seperti apa yang dilakukan oleh Ustad Fadlan. Sebuah contoh yang sangat bagus. Tidak hanya berdakwah dengan kata-kata, tetapi diimplementasikan dengan perbuatan. Manakala seorang saudara muslim membutuhkan bantuan. Maka dengan cepat saudara muslim yang lainnya menolongnya. Inilah yang seharusnya dipegang umat Islam. Saat saudaranya sedang butuh pertolongan. Sebelum saudaranya meminta bantuan, maka saudara yang lainnya langsung menawarkan bantuan. Subhanallah. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Nggak usah, Ustad! Biar ana menunggu uang pembayaran dari <i>Al Akh</i> saja Ustad.” Ucap Hamsah. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><i><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Allahu Akbar</span></i><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" > ucapku dalam hati. Sungguh memang seharusnya seperti inilah muslim. Dia tidak mengharapkan bantuan saudaranya yang lain. Selama dia masih bisa bertahan. Dan bahkan tidak membutuhkan rasa dikasihani oleh saudara yang lainnya. Inilah yang seharusnya menjadi sebuah contoh. Aku tak habis pikir. Peristiwa sahabat Rasulullah terulang kembali. Saat terjadi peperangan, beberapa sahabat Rasulullah sangat membutuhkan air. Tapi apa yang dilakukan oleh sahabat yang membutuhkan air itu. Dia bahkan mementingkan saudara yang lainnya. Sahabat Rasulullah ini memberikan air yang sangat dibutuhkan itu pada sahabatnya yang lain. Sungguh peristiwa yang sangat luar biasa. Tingkatan keimanan yang paling tinggi <i>itsar</i> (mementingkan saudaranya ketimbang dirinya sendiri) telah dilakukan oleh saudaraku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:21.55pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Tidak, Akh! Kelihatannya, antum lebih memerlukan uang itu dari pada ana. Ambil saja, ana masih belum begitu membutuhkannya” ucap Ustad Fadlan. “sudahlah Akh, terima saja! Kelihatannya antum lebih memerlukannya ketimbang ana. Biar nanti usaha antum dapat berjalan lebih optimal” Ustad Fadlan mencoba untuk mempertegas ucapannya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem,” Hamsah sedikit berfikir. “kalau begitu syukron Ustad!” jawab Hamsah, sambil menerima uangnya. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Afwan!” jawab Ustad Fadlan sambil tersenyum lega. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Sebuah hal yang dapat aku petik hikmahnya. Sebuah fenomena yang membedakan antara umat muslim dan umat yang lainnya. Sebuah karekter dasar yang seharusnya sudah tertanam dibenak umat Islam sejak lama. Sebuah tauladan yang telah dicontohkan oleh Muhammad Rasulullah Saw. Hingga akhirnya, umat Islam lah yang seharusnya berjaya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Wah, antum sudah siap untuk usaha lagi nich.” Ucap Abidin. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Siap usaha, and siap menikah!” timpal Rochim </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >serempak kami tertawa. Ustad Fadlan hanya tersenyum. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Iya, kok kalian hanya tertawa! Padahal Rasulullah mengajarkan kepada para pemuda untuk bersegerah menikah, bagi yang sudah mampu. Dan ana yakin kalian sudah mampu. Jangan jadi alasan karena nggak punya penghasilan atau pekerjaan yang tetap, menjadikan kalian menghambat pernikahan! Ingat loh pernikahan itu juga termasuk membuka pintu rezeki” taujih Ustad Fadlan. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Tak pelak kami pun semua tersenyum, sambil melirik satu sama lainnya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Maka dari itu, kalian harus bersegara. Banyak akhwat yang belum menikah loh, Akh! Masa kalian membiarkan akhwat-akhwat sendiri dalam perjuangannya.” Ucap lanjut Ustad Fadlan. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Kami masih tetap tersenyum penuh arti. Entah itu senyuman pengharapan, ataukah senyuman karena malu. Aku tak tahu. Yang penting senyumku adalah senyum pengharapan. Senyum yang mengharap mendapatkan bidadari untuk menemaniku berjuang dalam dakwah ini. Aku jujur loh. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Entah sudah berapa lama kami berkumpul. Berkumpul untuk saling mengingatkan tentang agama yang haq ini. Yang menjadikan kami terus mengingat tentang pentingnya berdakwah. Apalagi pentingnya jalan menuju surga Ilahi. Dan tak kalah pentingnya mendapatkan bidadari. Nah kan, bidadari lagi. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify; text-indent:36.0pt;line-height:13.9pt"><span style=" Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Tak terasa mentari sudah akan menyiapkan tempat tidur yang enak. Serta kasur yang empuk, hingga akhirnya surya pun berangsur-angsur tenggalam dengan membawa sinar kehangatanannya. Dan menjadi saksi perjuanganku. Perjuangan yang tak akan pernah henti sampai kapanpun, hingga akhirnya akupun berada diatas sang surya. Tunggu aku wahai mentari. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:35.45pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >*** </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt;page-break-before:always"><span style=" Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Krriiiiiiiinggg………….” Jam wakerku berbunyi keras sekali. Keras, tetapi tidak sekeras cambuk malaikat dineraka nanti. Aku terbangun. Aku lihat Lorus, jam wakerku. Menunjukkan pukul tiga pagi. Saat-saat yang paling dinanti. Dinanti, oleh para malaikat yang memburu manusia-manusia, yang terbangun dari tidurnya. Dan menegakkan sholat untuk Rabbnya. Hingga malaikat-malaikat tersenyum, seraya mengatakan “Wahai Tuhanku, janganlah engkau menyiksa para manusia-manusia yang terbangun disepertiga malam ini. Saat mereka terbangun dan menyembahmu! Menyembah dengan berharap kepadaMu. Wahai Rabb, jadikan manusia-manusia ini sebagai mujahid-mujahidahmu. Yang kelak akan engkau masukkan kesurga, yang telah engkau janjikan nanti” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku mencoba untuk bangkit dari tempat tidur. Menapak dengan kaki gontai yang teramat sangat. Karena rasa kantuk yang datang menggebu. Menggebu-gebu seraya melarangku untuk datang bersimpuh, meminta ampun dan pertolongan kepada sang Maha Pencipta alam. Allah Swt. Sungguh ini menjadikan rasa jihad yang sesungguhnya. Jihad melawan hawa nafsu, jihad melawan sifat burukku. Tapi, itu bukan jihad yang sesungguhnya. Karena jihad yang sesungguhnya, adalah melawan penguasa yang zalim kepada umat Islam. Langkah kakiku terasa berat, tetapi tetap aku berusaha melangkah. Melangkah dalam setiap langkah yang berpahala. Air <i>kran</i> aku nyalakan, sungguh segar nikmat dingin air sepertiga malam. Hingga aku kedinginan. Aku basuh semua yang seharusnya dibasuh, aku bersihkan semua yang seharusnya dibersihkan. Dari tubuhku ini. Hingga aku menjadi suci. Suci dalam pandangan Ilahi. Wudhu sudah selesai aku lakukan. Kini aku kembali berjalan. Berjalan menuju kamar kusam, yang terawat rapi. Kubentangkan sajadah berlambang Ka’bah. Yaa Rabb, aku menghadapmu. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Sayup-sayup terdengar tartil Al Qur’an mengumandang pada masjid dekat kontrakan. Sudah biasa. Sholat tahajjud, sudah aku selasaikan. Tinggal kini menanti datangnya shubuh. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Terdengar suara keras dari kamar Deni “BRUAAAK….” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Serentak semua penghuni kontrakan keluar kamar semua. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:3.1pt;line-height: 13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Ada apa, Akh?” tanyaku pada saat melihat Yanto yang sudah berada didepan kamar Deni. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Ana juga tidak tau, Akh!” jawab Yanto bingung </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Kini penghuni kontrakan sudah berada didepan kamar Deni. Yanto, Heri, Samsul juga termasuk aku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Akhi, Deni! Antum kenapa?” panggilku sambil mengetuk pintu kamar Deni. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Tetapi tetap tidak ada jawaban sama sekali. Kami semua menjadi panik. Tak biasanya seorang Al Akh yang kami panggil, tidak menyahut panggilan kami. Deni tetap tidak bersuara. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Udah kita, kita dobrak saja!” usul Samsul, panik. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;line-height:20.7pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Iya kita dobrak saja!” serentak Yanto dan Heri menyetujui usul Samsul. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:20.7pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Saat pintu akan didobrak. “sebentar-sebentar akh, jangan dobrak dulu! Kita lihat dulu apakah kamar ini dikunci apa nggak” ucapku, dengan langsung memegang gagang pintu. “Nah, kan nggak dikunci! Ngapain harus mendobrak segala, habis-habisin energi” ucap </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Samsul enteng “Yee… yang usul dobrakkan antum, Akh!” jawab Heri kesal. “Udah-udah, kita langsung aja lihat kondisi Akhi Deni sekarang!” ajakku sambil </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:6.8pt;text-align:justify;line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >tersenyum. Tersenyum karena sifat kedua saudara seimanku ini. Saat kami membuka pintu kamar Deni. Terlihat tubuh Deni terkapar dilantai dengan </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:20.7pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >barang-barang yang berserakan. Kami semua sangat cemas dengan keadaan Deni. Dengan cepat aku langsung memeluk tubuh Deni. “Akh, bangun! Antum kenapa? Akhi, sadar akh!” teriakku. Aku benar-benar sangat </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >panik. Mengingat bahwa aku adalah yang paling tua dikontrakan. “Akhi, bangun akh! Sadar Akh” Yanto dengan agak berteriak. Sedikit demi sedikit Deni membuka matanya. Dengan <i>mengucek</i> matanya dan terlihat </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:3.95pt;text-align:justify;line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >sedikit bingung. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:24.4pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Ada apa, akh? Kok tumben rame-rame! Tidur ana jadi terganggu.” Ucap Deni dengan bingung “Loh antum nggak kenapa-napa, Akh?” tanya Yanto. “Emang, ana kenapa?” tanya Deni bingung “Hem, antum nggak ngerasa bikin kita panik yach!” sahut Heri. “Iya, akh! Tadi di kamar antum terdengar bunyi keras sekali. Seperti ada benda jatuh </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:6.8pt;text-align:justify;line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >dikamar antum!” ucap Samsul. “Iya! Makanya kami langsung kesini” timpal Yanto “Bener! Saat kita tiba, antum sudah tergeletak dilantai. Dan barang-barang antum </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:21.55pt;text-align:justify;line-height:20.7pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >berserakan semuanya” sahut Heri lagi. “Ana nggak apa-apa kok. Mungkin, ana terjatuh dari kasur!” jawab Deni sambil menggaruk-garuk kepalanya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Yee…. Antum itu kebiasaan. Kalau tidur nggak bisa dibangunin. Ya, gini akhirnya! Sampai-sampai jatuh nggak ngerasa jatuh, <i>saking</i> lelapnya!” ucap Yanto </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Kali aja, emang nggak pernah baca doa sebelum tidur!” timpal Samsul. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Iya, bener! Pasti, tadi nggak sholat tahajjud” sahut Heri </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Deni masih terlihat bingung sambil menggaruk-garuk kepalanya. Dan terlihat hanya <i>nyengir</i> karena malu. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Udah-udah! Sekarang sholat shubuh. Tuh sudah adzan” selaku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Kami pun beranjak pergi kekamar masing-masing, untuk mengambil sajadah. Setelah itu kami berangkat pergi ke masjid bersamaan. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >*** </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Selesai pulang dari masjid. Aku langsung mengambil al ma’tsurat. Dzikir pagi dan petang. Teman-teman kontrakanku, sudah kembali menjalankan aktifitas yang tertunda. Menjalankan, apa yang sudah menjadi rutinitas mereka. Meneruskan mimpi-mimpi indahnya. Bertemu dengan bidadari surga. Nahkan, bidadari lagi. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Sudah jadi kebiasaan dikeluargaku. Kalau sudah bangun pagi, sholat shubuh. Dilarang untuk kembali tidur. Bapakku, bisa ngomel-ngomel seharian. Kalau tahu anaknya tidur setelah sholat shubuh. Katanya nanti nggak disiplin lah, orang yang tidur itu nggak dapat rezekilah atau pintu rezeki ditutup oleh Allah. Aku dulu, jengkel juga sama Bapak. Masa, orang masih ngantuk-ngantuknya tidak boleh melanjutkan tidur. Malah disuruh untuk mandi. Kan, dingin. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Tapi setelah itu aku benar-benar tahu kenapa Bapak menyuruh keluarga kami untuk tidak kembali tidur selesai sholat shubuh. Hikmah yang paling mendasar baru aku ketahui saat ini. Saat aku sudah terbuai dengan kenikmatan dakwah ini. Kenikmatan yang akan memberikan aku pencerahan kembali. Pencerahan atas nama Rabb penguasa alam. Atas nama Al Haq dari segalanya. Dari apa yang ada di alam semesta ini. Sang Ilahi. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Pukul 05.30, sudah kebiasanku juga. Setiap pagi harus selalu diselingi dengan olah raga. Minimal pemanasan otot dan lari pagi. Atau kalau lagi malas, biasanya aku bermain sepak bola, di komputerku. Bisa untuk melemaskan otot-otot tangan dan jemarikan!. Setelah itu, baru mandi. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Tlluuutt….tlluuuut” telfon berdering tepat pukul 06.00. Saat itu aku sedang asyikasyiknya bermain sepak bola, liga Italy di komputerku. Karena asyik banget, akhirnya aku biarkan saja. Itung-itung bikin teman-teman bangun, dan mengangkat telphonenya. Benar juga, akhirnya Deni yang mengangkat telphonnya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Akh, Khalid. Ada yang telephone!” panggil Deni. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Tumben, ada yang menelephonku pagi-pagi. Biasanya, pagi-pagi seperti ini Samsul yang dapat telephone. Kadang, para Akhwat yang nelphone Samsul. Ngingetin kalau siangnya ada Syuro’. Biasalah ketua LDK. Yang pelupa, dan susah diingetin. Gimana mau ngingetin, ponsel aja kadang masih pinjem teman-teman. Hem, sama kayak aku dulu.” Aku <i>pause</i> FIFA ku. Lalu melangkah untuk menerima telephone. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:6.8pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Wah, akhi Khalid! Pagi-pagi sudah ditelphone akhwat. Suaranya merdu loh akh. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify; line-height:20.7pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Ingatlah akh. Awas, berkhalwat.” Ucap Deni bercanda. “Hem, kok mikirnya <i>su’udhon</i> terus! Nich ikhwan, lupa sama akhlaq yach?” jawabku sekenanya, sambil mengambil gagang telphone. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Afwan, bercanda akh!” jawab Deni. “Assalamualaikum!” salamku pada seorang yang menelphoneku. “iya, ini Khalid yach?” jawab si penelphone. <i>Nih akhwat, di doa’in kok nggak bales doa sich</i>. gumamku kesal, dalam hati. “iya benar, </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify; line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >ini Khalid! Mbak siapa yach?” jawabku. “Khalid, ini aku! Nova” jawab si penelphone Aku terpaku, termangu. Nova, gadis cantik yang aku lihat. Gadis, yang membuatku </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >melupakan kenikmatan untuk menyembah <i>Al Haq</i>. Melupakanku dalam memohon ampunan dosa-dosaku. Gadis, yang membuat dosa baru buatku. Gadis, yang melenakan aku dengan Ilahi. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hallo, Khalid! Kamu kok diam? Kamu kenapa?” ucap Nova kebingungan. “Nova? Yang temannya Hendra itu yach?” tanyaku. “Iya! Apa kamu lupa?” jawabnya singkat “Oh, iya aku ingat! Kamu dapat nomor telponku dari mana?” tanyaku heran “Dari, Hendra! Kenapa?” “Oh nggak apa-apa! Cuman, nanya aja kok. Ada, keperluan apa Nov” ucapku “Gini, Khalid. Aku pengen tanya-tanya kekamu, tentang Islam! Aku pengen balajar </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify; line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >banyak tentang Islam” Jawabnya </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:27.8pt"><i><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Hem. Ada apa nich, kok nich cewek langsung pengen tanya-tanya tentang Islam. </span></i><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >gumamku dalam hati. Aku langsung teringat. Teringat dengan Nova. Teringat dengan </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >wajahnya. Teringat dengan akhwat, yang sama persis dengan wajahnya Nova. Teringat dengan rencanaku memadu-memadukan wajah akhwat itu dengan Nova. Teringat aku akan meminta tolong sama Deni, untuk mendesain wajah akhwat itu dengan wajahnya Nova. Tetapi aku harus tetap khusnodhon terhadap Nova. Aku takut, jangan-jangan jika aku berfikir yang tidak baik maka Allah akan mengabulkan apa yang aku pikir. Karena Allah kan menurut apa yang diprasangka hambanya. Jadi, aku harus berprasangka baik. Biar Allah mengambulkan kebaikan itu pula. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;line-height:20.7pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Wah, aku jadi tersandung ee tersanjung! Seorang ketua UK3 mau belajar agama Islam” jawabku sekenanya. “Yee… orang mau belajar kok diolok-olok!” ujar Nova, terdengar sinis. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:20.7pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Nggak! Bukan aku bermaksud mengolok-olok, cuman aneh aja” jawabku “Nggak anehlah! Seorang yang ingin mengetahui agama orang lain, itukan wajar!” jawabnya </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Kini saatnya aku harus mendakwai orang non muslim. Kini saatnya, aku membuktikan kebenaran ajaran Islam. Meskipun benak-benak qolbu berontak, bertanya-tanya tentang kebenaran ketulusan Nova dalam belajar agama Islam. Tapi kalaulah seandainya dia memang ingin berdebat denganku. Insya Allah, aku sudah bersiapsiaga. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem, Ok deh! Kapan bisa mulai?” tanyaku “Kamu, punya waktu kapan?” Nova balik bertanya. “Insya Allah, nanti siang aku ada waktu!” jawabku enteng. “Kalau jam 8 pagi, gimana?” tawarnya. “Waduh, sorry! Aku ada bimbingan kalau jam segitu” jawabku. “Baik, nanti jam 1 siang aku tunggu” jawabnya “Tempatnya, dimana?” tanyaku “Enaknya dimana yach? Kalau di kantin gimana?” “Wah, kalau dikantin nggak kondusif. Lebih baik ditempat yang tenang aja” “Hem kalau gitu, selesai kuliah aku tunggu kamu di Fakultas ekonomi kelas A” “Ok, aku akan kesana!” “Kalau gitu, sampai nantinya yach!” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Saat Nova akan menutup telefonnya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify"><span style=" Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Eh, tunggu-tunggu Nov. Jangan ditutup dulu telpnya!” sergahku </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify"><span style=" Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Ada apa, Lid?” Nova terdengar agak heran. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Enggak, gini loh. Kalau bisa, nanti kamu membawa teman yach! Biar kita nggak berdua-duaan” pintaku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Loh, apa kamu nggak pengen berdua-duaan denganku, Lid? Kan, enak dua-duaan!” jawab Nova sambil tertawa. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Maaf, Nov. Kalau gitu aku nggak jadi aja deh! Aku nggak pengen melanggar apa yang telah diatur oleh agamaku” jawabku ketus. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Loh, sebentar Lid! Aku tadi cuman bercanda aja kok. Jangan dimasukkan kehati gitu dong! Ok lah, kalau kamu pengennya seperti itu. Aku akan ajak temenku Rani, Dewi dan Hendra” jawabnya </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Nah, begitu kan lebih baik! Tidaklah diperbolehkan dalam Islam, laki-laki dan perempuan itu bercampur baur atau bahkan malah berdua-duaan. Karena itu adalah mendekati dosa! Dan, kalau untuk bercampur baur. Nanti aku akan atur biar nggak terkesaan bercampur antara wanita dan laki-laki.” Jawabku mantap. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem. Ok Lid! Aku tungguh, da…..h!” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >setelah itu yang terdengar hanya nada “tuttttt……” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku tutup telponku. Setelah itu, aku kembali lagi kekamarku. Hilang sudah semangatku yang tadi telah berkobar-kobar berjuang untuk mengalahkan Roma. Dalam games FIFAku. Aku matikan games FIFA, setelah itu aku gantikan dengan winamp. Dengan serta mertapun semangatku kembali berkobar. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:268.2pt;margin-bottom:13.9pt; margin-left:0cm;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Tujuan kita Allah yang perkasa Teladan kita Muhammad tercinta Panduan kita Al Qur’an mulia Cita-cita kita Syahid dijalan Allah </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Islam adalah Satu Satu iman satu jiwa satu hati Adilnya tertinggi dihadapan Rabbi Pada api bagi hindi tirani </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Islam adalah Satu Satu pengorbanan dalam perjuangan </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Menggenggam dunia selimuti angkasa Kibarkan panji-panji kemenangan </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:546.0pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Bangkit dan bersatulah Satukan tekat tuk raih kemenangan Naungi dunia dengan kedamaian Dibawah panji Islam nan mulia”</span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-21049581264245321172011-04-08T03:57:00.000-07:002011-04-08T05:03:46.107-07:00Bidadari untuk ikhwan_jilid 3<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>IN</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--> <p style="margin-bottom:6.8pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku keluar dari sekretariat dosen, dengan penuh kemenangan. Kemenangan awal </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify; line-height:20.7pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >yang akan diikuti oleh perjuangan yang lainnya. “Hey, Khalid! Gimana bimbingan dengan si Prof killer itu?” sapa Hendra, yang saat itu berada disampingku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Alhamudillah, semua beres!” ucapku penuh kemenangan “Wah, enak ya kalau aktivis” ujar Hendra Aku tersenyum sambil mengatakan “makanya, kenapa dulu nggak jadi aktivis!”. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><i><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Belum tahu dia tentang perjuanganku untuk mempertahankan nama baik. Dan belum tahu dia kalau keteganganku saat menghadapi Professor Susilo Nugroho bagaikan tawaran untuk menikahi seorang akhwat</span></i><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >, ucapku dalam hati. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Kamu mau kemana sekarang, Lid?” tanya Hendra </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Mau, kesekretariat LDK! Kenapa? Mau ikut!” jawabku enteng </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Nggak! Sebenarnya aku ada perlu sama kamu, kalau kamu nggak repot!” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Wah, ada perlu apa nich? Nggak kok, aku nggak repot!” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Lid, gimana kita kalau duduk disitu!” Hendra menunjukkan tempat duduk di taman fakultas hukum. Yang saat itu beberapa tempat duduk yang masih dipenuhi mahasiswamahasiswi yang sedang berkumpul. Entah apa yang mereka lakukan. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku mengangguk setuju. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Setelah duduk di kursi paten beton. Hendra langsung mengatakan sesuatu yang mengganjal hatinya “Sebenarnya gini Lid!” Hendra mengatakan tentang sesuatu yang mengganjal pada hatinya. Sesuatu yang membuat dia resah. Membuat dia merasa bingung harus ditanyakan kemana sebuah persoalan yang berada pada rongga pikirannya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Lid, aku mendapat SMS juga mendapat berita dari temanku. Akan ada sebuah penyerangan besar yang ditujukan kepada orang-orang Kristen. Akan ada sweeping besar-besaran yang dilakukan oleh umat Islam kepada orang-orang Kristen. Dan setiap wanita Kristen akan diperkosa, laki-lakinya akan dibunuh!” ucap Hendra serius. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:21.55pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Hendra adalah seorang penganut Kristen yang sangat dekat danganku. Seorang Kristen yang sangat mendukung tentang Hak Asasi dalam beragama. Seorang yang tidak </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >suka menghalalkan segala cara untuk menggapai tujuannya. Seorang yang toleran dalam beragama. “Boleh aku lihat SMSnya?” pintaku </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Hendra langsung mengambil HPnya. Dan langsung memperlihatkan SMS gelap itu kepadaku. “Assalamualaikum, untuk orang Islam semua. Seruan untuk mensweeping umat Kristen. Kita habisi mereka. Kita perkosa wanita-wanitanya, kita bunuh lakilakinya. Jangan ada ampun kepada umat Kristen yang kita temui. BUNUH mereka. Allahu Akbar 5x” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Setelah membaca SMS itu, aku tersenyum. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Kenapa kamu tersenyum, Lid? Apa ada yang lucu?” terlihat Hendra merasa tersinggung dengan senyumanku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Kawan, saat kamu memperlihatkan SMS itu dan aku tersenyum, bukan aku bermaksud menyinggungmu. Tapi senyumanku tertuju pada si pengirim SMS itu. Karena sesungguhnya perkataannya bukan seperti orang Islam yang beriman. Dalam Islam tidak pernah dihalalkannya untuk membunuh siapapun bahkan umat agama lain. Selama tidak ada suatu alasan yang syar’I, atau sebuah hukuman. Maka tidak diperbolehkan orang Islam membunuh. Juga, bermaksiat dalam Islam sangat berdosa besar. Apalagi memperkosa wanita. Masya Allah. Itu sangat diharamkan pada umat Islam. Karena Allah sangat murka pada orang-orang yang bermaksiat. Sesungguhnya kawanku, umat Islam jika mengucapkan takbir, itu terbiasa dengan 3x kali. Tapi disitu janggal, dengan mengucapkan takbir 5x. Berarti, si pengirim SMS itu tidak mengetahui pasti tentang kebiasan orang-orang Islam. Bukan berarti aku mengatakan si pengirim SMS itu orang beragama lain, tetapi bisa juga orang yang mengirim SMS itu adalah orang-orang Islam tetapi yang tidak beriman. Dan apakah engkau tahu? Bahwa aku tidak pernah dikirim SMS yang berbunyi seperti itu. Padahal aku adalah termasuk orang-orang yang memperjuangkan agamaku!” jelasku panjang lebar. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Tapi umat Kristen diisukan, bahwa mereka telah memurtadkan orang Islam. Apakah isu itu tidak membuat orang-orang Islam sangat membenci umat Kristen?” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Kawanku, apakah engkau menyangkal bahwa umat Kristen tidak memurtadkan umat Islam?” tanyaku balik kepada Hendra </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:21.55pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Hendra menunduk lesu, setelah itu menghembuskan nafas panjang “Iya, aku akui. Bahwa memang ada sebagian besar orang-orang Kristen yang menghalalkan segala cara untuk memurtadkan orang Islam. Mereka berfikir bahwa umat selain Kristen, adalah dombadomba yang tersesat. Aku sudah berungkali menolak dogma itu, kepada kalanganku. Tapi apalah dayaku,” Hendra menghela nafas panjangnya, setelah itu dia melanjutkan perkatannnya “Aku hanya seorang anak pendeta yang telah terasing dari agamaku sendiri. Tetapi aku masih yakin bahwa dogma itu harus dirubah. Semua umat beragama adalah orang-orang yang ber Tuhan. Dan semua orang beragama adalah orang-orang yang baik.” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Kawan, bukan berarti jika umat Kristen memurtadkan umat Islam. Dan umat Islam membenci umat Kristen semua! Sesungguhnya yang kita benci bukan umat Kristen semuanya, tetapi kelakuan yang telah dilakukan oleh segelintir umat Kristen yang menghalalkan segala cara untuk menempuh tunjuannya. Kawan, kita memang diperbolehkan untuk bersyiar, kita memang diperbolehkan untuk berdakwah. Tetapi tujuan kita adalah memberikan sebuah pengetahuan yang benar, tentang arti sebuah kebanaran itu sendiri. Kita boleh memberikan sebuah bantuan kepada orang lain. Tetapi kawan, kita harus ingat tentang keikhlasan. Keikhlasan adalah sebuah maksud tanpa ada tujuan tertentu selain tujuan untuk diridho’I oleh Tuhan kita. Bukanlah itu sebuah keIkhlasan, manakala kita membantu seseorang dengan tujuan untuk menarik mereka menuruti apa yang kita inginkan. Ada sebuah hal yang menarik dari sebuah kisah dua sahabat Rasulullah Muhammad Saw. Dia adalah Abu Bakar dan Bilal. Abu Bakar adalah orang yang membeli seorang budak muslim yang saat itu teraniaya dengan harga yang sangat mahal, dia adalah Bilal. Sungguh saat itu Bilal sudah dizalami oleh orang-orang Quraisy. Dengan serta merta Abu Bakar membeli Bilal dengan harga yang sangat mahal dari budak yang lainnya. Setelah itu Abu Bakar membebaskan Bilal dari perbudakan. Pada suatu masa, yang pada saat itu Abu Bakar meminta dengan sangat kepada Bilal untuk menuruti perintahnya. Dengan sangat rendah hati, Bilal mengucapkan “sesungguhnya wahai sahabat Rasulullah, apa yang engkau inginkan dari pembebasanku. Apakah engkau ingin aku menuruti perintahmu? Atau kah engkau membebaskan aku dengan keIkhlasanmu kepada Allah. Jika engkau memerdekakanku agar aku menjadi milikmu, maka lakukan apa yang engkau inginkan. Jika engkau memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku.” Saat itulah Abu Bakar dengan rendah hati pula mengatakan “Aku membebaskanmu karena Allah, Wahai Bilal!” sungguh ini adalah sebuah kalimat keikhlasan yang sangat dalam. Tiada dari sebuah maksud keikhlasan melainkan hanya kepada Allah lah saja. Jadi sebenarnya, bahwa umat muslim boleh memberikan bantuan kepada umat Kristen. Tetapi umat Islam diharamkan memaksa umat Kristen untuk mengikuti keinginan dari umat Islam. Dan seharusnya pun, begitu pula sebaliknya.” Jawabku panjang lebar. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Tetapi Khalid, apakah engkau menjamin bahwa tidak akan ada pensweepingan umat Islam terhadap umat Kristen?” tanya Hendra ragu </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Kawanku, sesungguhnya Islam itu adalah agama damai! Dan sesungguhnya umat Islam itu, umat yang damai. Tetapi jika umat Islam dizalimi. Tidak ada kata lain selain Jihad. Aku menjamin bahwa tidak akan ada pensweepingan umat Islam terhadap umat Kristen. Selama umat Kristen tidak melakukan sebuah kecurangan. Dan tidak akan ada pembunuhan dan perkosaan terhadap umat Kristen, meskipun jika memang dilakukan pensweepingan terhadap umat Kristen yang curang. Karena Islam mengharamkan cara yang bathil. Insya Allah, Kawan.” Jawabku mantap </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:21.55pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Lid, terima kasih atas jawab-jawabmu! Sebenarnya aku sangat khawatir sekali. Aku khawatir terjadi permusuhan antar agama. Aku tidak menginginkan adanya sebuah pertikaian antar agama. Yang aku inginkan adalah, kita merdeka dalam memeluk setiap agama kita. Tidak ada saling memaksakan kehendak dalam beragama. Dengan </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >berpedoman bahwa semua orang beragama punya hak yang sama dalam menjalankan agamanya.” Ucap Hendra </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku tersenyum, sambil mengatakan “Hen! dalam Al Qu’ran, surat Al-Kafirun “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku” jadi dalam Islam sudah diatur tata cara kehidupan beragama. Selama kita saling menghormati dan saling memberikan toleransi. Maka tidak akan ada permusuhan bahkan pertikaian antar agama.” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Benar, apa yang kamu katakana Khalid! Seharusnya seperti itulah orang-orang yang beragama. Mereka mengurusi agama mereka masing-masing. Dan apabila saling memberikan bantuan. Seharusnya bantuan itu diberikan dengan keikhlasan. Tanpa ada maksud yang lainnya selain untuk mendapatkan pahala dari Tuhan.” ucap Hendra. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku mengangguk setuju. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Lid, atas nama agamaku. Aku meminta maaf atas perilaku segelintir orang Kristen yang menghalalkan segala cara untuk memuaskan kehendak mereka sendiri” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Iya, Hen! Sama, aku juga meminta maaf mungkin beberapa dari umat Islam yang begitu agresif dalam mempertahankan agama Islam. Membuat kamu merasa tidak tenang. Tetapi sebenarnya apa yang dilakukan oleh umat Islam, hanya untuk mempertahankan saja bukan menyerang. Dan SMS yang kamu terima itu bukan SMS dari umat Islam. Karena Umat Islam tidak akan melakukan tindakan sehina itu.” Ucapku </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku jadi teringat pertemuan awalku dengan Hendra. Saat itu Hendra sangat tersinggung, saat aku katakan bahwa umat Islam diharamkan untuk mengucapkan selamat kepada agama lain. Termasuk selamat Natal. Hendra saat itu mengatakan “kalau begitu Islam tidak memberikan sebuah toleransi beragama”. Sungguh inilah yang selalu diucapkan oleh kalangan orang yang tidak mengerti Islam. Mereka merasa bahwa ucapan selamat merupakan sebuah hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan Tuhan. Mereka merasa ucapan adalah sekedar penyejuk hati. Atau sebatas kata-kata yang menyenangkan orang lain. Padahal, dalam Islam. Ucapan itu merupakan sebuah doa. Jadi umat Islam seharusnya sangat berhati-hati dalam berucap. Apalagi mengucapkan selamat kepada agama lain. Dengan santai aku menjelaskan. Bahwa sesungguhnya saat umat Islam mengatakan selamat kepada agama lain. Maka sesungguhnya umat Islam mendukung adanya agama tersebut. Padahal dalam ajaran Islam tidak ada sebuah agama yang benar kecuali agama Islam. Jadi sebuah ucapan selamat berarti membenarkan sebuah agama selain Islam. Dan itu sangat tidak diperkanankan. Dan ucapan selamat sudah merupakan sebuah akhidah bagi umat Islam. Jadi jika dalam akhidah sudah tidak diperbolehkan. Maka kita tidak boleh melakukannya. Seperti halnya umat Kristen yang disuruh umat Islam untuk sholat Jum’at. Secara otomatis umat Kristen tidak akan diperbolehkan. Karena itu adalah aturan umat Kristen. Begitu pula sebaliknya jika umat Islam tidak diperbolehkan mengucapkan selamat Natal. Maka seharusnya umat Kristen mengetahui bahwa itu adalah bagian dari ajaran umat Islam. Dan seharusnya umat Kristen lebih </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >toleran kepada umat Islam, dengan tidak mengharapkan ucapan selamat yang diucapkan oleh umat Islam. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Dengan begitu seharusnya umat Kristen jika mengaku toleran kepada agama lain. Maka selayaknya mereka tidak memancing-mancing mengucapkan selamat kepada umat Islam saat hari-hari besar agama Islam. Agar tidak menimbulkan rasa dengki yang timbul oleh umat Kristen dikarenakan umat Islam tidak mengucapkan selamat kepada umat Kristen. Karena kita harus ingat, bahwa toleransi beragama itu adalah hal-hal yang bersifat umum atau muamalah. Bukan toleransi yang bersifat abstrak yang menyangkut akhidah. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Hendra akhirnya mengerti tentang arti toleransi itu sendiri. Bahkan Hendra berkali-kali mengucapkan, toleransi umat Islam lebih besar ketimbang toleransi agamanya sendiri. Sudah lima tahun aku bersahabat dengan Hendra. Sehingga aku tahu sifat seorang sahabatku itu. Meskipun kami berlainan keyakinan. Tapi kami mampu memberikan sebuah aktulisasi tentang toleran itu sendiri. “Bukanlah itu sebuah toleransi beragama, jika toleransi itu menginjak-ngijak keyakinan agama lain dan memaksa menuruti kehendak dari apa yang kita yakini” itulah perkataan Hendra pada saat itu.. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Tak lama setelah perbincangan kami. Pandanganku menangkap seorang wanita. Wanita yang menggelisahkan hatiku. Wanita yang pernah aku lihat berjalan dihadapanku. Aku benar-benar terpana melihat wanita itu. Benar-benar cantik. Sungguh benar-benar cantik. Aku tak menyangka semua ilmuku sirna. Sirna dengan memandang wanita cantik didepan mata ini. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Lid, Khalid. kamu melamun! Ada apa?” tanya Hendra dengan memegang bahuku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Astagfirllah” ucapku lirih. Disertai ucapan “Subhanallah. Ya Allah sungguh kebesaranmu menciptakan wanita secantik dia” ucapku dalam hati. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Hendra membalikkan badannya kebelakang. Yang pada saat itu duduknya masih berhadapan padaku. Serta merta Hendra tersenyum. Lalu berucap “Lid, itu Nova. Temanku di UK3 (Unit Kerohanian Kristen Katolik)” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Oh.” Aku hanya mengangguk pelan saat itu </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Tak lama Nova mendatangi kami berdua. Wanita yang aku kagumi kecantikannya mendatangiku. Sungguh aku tidak percaya, dia sekarang berada dihadapanku. Tepat didepanku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hendra, kamu dicari Wiwid tuh!” ucapnya kepada Hendra. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Oh, dimana dia sekarang?” Tanya Hendra </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:21.55pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Dikantin Fakultas Ekonomi!” ucapnya lirih. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Oh ya, kenalin nich! Temanku” sambil menunjukku </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Tak lama dia tersenyum. “Subhanallah, senyumnya cantik sekali” ucapku dalam hati. Aku membalas senyumannya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Nova, Maria Nova lengkapnya!” ucapnya sambil menyodorkan tangannya kepadaku untuk berjabat tangan. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Tangannya putih sekali. Seputih iklan produk pemutih. Jiwa ini berontak menerima atau menolak uluran tangannya. Perjuangan akhidah dan nafsu tumpang tindih. Sungguh, benar-benar inilah yang disebut ujian. Ujian untuk menaikkan tingkat keimanan. Mungkin karena hal inilah, akhirnya tercipta Liberalisasi Islam. Karena nggak kuat untuk menyentuh tangan yang putih bersih dan sangat halus. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Khalid, Khalid Hendriansyah lengkapnya” balasku dengan merapatkan kedua telapak tanganku kearah dada. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Dengan serta merta Nova menarik tangannya kembali, serta merapatkan kedua telapak tangannya kearah dadanya. Dia terlihat mengerti apa yang aku maksud. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Nova ini ketua UK3 loh, Lid!” ucap Hendra dengan nada suara yang bermaksud tertentu. Entah apa maksudnya, mungkin dia memperingatkanku untuk berhati-hati dengannya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Nova saat itu hanya tersenyum simpul. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Khalid, aku tahu kamu! Kamu adalah aktivis LDK kan?” ucap Nova </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku tersenyum lalu berkata “iya, kok kamu tahu? Apakah kita pernah ketemu?” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Iya, kita pernah bertemu! Disuatu tempat, ingat-ingatlah kembali!” jawabnya penuh maksud yang tersembunyi </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem, dimana yach?” tanyaku penuh tanda tanya. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Ada deh! Pikir dulu aja. Oh ya udah dulu yach, aku masih ada keperluan lagi. Aku tadi hanya menyampaikan pesannya Wiwid aja kok!” ucap Nova </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Saat Nova akan meninggalkan aku dan Hendra. Tatapan matanya terlihat sendu mengharapkan sesuatu kepadaku. Entah apa itu. Aku tak tahu, karena aku langsung menundukkan pandanganku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:35.45pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“iya, hati-hati yach! Kalau ketemu Wiwid bilang, bentar lagi aku kesana. Aku masih ada urusan sama Khalid” ucap Hendra. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:11.35pt;text-align:justify;line-height:26.35pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Dewi Aphrodite telah meninggalkanku. Tetapi kecantikannya masih terbayang dalam rongga pikirku. “Khalid,” panggil Hendra “Iya apa Hend!” ucapku “Cantik, yach?” ucap Hendra “Siapa?” ucapku berlagak tidak tahu. Meskipun aku tahu yang dimaksud adalah Nova. “Ah, kamu. Sok! Nova maksudku” ucap Hendra mempertegas Aku tersenyum, “iya, cantik! Kenapa?” tanyaku balik “Lid, aku kasihan kepada Nova!” “Kasihan kenapa?” “Nova, adalah anak dari Pendeta Joseph” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify; line-height:16.45pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem! Lalu kenapa?” tanyaku penasaran “Aku kenal Nova sejak kecil, Lid! Dan rumah Nova berada di sebelah rumahku. Pendeta Joseph adalah teman Papaku, Lid. Pendeta Joseph sering memukul Nova, jika Nova tidak mau mengikuti perintah dari Pendeta Joseph. Kamu tahu nggak Lid. Pernah suatu kali Nova akan dinikahkan sama seorang pengusaha tua kaya yang beragama Islam. Dengan janji bahwa jika nanti Nova dinikahi, maka Pengusaha itu akan ikut beragama Kristen. Kamu tahu kan, Lid! Kecantikan Nova memang begitu merona!” ujar Hendra </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify; line-height:27.8pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Lalu, gimana. Nova jadi nikah dengan pengusah itu?” tanyaku “Nggak jadi, Lid!” “Loh, kenapa?” “Iya, saat itu Nova menolak keras. karena menolak Nova telah dipukul habis-habisan </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:21.55pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >oleh Pendeta Joseph. Dan keluarganya mengucilkan dia. Nova pernah disekap dalam kamarnya. Karena kamar Nova berhadapan dengan kamar adikku yang perempuan. Sehingga aku bisa melihat kondisi Nova pada saat itu. Benar-benar kasihan dia,. Pakaiannya lusuh, dan dia tidak diberikan makanan apapun. Tapi aku dan adikku sering melemparkan roti kering dan air kemasan kearah kamarnya. Aku akhirnya mempunyai inisiatif untuk menyelidiki pengusaha tua tadi. Setelah aku dan teman-teman selidiki. Ternyata pengusaha tadi mempunyai seorang istri. Setelah kami selidiki, akhirnya kami tahu kalau sebenarnya kekayaan dari pengusaha itu adalah kekayaan isterinya. Dan saat </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >itu pun kami memberitahukan kelakuan pengusaha tua itu. Pengusaha tua itu mengurungkan niatnya untuk memperisteri Nova.” Cerita Hendra dengan serius. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem..!” aku cuma manggut-manggut </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Dan akhirnya, Nova bisa sedikit bernafas lega. Tetapi kayaknya akan ada rencana lain yang akan dilakukan oleh pendeta Yoseph. Entah itu rencana apa? Aku tak tahu!” ucap Hendra bingung. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem…! Ya.. sudahlah kita cuma bisa berdoa saja, semoga rencana itu bukan rencana yang buruk.” Ucapku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Sebenarnya, aku juga mau cerita sesuatu kepadamu Lid!” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Apa, Hend? Masalah tadi? Atau masalah Nova lagi!” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Ini bukan masalahku yang tadi Lid! Tetapi ini masih ada hubungannya dengan Nova!” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Apa itu Hen?” tanyaku </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Gini Lid, di UK3 sedang merencanakan program Baksos (Bakti Sosial) ke desa-desa kumuh. Aku nggak suka dengan program mereka Lid!” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Loh, kan bagus Hen!” selaku </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Bagus sih bagus. Tapi ada yang janggal dari Baksos itu! Kenapa yang melakukan Baksos adalah orang-orangnya pendeta Yoseph. Yang aku sesalkan Baksos itu atas nama dan dana dari kampus. Nah ini kan nggak etis. Seharusnya kalau itu Baksosnya UK3, ya seharusnya kan mahasiswa-mahasiswi anggota UK3. Bukannya anak buah pendeta Yoseph. Nah ini yang janggal. Lid. Dan ini sudah dilaksanakan oleh mereka.” Tutur Hendra serius. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Oh, jadi seperti itu yach!” ucapku sejenak. Aku jadi teringat cerita bang Jamal dan bang Dadang kembali. Didesa binaanku juga sedang didatangi orang-orang yang aneh. Aneh dengan cara pengajaran dan ajarannya. Kalaulah mereka beragama Islam, ajaran mereka memang mengajarkan Islam. Tetapi paham dari ajaran mereka sangat bertentangan dengan Islam. Bahkan bisa dikatakan menghina Islam. Aku benar-benar ragu dengan apa yang diajarkan oleh orang-orang asing itu. Apakah memang mereka benar-benar mengerti tentang Islam. Ataukah mereka ingin merusak agama Islam. Aku jadi teringat gadis yang berjilbab itu. Aku jadi teringat wajahnya, wajahnya seperti tak asing lagi bagiku. Dia seperti?. Oh iya benar. Dia seperti Nova. Benar-benar wajahnya seperti wajah Maria Nova. Apakah benar dia Maria Nova?. Benar tak salah lagi bagiku. <i>Baik nanti aku akan minta tolong Deni, si pakar computer itu! Untuk mencocokkan wajah gadis berjilbab itu dengan Nova</i> gumamku dalam hati. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Khalid, kamu melamun lagi! Ada apa Lid?” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Oh, nggak Hen! Aku cuma lagi mengingat-ingat aja kok!” jelasku </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify"><span style=" Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Apa yang sedang kamu ingat-ingat, Lid?” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku hanya tersenyum sambil mengatakan “Ada deh!” Seketika itu, aku jadi teringat hari ini aku ada kajian. “Hen, sorry! Aku ada perlu sekarang. Aku ada janji dengan Ustadku. Besok kita lanjutkan lagi ngobrol kita” ucapku terburu-buru </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Hendri tersenyum sambil mengatakan “Ok, Lid! Ya, besok kita lanjutkan.” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Sebelum berangkat ke rumah Ustad Fadlan, aku harus mengambil beberapa buku catatan dikontrakanku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >*** </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Perjalanan menuju rumah ustad Fadlan memang agak jauh. Sekitar 4 kilometer dari tempat kontrakanku. Karena aku nggak punya kendaraan, jadi aku harus berjalan kaki menuju rumah ustad Fadlan. Meskipun capek, tapi aku yakin bahwa ada perhitungan tersendiri dari Allah swt, untukku. Tapi sebenarnya, untuk berjalan 4 kilometer masih belum ada apa-apanya dibanding dengan rumahku yang ada didesa. Saat aku kecil. Aku dan teman-temanku bahkan sering melihat pasar <i>reboan</i> di alun-alun kota, yang berjarak 10 kilometer dari desaku. Jadi perjalananku kerumah ustad Fadlan masih aku anggap belum ada apa-apanya. Pernah suatu kali ustad Fadlan menawari aku sepeda mininya untuk aku bawa. Mungkin sebelum aku diberitahu oleh teman-temanku tentang kehidupan keluarga ustad Fadlan. Pasti aku akan menerimanya. Tetapi sejak aku diberitahu dan melihat sendiri kehidupan keluarga ustad Fadlan. Aku jadi semakin bertambah keimananku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Sebelum mempunyai rumah yang layak dihuni. Ustad Fadlan adalah seorang penjual buku-buku Islami. Dan istrinya, Ustadzah Heni. Adalah seorang guru madrasah. Mereka berdua sangat tawadhu’ dalam menjalani kehidupan. Hingga bahkan sampai saat ini. Saat mereka berdua sudah mempunyai tempat tinggal yang layak huni, juga beberapa kekayaan yang diamanahkan kepada beliau berdua. Mereka tetap tawadhu’ dalam kehidupan. Beliau terlihat tidak pernah lalai dalam mengelola kekayaan hartanya. Bahkan sepeda mini yang akan diberikan kepadaku adalah sepeda yang setiap harinya dipakai oleh Ustadzah Heni untuk mengajar di madrasah. Aku benar-benar tidak tega jika harus menerima pemberian ustad Fadlan. Biarlah kakiku berjalan saat ini, tapi aku akan berlarian disurga nanti. Berlarian dengan menggunakan kendaraan yang ada disurga nanti. Semoga, saja. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:7.65pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Siang ini matahari begitu terik. Deru laju motor dan mobil lalu-lalang disampingku. Debu-debu berhamburan, menerpaku. Membuat langkah kakiku terasa berat, tetapi aku yakin bahwa ini tidak seberat saat sahabat-sahabat Rasulullah diuji oleh Allah dengan siksaan kaum Quraisy. Seberat seorang yang menginginkan kesyahidan. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-top:5.0pt;margin-right:203.25pt;margin-bottom:0cm;margin-left: 0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align:justify;line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;line-height:13.9pt; page-break-before:always"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Apalagi tidak seberat batu panas yang ditindihkan kaum Quraisy ditubuh Bilal. Subhanallah. Langkah kakiku terus melaju menuju deru ilmu yang menunggu. Melaju pada setiap langkah yang berpahala. Tetap dengan terik yang menyengat kulit. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:13.9pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Saat kaki melangkah, saat tubuh lelah dan saat-saat mentari bersinar terik. Mata ini memandang pada tubuh kecil. Tubuh hitam legam dengan pakaian yang dekil. Berusaha untuk meraih harapan dengan berjalan meminta-minta pada setiap mobil dan motor yang berhenti. Tidak biasanya. Yang aku tahu, diperempatan itu tidak pernah ada seorang anak kecil yang berada disitu. Tubuh kecil itu sesekali mengusap ingus yang mengalir pelan dihidungnya. Tak jarang seseorang yang melewatinya, memberikan belas kasihan kepada dia. Tapi banyak juga yang tidak berempati kepadanya. Seiring dengan langkah kakiku, anak itu masih tetap dalam naungan sang surya. Sebenarnya aku ingin mendekatinya, bertanya asal-usulnya dan sekedar untuk memberitahukan bahwa ada yang perduli dengannya. Tetapi saat itu aku urungkan. Karena aku mempunyai janji pada diri sendiri, janji untuk memperoleh ilmu lebih dalam lagi. Dan janji pada ustad Fadlan untuk selalu hadir dimajelisnya, majelis ilmu para pencari kebenaran. Aku putuskan, untuk menghampiri anak surya itu setelah pulang dari Liqo’ nanti. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:339.05pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Rumah ustad Fadlan sudah tak jauh lagi, tinggal beberap blok saja aku sudah sampai pada rumah ilmu itu. Rumah yang dihiasi oleh keindahan ajaran Islam didalamnya. Rumah yang terbina dan sakinah pada para penghuninya. Sungguh benarbenar rumah idaman.</span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p> <p style="margin-bottom:187.4pt;text-align:justify;text-indent:36.0pt; line-height:13.9pt"><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" > </span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-52789346771972406022011-04-08T03:52:00.000-07:002011-04-08T04:53:28.184-07:00Bidadari untuk ikhwan_jilid 2<span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Waktu terus bergulir, roda kehidupan terus berjalan. Dengan rasa malas aku berjalan menuju ruang kamarku. Dirumah kontrakan yang kusam ini, rumah ini mengingatkanku pada rumah yang ada didesa. Rumah tua, yang dihuni oleh Ayah, Ibu dan Nurul adikku yang masih duduk dibangku SMU. Entah sekarang bagaimana keadaan Ayah dan Ibu, semoga mereka baik-baik saja. Aku juga kangen dengan Nurul, kangen saat bertengkar dengan Nurul. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span> <p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Kuletakkan tas yang sudah lama berada dipunggung ini, sambil duduk dalam kasur kusam yang selalu menyangga dalam setiap tidurku. Rasa penat melanda dalam setiap relung pikiranku, ditambah dengan rasa capek yang mendera ditubuhku. Ingin rasanya aku langsung terbuai dengan mimpi-mimpi indah. Mimpi-mimpi bertemu dengan para syuhada, dan bertemu dengan bidadari surga. Kalau mimpi yang kedua itu, pasti selalu ditunggu-tunggu. Saat aku lihat kaset IZIS (IzatullIslam) dengan bungkus dan segel yang belum terbuka. Karena memang baru aku beli kemarin, berada diatas tape Simbaku. Tape yang kubeli dengan menabung selama dua tahun, dan barang termahal pertama sampai saat ini yang bisa aku beli. Dengan santai aku ambil kaset itu, serta membuka bungkus dan segel kaset lalu memasukkan kaset kedalam tape. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div> </div><p style="margin: 5pt 260.55pt 13.9pt 0cm; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Dimana dicari pemuda kahfi Terasing demi kebenaran hakiki Dimana jiwa pasukan badar berani Menoreh nama mulia perkasa abadi </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style=" Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Umat melolong di gelap kelam </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin: 5pt 0cm 0.0001pt 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Tiada pelita penyinar terang </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin: 5pt 0cm 0.0001pt 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Penunjuk jalan kini membungkam </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Lalu kapankah fajar kan datang </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Mengapa kau patahkan pedangmu Hingga musuh mampu membobol bentengmu Menjarah menindas dan menyiksa Dan kita hanya diam sekedar terpana” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Sayup suara nasyid IZIS, serta hembusan kipas angin mini. Membuatku melayang jauh dan terbang, terbang bersama segerombolan cahaya-cahaya yang terang. Tak seberapa lama suara “Assalamualaikum” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Dengan lirih aku menjawab sambil tersenyum “Walaikumsalam”. Aku benar-benar merasa dalam segerombolan keindahan-keindahan yang datang kepadaku, datang dan saling berpelukan. Memelukku erat, pelukan persaudaraan yang sangat erat dan kental. Tak lama aku mendengar suara “Akh, Akhi! Bangun. Sudah jam empat sore! Bangun, Akh. Apa antum sudah sholat Ashar!” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin: 5pt 203.25pt 0.0001pt 0cm; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku mencoba untuk membuka mata, tapi mata ini terasa sangat berat untuk membukanya. Dan tubuh ini benar-benar sangat payah, serta sangat susah untuk digerakkan. Tak seberapa lama, aku pun bisa mengontrol diri. Ternyata Yanto sudah berada dikamarku. Sambil melihat kaset baruku. IZIS. “Hem antum mengagetkan ana aja, akh!” ucapku dengan rasa yang sangat malas sambil bersandar pada dinding kasur yang terlihat cat-catnya mengelupas. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Antum tadi jawab salam ana, tapi ana lihat antum masih memejamkan mata!” jawab Yanto sambil membolak-balikkan kaset IZIS. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Loh! Jadi antum tadi, yang salam! Ana kira itu salamnya cahaya-cahaya indah yang baru ana lihat tadi” jawabku sambil mengusap-usap mataku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Iya itu ana! Wah, antum bermimpi apaan Akh? Nggak bermimpi ketemu bidadari di surga kan?” jawab Yanto dengan senyum. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Antum itu ada-ada saja, Akh! Antum dari mana, kok jam segini baru pulang?” tanyaku </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Ana, dari ikut kajian! Biasalah, hari ini ana kan Liqo’!” Ucap Yanto. Setelah itu dia melanjutkan perkataannya “Akh, antum punya kasetnya IZIS yach? Wah pasti boleh dipinjam nich!” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Antum, satu rumah kok <i>pake’</i> pinjam-pinjaman segala! Kalau mau pinjam ya ambil aja, tapi setelah itu dikembalikan, jangan seperti biasanya! Atau antum putar di tape ana aja, tape antum kan rusak akh!” ujarku sambil beranjak untuk berwudhu. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Tak lama setelah aku berwudhu, terdengar IZIS mengumandang keras. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Berkobar tinggi panaskan bumi Membakar ladang dan rumah kami Darah Syuhada mengalir suburkan negri Tiada kata lagi…. Kami harus kembali!” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Saat aku lihat, ternyata Yanto memutar kaset IZIS sambil bernasyid dan mengepalkan tangannya dengan bersemangat. Sungguh memang luar biasa, nuansa yang ditimbulkan oleh nasyid. Nasyid bukan seperti lagu Islam yang lainnya, nasyid adalah ruh dari setiap perjuangan para mujahid. Nasyid tidak seperti lagunya Gigi, yang mengumandang keras tetapi tidak bersemayam dihati. Apalagi nasyid tidak seperti lagulagunya Dewa, yang bernada sombong seperti pemainnya. Nasyid bukanlah seperti lagulagu lainnya, karena nasyid punya pembeda, pembeda dari lagu cengeng percintaan yang memabukkan. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 21.55pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Akh, tolong kecilkan! Ana mau sholat” pintaku </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin: 5pt 203.25pt 0.0001pt 0cm; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 6.8pt; line-height: 20.7pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Akh, biar sholat antum lebih semangat lagi, jadi biar saja nasyid ini berkumandang </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; line-height: 20.7pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >keras” ucap Yanto yang tetap mengangkat tangan sambil mengepalkannya. “Akh, ternyata antum perlu di<i>ruqyah</i> kalau gitu! Jangan-jangan ada jin bersamayam ditubuh antum” gumamku kesal </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 6.8pt; line-height: 20.7pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hehe… afwan akh, tadi kan cuman bercanda!” jawab Yanto dengan mengecilkan suara </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; line-height: 20.7pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >tape. Aku menggelar sajadah, bersiap untuk menghadap sang khalik. Menghadap sang maha pemaaf. Menghadap sang Maha dari segalah maha yang ada di alam semesta ini. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 9.35pt; text-indent: 170.95pt; line-height: 18.45pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >*** Cuaca diluar sangat cerah, terasa mentari tersenyum dengan sinarnya. Panasnya tidak terik, tetapi tidak pula mendung. Udara tidak panas, dan pula tidak dingin. Cuaca benar-benar sangat bersahabat. Terbukti, banyak sekali hilir mudik orang-orang yang </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 24.4pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >lewat kontrakanku, terlihat wajah-wajah yang segar. Wajah-wajah yang siap menghadapi hari yang lebih baik. Insya Allah. “Akh, antum kok nggak siap-siap? Apa nggak ada kuliah!” tanya Heri “Ana ada bimbingan jam sembilan! Jadi sekarang bisa nyantai-nyantai dulu” ucapku “Wah yang lagi mau kelar kuliahnya, udah bersiap-siap nggak akh?” tanya Heri, sambil </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 27.8pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >menyeruput teh hangatku. “Emang, maksud antum apa akh? Bersiap-siap untuk apa?” jawabku “Iya, berusaha bersiap-siap untuk melanjutkan sunnah Rasulullah! Menyempurnakan </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 27.8pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >agama kita” “Sunnah Rasulullah! Yang mana?” tanyaku heran “Akh, antum kayak nggak tahu aja! Itu loh akh, sekretaris antum dulu, perlu </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 27.8pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >diselamatkan!” ucap Heri serius “Ha..? maksud antum apa sich, akh?” tanyaku penasaran “Antum, harus menyelamatkan ukhti Farah dari fitnah dunia. Juga dari orang-orang jahil </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 6.8pt; line-height: 27.8pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >yang ingin menjahilinya! Jadi antum harus cepat menyelamatkan ukthi Farah! Nikahi </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 21.55pt; line-height: 20.7pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >ukhti Farah” jawab Heri sambil tertawa. Dengan tersenyum aku menjawab “Antum itu ada-ada aja! Kenapa bukan antum saja yang menyelamatkannya!” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin: 5pt 203.25pt 0.0001pt 0cm; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Heri tertawa sambil mengatakan “Akh, kalau ana sich gampang! Tapi ana mempersilahkan senior dulu. Dan lagi, Ukhti Farah kan termasuk jajaran-jajaran bidadari Allah yang bisa dibilang sempurna! Apa antum nggak tertarik dengan Ukhti Farah?” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Akh, udah nggak usah seperti itu! Ukhti Farah itu wanita yang paling sempurna. Makanya ana takut mendekati wanita-wanita sempurna, seperti akhwat yang satu itu” jawabku sekenanya </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Antum, takut apa minder! Udah, ana berangkat dulu. Ana takut terlambat. Assalamu’alaikum” jawab Heri sambil tertawa, sambil ngeloyor pergi </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Walaikumsalam” jawabku sambil tersenyum </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Ukhti Farah, akhwat yang bisa dibilang sempurna. Semua terdapat pada keagungan wanita, berada padanya. Aku tidak melihat kecantikan wajahnya, sebelum aku melihat kelembutan hatinya. Aku memang belum pernah melihat wajah ukhti Farah, aku hanya mendengar keagungan kecantikannya dari teman-teman kuliahku. Teman-teman yang masih meninggikan kecantikan wajah, teman-teman yang masih belum tertarbiyah. Tetapi saat dia menjadi sekretarisku pun, aku masih belum tahu kecantikan wajahnya. Yang aku tahu, sungguh benar-benar kecantikan yang sempurna saat aku mengetahui sikap dia. Dan mulai dari situlah aku benar-benar tidak membutuhkan lagi kecantikan wajahnya, aku tidak butuh lagi mengetahui wajah cantiknya. Aku tidak butuh lagi kecantikan pada jasadnya. Yang aku butuhkan, adalah kecantikan seorang wanita pada dalam dirinya, pada tanggung jawabnya sebagai wanita. Yaitu wanita yang mempelihara aurat-auratnya atas fitnah dunia. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 21.55pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Banyak akhwat yang aku kenal, tetapi memang tidak sesempurna ukhti Farah. Dulu saat aku masih senang dengan cara jahilia, yaitu mengetest akhwat. Banyak akhwat yang sering aku telphone. Dan banyak juga, akhwat yang dengan nada santai tetapi benar-benar menghanyutkan. Bicaranya santun, tetapi topik pembicaraannya tidak pantas untuk dibicarakan oleh seorang akhwat apalagi kader dakwah. Ada lagi seorang akhwat yang tergesa-gesa menjelaskan sesuatu masalah, lebih-lebih lagi si akhwat memposisikan dirinya sebagai orang yang paling tahu dan paling beriman. Ada juga akhwat yang menjelaskan agama Islam, tetapi si akhwat menjelaskannya layaknya seorang marketing. Sungguh memang benar-benar lucu. Dan kadang pula menjengkelkan dengan para akhwat yang sok suci dan sok yang paling tahu itu. Tetapi itu dulu. Saat terakhir aku menelephone ukhti Farah. Selesailah sudah perjalanan mengetest kemampuan para akhwat. Dengan nada bicara yang santun, topik yang bagus dan bisa memposisikan dirinya sebagai seorang yang sama dengan lawan bicaranya. Setelah itu, sebuah nasehat yang bagus dari ukhti Farah “Afwan, akh! Ana merasa, antum bukanlah ikhwan yang belum tertarbiyah. Ana takut antum adalah ikhwan yang senangnya mengetest akhwat. Ana cuma mau berpesan kepada antum, sebaik-baik muslim itu adalah seorang yang bisa menghormati muslim satu dengan muslim yang lainnya. Dan bukan saling mengetest kemampuan kepintarannya!” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin: 5pt 203.25pt 0.0001pt 0cm; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Saat itulah, akhirnya aku benar-benar paham. Bahwa sesungguhnya, sakitlah hati seseorang manakala seseorang itu merasa dikerjain oleh saudaranya sendiri. Akhirnya, aku tidak pernah lagi mempunyai keinginan untuk mengetahui tingkat kemampuan saudaraku sendiri. Biarlah tingkat kemampuan dalam kepintarannya yang akan membimbing dia menjadi seorang muslim yang sejati. Seorang muslim sejati tidak akan memposisikan dia sebagai orang yang paling pintar dan beriman, seorang muslim sejati tidak akan tergesa-gesa dalam menjelaskan sesuatu hal, seorang muslim sejati tidak akan memberi sebuah penjelasan layaknya seorang marketing produk. Karena Islam adalah agama perbuatan, maka perbuatanlah yang akan mencontohkan muslim yang baik atau muslim yang buruk. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Sejak saat itu aku memang benar-benar tertarik dengan ukhti Farah, bukan tertarik karena wajahrnya. Tapi aku tertarik dengan keteduhan bahasa bicaranya, keteduhan yang mungkin membuat manusia benar-benar ingat akan adanya siksa neraka. Sungguh benarbenar wanita yang sempurna. Tapi aku sadar bahwa aku bukanlah ikhwan yang pantas untuk dia. Untuk wanita sesempurna ukhti Farah. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >*** </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Gimana Lid, dosen pembimbing kamu! Enak nggak?” sapa Hendra, teman kuliahku dari belakang sambil menepuk pundakku. Saat sedang berjalan menuju fakultasku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Eh, kamu Hen! Tak kira siapa” jawabku sambil tersenyum </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Dia tersenyum lalu berkata “Hem, dosen pembimbingku, nggak enak Lid! Masa aku kalau mau ketemu harus janjian dulu. Dan nggak pernah ada di ruang dosen” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem emang siapa, dosen pembimbing kamu Hen?” tanyaku sambil berjalan. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Itu, Pak Hartono!” jawab Hendra </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem, pantes Hen! Pak Hartono kan super sibuk. Tapi enak loh Hen, Pak Hartono kan orangnya sabar banget!” terangku </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Iya sich, tapi kalau gini terus aku nggak akan tepat waktu mengerjakan skripsiku” keluh Hendra dengan wajah terlihat pasrah. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Ya, nggak gitu Hen. Kalau kamu janji dulu sama beliau, kan beliau nanti bisa menyesuaikan jadwalnya” sergahku sambil tersenyum </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem,” Hendra manggut-manggut. “oh yach, dosen pembimbingmu siapa Lid?” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Dosen pembimbingku, Pak Susilo!” jawabku sambil tersenyum </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 21.55pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Ha.. Pak Susilo! Yang bener kamu Lid?” Hendra memandangku tak percaya </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin: 5pt 203.25pt 0.0001pt 0cm; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 3.95pt; line-height: 22.95pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Iya. Pak Susilo! Kenapa?” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 9.35pt; line-height: 22.95pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Jadi kamu, satu-satunya mahasiswa yang dosen pembimbingnya Pak Susilo!” Hendra masih terlihat tidak percaya. Aku tersenyum sambil menjawab “iya..!” “Ha…! Kamu mau dibimbing si Prof killer itu? Apa kamu dulu nggak milih </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; line-height: 22.95pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >pembimbing?” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 20.7pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Aku memang milih Prof. Susilo Nugroho! Kasihan beliau nggak ada yang milih” gumamku sambil tersenyum. “Kamu gila, atau gimana sich Lid? Milih kok yang killer kaya dia” ucap Hendra sambil </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 6.8pt; line-height: 27.8pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >menggeleng-gelengkan kepala. “Sebenarnya sich, aku milih Pak Susilo karena dia kan guru besar di fakultas kita! </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 6.8pt; line-height: 20.7pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Apalagi dia kan juga guru besar di Universitas ini. Jadi aku beruntung Pak Susilo mau menjadi pembimbingku” kilahku sembari tersenyum banggga. “Sekarang kamu ada keperluan apa kekampus? Apa ikut SP (Semester Pendek)?” tanya </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; line-height: 20.7pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Hendra </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 20.7pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem sorry kalau Khalid ikut SP! Aku kan mau ketemu sama dosen pembimbing yang baik hati” jawabku sambil tersenyum. “Ok deh, met ketemu sama Prof killer itu! Lid aku mau ke kantin dulu yach.” Ucap </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin: 5pt 261.65pt 7.65pt 0cm; line-height: 27.8pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Hendra sambil menepuk pundakku. “Ok.” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 20.7pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Kantor dosen sudah terlihat didepan mata, tinggal beberapa langkah aku sudah masuk dikantor yang dipenuhi pembimbing-pembimbing intelektual. “Permisi, mbak! Pak Susilo sudah datang belum?” sapaku pada mbak Dina, pengurus </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 27.8pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >secretariat. “Ada, Lid. Masuk aja! Pak Susilo di mejanya” jawab mbak Dina. “Terima kasih, mbak!” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 11.35pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku langsung menuju mejanya Pak Susilo. Benar Pak Susilo sudah berada di mejanya, sedang mengerjakan sesuatu. Hatiku berdegup tak beraturan. Ini pertama kalinya aku berhadapan langsung dengan Pak Susilo. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 18.45pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Selamat siang, Pak!” sapaku </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Dia menatap dingin padaku sembari menjawab sapaanku “Siang!” selanjutnya bertanya dengan tatapan yang dingin “Ada perlu apa?” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Jantungku saat itu benar-benar berdegup kencang, layaknya seorang ikhwan yang sedang ditawari <i>Murrabi</i> untuk menikah. Bertemu dengan pakar hukum yang satu ini, membuatku merasa sangat canggung. Bagaimana tidak canggung, Pak Susilo merupakan tetua dari para dosen hukum difakultasku. Dan beliau merupakan dosen yang tidak diragukan kemampuannya. Selain kemampuannya, yang membuat dia benar-benar disegani oleh semua mahasiswa dan dosen difakultasku, adalah ketegesannya dalam hal apapun. Termasuk masalah nilai. Pak Susilo tidak dapat diganggu gugat masalah nilai. Di fakultasku banyak sekali dosen yang mudah merubah nilai, entah karena apa mereka dapat merubah nilai. Tapi untuk Pak Susilo, sebuah nilai ujian tidak dapat diganggu gugat, dan tidak dapat dirubah. Aku benar-benar senang dengan prinsip dosen yang satu ini. Karena, meskipun aku jarang sekali mengikuti perkuliahan beliau. Tetapi aku tetap bisa mengerjakan ujian-ujian yang diberikan oleh beliau. Dan nilaiku bisa dikatakan sangat memuaskan. Karena saat itu memang aku sangat sibuk dalam organisasi, sehingga jarang sekali aku masuk kuliah. Tetapi aku tetap mempelajari semua mata kuliah. Sehingga aku tidak ketinggalan dengan mahasiswa yang lainnya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Saya Khalid, Pak! ” jawabku tenang </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem jadi kamu, mahasiswa yang sok pintar itu yach!” ucap pak Susilo sinis. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kecut. Jantung ini semakin berdegup kencang. Apalagi kata-kata Professor killer ini benar-benar menyakitkan. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Khalid, mahasiswa yang sukanya menuntut. Mahasiswa yang sukanya demonstrasi. Mahasiswa yang sukanya manantang para dosen. Apalagi sok idealis!” pak Susilo berkata tanpa melihatku, sambil merapikan beberapa berkas-berkasnya. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Darah muda mulia memuncak. Ucapan sang Professor sudah tidak dapat didiamkan. Keras sekali penghinaannya padaku. Saat aku akan mengucapkan sesuatu, pak Susilo berdiri sambil menghadapku. Dengan nada mengejek “baik, kalau kamu ingin saya menjadi dosen pembimbing kamu! Saya ingin sekarang juga, memberikan soal kuis kepada kamu. Jika seandainya jawaban kamu tujuh puluh persen banar, maka saya bersedia. Tetapi jika kurang dari itu, maka saya akan bilang ke dosen-dosen yang lain untuk tidak menerima seorang mahasiswa yang hanya suka omong besar!” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku benar-benar tertantang dengan ucapan pak Susilo. “baik, saya siap!” jawabku enteng. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Terlihat pak Susilo masih mamandang sinis kearahku. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Dalam hati aku berfikir, bahwa ini saatnya aku menunjukkan kemampuanku didepan dosen sacara langsung. Aku ingin membuktikan, meskipun aku jarang mengikuti </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin: 5pt 203.25pt 0.0001pt 0cm; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >kuliah, tapi aku tetap bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh para dosen. Meskipun aku tidak pernah masuk, bukan berarti aku tidak kuliah, apalagi tidak bisa mengerjakan soal-soal kuliah. Kuliah hanya aku anggap sebagai alat mengambil ijazah saja, karena kuliah yang sebenarnya adalah mendapatkan pengetahuan dari sumber manapun. Dan inti dari kuliah adalah belajar. Jadi, bukan berarti orang yang tidak kuliah tingkat keilmuannya rendah. Apalagi menganggap bahwa orang yang tidak kuliah, tidak belajar. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Pak Susilo memberikan lembaran kertas yang berisi soal-soal kepadaku. “Ini kerjakan! Saya kasih kamu waktu satu jam” ucap pak Susilo tegas. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Pak Susilo duduk tak jauh dari hadapanku. Dengan tenang aku mengambil kertas itu, santai aku mengerjakan soal-soal yang diberikan pak Susilo. Meskipun memang banyak soal-soal yang sulit, tetapi aku tetap yakin bahwa aku bisa mengerjakannya. Sebuah pertaruhan yang sangat berat, antara sebuah nama baik, nilai dan soal-soal ujian. Jikalau aku tidak bisa mengerjakan soal-soal itu, yang akan terjadi adalah sebuah petaka buruk bagiku apalagi untuk organisasi dan teman-teman yang sangat mempercayaiku. </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Baik, waktu sudah habis!” ucap pak Susilo mengagetkan aku. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Untung semua yang aku kerjakan sudah selasai, tetapi entah benar apa tidak. Aku tidak tahu, hanya Allah swt dan pak Susilo yang tahu. Kertas soal dan jawaban aku serahkan. Dengan teliti sekali pak Susilo memeriksa jawaban soal-soal kuis. Wajahnya terlihat sangat dingin, dan terkesan sangat acuh sekali. Berkali-kali terlihat pak Susilo menggeleng-gelengkan kepala, sambil terlihat kecewa. Aku hanya diam, menatap kosong kedepan. Menyesali kesombongan, kesombongan yang membuat aku jatuh pada lubang yang tak termaafkan, kesombongan yang membuat harga diriku runtuh terpinggirkan dalam jiwa yang tak tenang. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“KHALID!” ucap pak Susilo dengan mengeraskan suaranya, aku sedikit kaget waktu itu. Setelah itu pak Susilo berkata “Hem, benar ternyata. Aku sangat meragukan kemampuan kamu. Ternyata kemampuanmu, lebih dari yang saya bayangkan!” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Aku masih diam, tidak mengerti tentang ucapan pak Susilo. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Khalid, aku memang sudah menduga. Bahwa kamu memang mahasiswa yang <i>brilian</i>, saat banyak dosen-dosen yang meragukan kemampuanmu dalam menerima perkuliahan. Saya mengetahui kamu memang mahasiswa pintar. Jadi, akhirnya saya yakin bahwa kamu benar-benar mahasiswa yang pintar” ucap pak Susilo dengan tersenyum puas. Selanjutnya pak Susilo melanjutkan ucapannya “sekarang, kamu bisa menunjukkan judul skripsi yang akan kamu pakai” </span><span style=" Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><i><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuakbar,</span></i><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" > ucapku berulang-ulang dalam hati. Sungguh tiada suatu yang lebih menggembirakan dalam hati kecuali, seorang professor yang merekomendasi ilmuku. Merekomendasi tentang apa yang aku peroleh dari belajarku. Aku merasa benar-benar memenangkan sebuah pertarungan. Memenangkan sebuah </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin: 5pt 203.25pt 0.0001pt 0cm; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" ></span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >pertarungan yang mempertaruhkan sebuah kehormatan. Memenangkan sebuah pemikiran baru, bahwa kuliah bukan berarti harus kuliah. </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; line-height: 20.7pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Perspektif hukuman mati dalam Hukum Pidana Positif dan Hukum Islam” jawabku Sambil mengernyitkan dahinya pak Susilo berkata “Hem, kayaknya bagus. Apa kamu sudah dapat bahan-bahannya?” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 3.95pt; line-height: 20.7pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Hem, Insya Allah sudah Pak! Tinggal di ketik” ucapku mantab </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 24.4pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >“Ok, saya tunggu! Saya sudah percaya dengan kamu, dan saya tidak meragukan kemampuan kamu” ucapnya tegas. “Baik Pak, kalau gitu saya permisi dulu!” “Baik, saya akan tunggu hasil-hasil yang sudah kamu tulis” Setalah berdiri, aku langsung berpamitan. Tetapi saat aku akan berpamitan. Pak Susilo, </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin: 5pt 52.45pt 13.9pt 0cm; line-height: 27.8pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS";font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >memanggilku “Khalid, saya orang Islam! Perlakukan saya seperti orang Islam” “Oh maaf pak, Assalamualaikum” ucapku saat berpamitan Pak Susilo tersenyum sambil menjawab “Walaikumsalam” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Tekad maju penuh kemanangan, senandung nasyid kunyanyikan dalam hati “Langkah ini langkah-langkah abadi Menapak gagah laju tanpa henti Langkah ini langkah-langkah abadi Menapak gagah laju tanpa henti” </span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 187.4pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="Comic Sans MS"; font-family:";font-size:10.0pt;color:black;" >Sebuah kemulian yang diberikan oleh <i>Allah Azza wa jalla</i>. Pada para mujahid dan mujahidah yang melaju menegakkan kebenaran menyingkirkan kebathilan. Dan Allah pasti akan menolong hambanya yang telah berjuang didalam agama-Nya.</span><span style="Comic Sans MS"font-family:";font-size:10.0pt;" ></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-47924178359866752542011-04-08T02:45:00.000-07:002011-04-08T03:51:28.221-07:00Bidadari untuk ikhwan_jilid 1<div style="text-align: justify;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>IN</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Akhi Khalid, antum sudah sholat dhuhur?” aku terbangun dari lamunanku saat Andi teman satu <i>LDK</i> (Lembaga Dakwah Kampus) menepuk pundakku. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Akh, antum mengagetkan ana aja! Oh iya, ana belum sholat dhuhur nich!” aku menjawab sambil memakai tas ransel hitamku kembali, yang saat itu masih tergelatak dilantai. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Akh, kalau gitu ayo kita kemasjid sekarang!” ajak Andi. </span><span style="font-size: 10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Aku hanya hanya menganggukkan kepala, sambil berdiri dan berjalan menuju masjid kampus yang jaraknya tidak begitu jauh dari fakultasku. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Hem, nikmat benar air wudhu yang membasahi kulit-kulitku ini. Terasa semua ringan dalam membasuh semua kotoran-kotoran dunia. <i>Iqhomat</i> sudah mengumandang, tanda sholat akan dimulai. “Benar-benar cantik, wanita tadi! Siapa dia? Aku baru melihatnya sekarang!” lamunku. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Allahu Akbar!” aku tersentak saat Imam mengucapkan takbir rukuk. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Masya’ Allah, aku sedang sholat!” sertamerta pun aku langsung membuang jauh-jauh pikiran yang telah menjauhkan aku dari kekhusyu’anku dalam sholat. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">*** </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Kebutuhan rohaniku telah aku laksanakan, sekarang waktunya untuk kebutuhan jasad ini. Dholim, jika aku mengacuhkan kebutuhan tubuh ini. “Akhi, antum sudah makan?” tanyaku pada Ridwan teman satu LDK, yang sedang duduk-duduk diserambi masjid. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“<i>Ana</i>, belum makan Akh! Kenapa, mau ngajak makan? Tapi ingat Akh, ana kalau makan nggak suka kalau dikantin kampus kita ini!” ucap Ridwan </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">aku tersenyum sambil mengatakan “nggak suka, apa kemahalan?” </span><span style="font-size: 10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“hehehe, antum sudah tahu rahasianya yach!” Ridwan mengatakan sambil tertawa </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Kita kan sama-sama mahasiswa, tahulah yang dipikirkan! dan kita kan Al-Ikhwan (saudara)! Jadi kita harus lebih mengetahui keadaan saudaranya sendiri!” kataku sambil bernada sok mengejek </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 21.55pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Ridwan tertawa sambil mengatakan “antum ini, ada-ada saja! Benar juga, kita Al-Ikhwan (saudara) jadi harus lebih tahu! Sekarang, Antum harus tahu kalau ana lagi <i>boke’</i>! Jadi antum harus mentraktir ana!” </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">“Akh, antum! kapan punya uangnya? <i>Boke’ kok </i>terus! Ok lah, sekarang ana traktir” kataku sambil tertawa dan mengajak Ridwan disebuah warung. Tentunya yang murah dan enak. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">*** </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><i><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Hem, sepi sekali dikontrakan! Mungkin teman-teman masih ngisih kajian atau mengikuti kajian</span></i><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS";color:black"> pikirku dalam hati. Aku merogoh saku celana, mencari kunci kontrakan. “Ini dia!” kataku. Aku buka pintu sambil berucap salam, tetap tidak ada yang menjawab salamku. Mungkin memang teman-teman masih aktif dalam kegiatan masing-masing. Biasanya kalau jam-jam tidur siang ini, teman-teman masih lebih aktif untuk berdakwah. Biasanya Yanto, Deni, Heri dan Samsul selalu pulang sore, karena banyaknya aktifitas di SKI (Sie Kerohanian Islam) fakultas mereka. Alhamdulillah kegiatanku sekarang sudah tidak sepadat seperti mereka, mungkin teman-teman mengerti kalau aku sekarang lebih disibukkan rencana untuk mengerjakan skripsi. Sehingga amanah-amanah dakwah, tidak begitu banyak dibebankan kepadaku. Dulu, saat masih banyak-banyaknya aktifitas dakwahku. Aku banyak sekali mempunyai binaan, mulai dari kajian anak-anak SD, SMP, SMA, anak-anak jalanan sampai kajian para preman yang sudah tobat. Tapi alhamdulillah sekarang lebih berkurang, sekarang aku hanya mengisi kajian ditempat para preman saja. </span><span style="font-size: 10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Pernah suatu hari, aku meminta tolong teman-teman untuk mengisi kajian para preman. Ternyata teman-teman banyak yang belum siap untuk mengembangkan dakwah dikalangan para preman. Sehingga kajian untuk para preman, masih tetap aku yang mengisi. Memang sangat unik sekali saat bertemu dengan preman-preman itu, saat-saat pertama mengenal mereka. Entah apa yang membuat para preman ini sadar, akan pentingnya mengenal Islam lebih dalam. Perjumpaan yang sangat unik, saat aku selesai mengisi kajian ditempat anak-anak yang kurang beruntung, aku berjalan sendirian diperkampungan kumuh itu. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Disebuah pinggiran kali, aku berpapasan dengan tiga para preman. Mereka melihatku dengan tatapan yang tajam, seakan aku adalah mangsa yang siap untuk diterkam, dan tentunya sangat lezat. Jantungku berdetak kencang, aku merasakan ketakutan saat berhadapan dengan para preman. Tak pelak aku pun beristikfar dalam hati dan meminta perlindungan kepada sang Maha pelindung. “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman (Ali Imran 175).” Aku teringat dengan apa yang difirmankan Allah, sungguh dahsyat apa yang kurasakan setelah mengingat Ali Imran ayat 175. Tubuhku seakan siap menjadi tentara Allah yang akan menghadang para segerombolan kaum Bani Israil. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Hai kamu! Kesini” teriak salah satu preman itu, memanggilku. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 21.55pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Dengan santai aku pun mendatangi ketiga preman itu “ada apa Bang?” jawabku. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">“Jadi ini yach, Guru ngaji itu!” ucap salah satu preman yang berada ditengah. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Iya Bos, dia salah satu dari guru ngaji itu!” jawab salah satu preman disebelahnya. Aku hanya diam dan menatap mereka, serta bersiap siaga jika mereka akan berbuat sesuatu kepadaku. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Apa benar kamu guru ngaji, yang ngajar digubuk sana?” tanya preman yang dipanggil Bos, dan kemungkinan dia memang memang Bos preman didaerah kumuh ini. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Iya benar!” jawabku singkat dan mantap, sambil sedikit menganggukan kepala. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Hem, aku sudah mendengar kalakuan kalian pada anak-anak disini!” ucap si Bos preman itu. “apa kamu nggak takut, sama kami!” ucapnya lanjut, dengan sedikit agak membentakku. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Saat itu aku hanya sedikit tersenyum lalu mengatakan “maaf kalau saya mengganggu atau ada kelakuan saya dan teman-teman yang tidak mengenakkan, kami mengajar kesana hanya untuk meningkatkan keilmuan anak-anak, serta mencari pahala yang dijanjikan oleh Allah swt! Tidak ada maksud lain selain itu.” Ucapku tenang dan tegas </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Jadi, kamu memang benar-benar tidak takut pada kami!” Bos preman itu membentak keras kepadaku </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Maaf, bukan bermaksud seperti itu! Saya dan teman-teman, mengajar dengan keIkhlasan. Bukan mencari permusuhan!” jawabku mencoba untuk menenangkan mereka. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Dasar bocah. Kamu sudah berani menginjak daerah kami!” ucap salah satu preman yang berambut gondrong. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Sudah sikat saja!” ucap preman yang berbadan ceking, berambut cepak sambil langsung bergerak mengepungku, tidak terkecuali preman yang berambut gondrong itu. Si Bos preman hanya melihat dan diam saja. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Darah sudah mendidih, luapan emosi sudah menerjang pada ketiga preman itu. Aku juga sudah bersiapsiaga menerima serangan dari kedua preman itu. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Tak ada yang saya takuti selain Allah swt, jikalau saya mati disini! Maka akan banyak tentara Allah yang akan menghajar kalian! Dan saya syahid dijalan-Nya” ucapku keras </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Saat si preman gondrong akan menyerang, terdengar teriakan keras “HENTIKAN”. Kami menoleh pada Si bos preman itu. “Sudah, hentikan!” perintahnya lagi. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 35.45pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Aku masih tetap bersiapsiaga jika sewaktu-waktu mereka menyerangku. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Si Bos preman itu mendatangiku, lalu dia tersenyum sambil berkata “Hai anak muda, siapa namamu?” </span><span style="font-size:10.0pt;font-family: "Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Khalid, Khalid Hendriansyah!” ucapku tenang dan tetap tegas. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Baru kali ini, saya berhadapan dengan anak muda yang berani!” ucap Si bos preman, selanjutnya dia mengatakan “sebenarnya beberapa kali, ada anak muda yang mengajarkan ngaji pada anak-anak diperkampungan kumuh ini. Tetapi mereka adalah anak muda yang munafik, mereka mengatakan kebesaran Tuhannya tetapi mereka menakuti manusia. Mereka takut pada kami, para preman! Saat aku melihat kamu, aku ingin menguji keberanianmu, aku ingin menguji keimananmu, ingin menguji kekuatan kepercayaanmu kepada Tuhanmu. Dan menguji, apakah kamu dari golongan anak muda yang munafik itu? Sungguh luar biasa keberanianmu, engkau tak takut akan kematian. Bahkan engkau mencari kematian, kematian diatas nama Tuhanmu! Dan ternyata kamu bukan dari golongan anak-anak muda yang munafik itu.” </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><i><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Nih preman gak tau kali ya, kalau aku sebenarnya juga takut! Tapi Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah swt, rasa takutku pun menjadi sebuah keberanian.</span></i><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black"> Ucapku dalam hati. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Si Bos preman mendekat kepadaku, lalu menepuk pundakku sambil mengatakan “hai anak muda, kami tidak ingin ada orang yang mengajarkan anak-anak kami tentang bagaimana mengenal Tuhan, sedangkan dia sendiri tidak mengenal-Nya. Kami ingin anak-anak kami di didik oleh orang-orang yang memang mengerti tentang Tuhan. Tidak takut akan ancaman manusia, tetapi dia lebih menakuti ancaman-ancaman Tuhannya. Sehingga anak-anak kami nantinya, menjadi seorang pemberani dalam hidup. Dan termasuk dari golongan orang-orang yang shaleh.” Si bos preman itu memandangi aku, layaknya berharap kepadaku, berharap tentang ajaran kebenaran. Berharap akan datangnya cahaya keIlahian. Setelah itu Si bos berkata “Khalid, jangan kamu kira bahwa kami tidak perduli dengan masa depan anak-anak kami! Kami berpenampilan seperti ini, karena kami ingin melindungi daerah ini, dari preman-preman yang lain! Dengan seperti ini kami lebih leluasa untuk bergerak.” </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Aku tersenyum saat Si bos preman itu menatap tajam penuh makna, penuh pengharapan dari orang yang menginginkan kebenaran. “Insya Allah, saya akan mendidik anak-anak dilingkungan sini dengan ilmu yang pernah saya dapatkan! Saya hanya menginginkan keridhoan Allah saja dalam berjuang, bukan yang lainnya.” Ucapku. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Terima kasih, Khalid! Dan jika kamu butuh apa-apa silakan panggil kami.” Ucap Si bos preman sambil akan beranjak pergi. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family: "Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Saat dia akan beranjak pergi, serta merta pun aku langsung memanggil Si bos “maaf, saya belum tahu nama Abang!” </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Si bos preman membalikkan tubuhnya menghadap aku, dia tersenyum sambil menjawab “Panggil aku, Jamal! Sampai jumpa Khalid” </span><span style="font-size:10.0pt;font-family: "Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Saat hendak Si bos preman alias Bang Jamal melangkah meninggalkanku, aku berteriak “Assalamua’alaikum, Bang” Bang Jamal menoleh, sambil tersenyum dan menjawab “Walaikumsalam” setelah itu dia pergi. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Aku tertegun sesaat, pikiranku menerawang mengingat apa yang dikatakan Bang Jamal “Kami tidak ingin ada orang yang mengajarkan anak-anak kami tentang bagaimana mengenal Tuhan, sedangkan dia sendiri tidak mengenal-Nya.” Sungguh luar biasa apa yang diucapkan Bapak Jamal. Tiada kata yang seindah dengan pengingatan keras, seperti apa yang diucapkan Bang Jamal. Sungguh aku benar-benar takut, takut jika tidak dapat mengemban amanah ini. Sebuah ucapan yang harus diperhitungkan, meski ucapan itu diucapkan oleh orang-orang jalanan atau bahkan seorang preman. </span><span style="font-size: 10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Tiada hal yang harus kita singkirkan, dari pernyataan seorang preman yang begitu agung. Mungkin pernyataan Bang Jamal, layak disetarakan dengan Aristoteles atau mungkin Imam Ghazali, sungguh pernyataan yang tidak dapat diduga dari mulut seorang yang masih tidak begitu mengenal tentang kebenaran dari Tuhan. Tapi tetap, Bang Jamal adalah Jamal, bukan Aristoteles atau bahkan Imam besar Al Ghazali. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Yang aku tahu, dijaman seperti sekarang ini pernyataan yang di ucapkan oleh Bang Jamal sangat langka. Kita lebih banyak tahu, tentang orang-orang yang selalu berpikiran sempit tentang ajaran-ajaran kebenaran ini, Islam. Apalagi menganggap bahwa, anak-anak yang mempelajari agama Islam, adalah anak-anak yang ketinggalan jaman. Mereka mungkin lupa dengan apa yang dikatakan Imanuel Kant, bahwa tingkatan paling tinggi dari estetika dan etika, dari derajat manusia adalah rasa keimanan yang tinggi terhadap agamanya (relegius). </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Setelah aku kenal bang Jamal, terjadi banyak hal yang memang membuatku kagum dengan Dia. Sosok preman yang satu ini memang beda dengan preman-preman yang lainnya. Dia tidak pernah meminta uang apapun didaerah kekuasaannya, apalagi hanya sebatas uang keamanaan. Tetapi tetap kerjanya Bang Jamal, jadi <i>bodyguard</i>nya pemilik hotel. Kata Bang Jamal sich, pemilik hotel itu takut, takut kalau ada yang bikin gara-gara dihotelnya. Jadi akhirnya Bang Jamal yang diminta perlindungannya. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Sungguh memang ironis dinegara kita ini, para penegak hukumnya sudah tidak lagi dapat diandalkan sebagai penegak hukum yang sebenarnya. Hingga akhirnya orang-orang yang punya uang pun, lebih aman dijaga preman dan satpam. Setalah sering bertemu, akhirnya aku beranikan diri untuk mengajak Bang Jamal bikin kajian khusus para preman-preman. Luar biasa tanggapan bang Jamal, ternyata sangat menerima sekali ajakanku itu “ini yang ditunggu-tunggu dari dulu, jarang ada pengajian buat para preman!” ucap Bang Jamal saat itu. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Tiada hal yang dapat menggembirakan hati ini, kecuali ajakan untuk berbuat baik disambut dengan kebaikan pula. Sejak saat itulah, aku sering mengisi kajian para premanpreman. Dan akhirnya aku banyak tahu, nama-nama dari preman diwilayahku sendiri. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family: "Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Lambat laun kajian para preman yang aku adakan semakin ramai saja, karena para preman ini sering mengajak teman-teman preman lainnya untuk ikut ngaji juga. Beberapa preman yang masih baru mengikuti kajian, banyak yang canggung. Sehingga sesekali ada celetukan yang kadang jorok, lucu, atau bahkan mengharukan. Mengharukan, karena ternyata banyak para preman ini yang tidak dapat membaca Al Qur’an, “baca Al Qur’an! <i>La wong</i> baca koran aja susah kok” itulah celetukan menyayat hati. Dinegara yang katanya sebagian besar umat Islam ini, ternyata tidak sedikit yang belum bisa membaca Al Qur’an. Tapi tertera dengan jelas di KTPnya (Kartu Tanda Penduduk), ISLAM. “Jadi, sebenarnya yang benar ini, yang mana? <i>Islam KTP</i> apa <i>KTPnya yang Islam</i>. Kalau Islam KTP sich masih punya identitas keIslamannya, nah kalo KTPnya yang Islam berarti yang Islam itu?.” Gumamku dalam hati </span><span style="font-size: 10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Hari-hari yang aku lalui dengan para preman, ini sungguh memberikan kesan yang tersendiri. Kesan yang membuatku kagum dengan semangat mereka, semangat yang ingin lepas dari jeratan syetan. Sungguh besar rahmat Allah, disaat banyak orang yang menjauhi agama Islam, tetapi mereka dengan berbondong-bondong belajar agama yang <i>haq</i> ini, Islam. Mereka tidak merasa malu dengan keIslamannya, bahkan hari demi hari mereka menjadi bangga dengan apa yang mereka peroleh. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Sejak saat itu aku sering main kerumah bang Jamal, tak jarang pun bang Jamal main-main ketempat kosku. Beberapa teman-teman aktivis dakwah sempat kaget, dengan jalinan pertemananku dengan bang Jamal. Sampai-sampai Deni, dengan ceplas-ceplosnya mengatakan “Akh, Khalid! Antum punya banyak binaan preman, kok gak disuruh untuk lebih meningkatkan keimanannya! Sehingga dandanan para preman itu menjadi lebih sopan lagi” </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Sebenarnya, gini Akh! Seseorang diberikan peringatan tidak harus langsung, kita harus mengetahui kadar keimanan dari seseorang yang akan kita beri peringatan. Ana takut, kalau ana memberikan peringatan yang keras kepada mereka, akhirnya menjadi lari dengan dakwah kita. Cukup tunjukkan perilaku kita saja, biar mereka meniru apa yang kita perbuat, dan tidak usah banyak berkata-kata! Karena sesungguhnya, Islam adalah agama prilaku! Maka berikan contoh, karena sesungguhnya contoh itu yang mudah untuk ditiru.” Memang ucapan Deni benar, tetapi suatu hal yang mendasar, yang diajarkan Rasulullah kepada umatnya adalah rasa kasih dan sayang serta memberikan peringatan dengan lemah lembut. Juga memberikan amanah kepada seseorang, dengan sesuai tingkatan keimanannya. Tidaklah seorang yang bijak, jika menyeruhkan kebenaran tetapi dia sendiri tidak melakukan. Tidaklah kebenaran itu akan terwujud, jika kebenaran itu hanya berada pada ucapan-ucapan semata. Tidaklah ucapan-ucapan kebenaran akan terwujud, jika perilaku si pengucap menyimpang dari perkataan kebenarannya. Orang bijaklah, yang menyerukan tentang kebenaran, dan dia mengetahui kebenarannya serta mengetahui kadar iman dari seorang yang akan diserunya. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Hari demi hari, pertemanan kami sangat dekat. Bang Jamal, sudah aku anggap sebagai kakakku sendiri. Sehingga rasa kekeluargaan kami terasa begitu kental. Istri bang Jamal, mbak Surtini juga sudah mengikuti kajian ibu-ibu yang diadakan oleh teman-</span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">teman akhwat kampusku. Apalagi Joko, putra bang Jamal ini lebih senang datang ke kajian dari pada pergi ke sekolah “sekolah itu bosenin, Ustad! Masa kerjanya cuman belajar melulu, nggak ada mainnya.” Itulah kata Joko saat aku tanya. Tapi memang, Joko menjadi anak yang lebih cepat menangkap pelajaran agama daripada pelajaran-pelajaran yang lainnya. “saya kan pengen kaya’ ustad Khalid!” akunya polos. Saat Joko mengatakan itu dengan polos, badan ini menjadi benar-benar bergetar. Beribu tanya dihatiku “apakah aku layak dijadikan contoh, bagi Joko?” sering juga bang Jamal mengatakan kepadaku, “Khalid, Joko benar-benar kagum dengan kamu! Sering aku tanya tentang cita-citanya, dia selalu berkata. “aku pengen jadi ustad. Kayak, ustad Khalid!” aku mohon jangan sampai kamu kecewakan Joko!.” Sungguh ucapan bang Jamal menjadi cambuk bagiku. Cambuk yang selalu mengingatkan aku, untuk selalu mendekatkan diri pada <i>Allah Azza wa jalla</i>. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Beberapa kali saat aku mengisi kajian ditempat anak-anak yang kurang beruntung. Selalu ada semangat baru bagiku, untuk dapat meningkatkan kualitas mereka. Terutama kualitas dari pengetahuan agama mereka. Mungkin seperti itulah Allah, memberikan kenikmatan berdakwah padaku. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Saat aku sedang mengisi kajian, aku didatangi oleh orang-orang yang tidak dikenal. Sesekali mereka menanyakan tentang data-data daerah kumuh ini pada salah satu RT. Setelah mereka mendapatkan data-datanya, mereka langsung pergi. Dan setelah itu tak lama muncul sebuah kegiatan kemanusian, berupa pembagian sembako dan alat-alat masak gratis. Dan anehnya kegiatan itu sangat mengetahui seluk beluk dari daerah kumuh ini. Sehingga mereka dengan leluasa membagikan sembakonya kepada penduduk. Entah dermawan mana yang membagikan sembako itu, yang aku harapkan tidak ada maksud yang lain selain kegiatan kemanusiaannya. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Pertama-tama kegiatan pembagian sembako itu bersifat biasa-biasa saja, tetapi lama kelamaan kegiatan sembako menjadi kegiatan kajian rutin. Entah siapa yang mengusulkan kajian itu, tak pelak kajian keIslaman yang aku dan teman-teman adakan, menjadi sedikit peminatnya. Apalagi kajian ibu-ibu yang diselenggarakan oleh para akhwat kampus. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Saat aku sedang mengadakan kajian rutin para preman, aku mencoba untuk mengorek beberapa keterangan tentang para dermawan-dermawan yang membagikan sembako. Dengan mengorek keterangan dari para preman, aku bisa leluasa mendapatkan banyak ketarangan yang sangat berharga. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Bang Jamal, tahu nggak kajian yang dilaksanakan setiap jum’at malam itu?” tanyaku </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Iya saya tahu, Khalid!” jawab bang Jamal saat itu </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Saya cuma ingin tahu, berapa banyak orang-orang yang datang disana?” tanyaku </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Sangat banyak yang datang kesana, Khalid! Bahkan beberapa dari kita pun pindah ke kajian mereka” ucap bang Jamal </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">“Benar, banyak sekali warga kita yang ikut kajian mereka! Kabarnya sich, orang-orang yang ikut kajian mereka itu dikasih uang saku plus <i>oleh-oleh</i> kalau pulang” ujar Dadang preman gondrong anak buah bang Jamal. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Loh, lalu kenapa bang Dadang nggak ikut kajian mereka?” tanyaku dengan heran </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Saya kok, merasa ada yang ganjil yach di kajian itu!” kata bang Jamal </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Benar Bos!” ucap bang Dadang. Selanjutnya dia mengatakan “saya pernah melihat mereka yang wanitanya memakai jilbab. Seperti teman-teman mas Khalid yang pake jilbab besar-besar itu! Tetapi saat saya melihat terus, ternyata saat masuk kedalam mobil, mereka melepas jilbabnya. Dan disitu ada tiga wanita, empat laki-laki. Mereka terlihat tertawa lepas, para wanita itu dipeluk oleh laki-lakinya! Saat itu saya sebenarnya mau hajar mereka karena bertingkah tidak baik dan saya kira itu juga melecehkan ajaran Islam. Tetapi saya urungkan, karena waktu itu saya sendirian. Takut juga, kalau dikeroyok mereka!” </span><span style="font-size: 10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Dasar, penakut kamu! Siapa yang ajari kamu jadi pengecut begitu” bentak bang Jamal, “kenapa kalau takut nggak bilang! Bisa aku hajar mereka. Aku nggak pernah ajari kamu sebagai pengecut kan?” bang Jamal terlihat sangat emosi, melihat perilaku bang Dadang yang menurutnya pengecut. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Sabar bang, sabar!” ucapku sambil memegangi tangan bang Jamal. “sebenarnya bang Dadang nggak salah bang, Islam mengajarkan kita untuk berani menindak kezaliman. Tetapi Islam juga mengajak kita untuk bisa membuat strategi. Kalaulah bang Dadang saat itu melawan mereka, dan setelah itu bang Dadang dihajar oleh mereka atau bahkan dibunuh oleh mereka! Maka saat ini kita tidak akan tahu perbuatan yang dilakukan oleh mereka. Dengan begini kita akhirnya tahu apa yang dilakukan oleh mereka. Tetapi seandainya jika bang Dadang melawan mereka, meskipun bang Dadang kalah atau bahkan mati. Maka bang Dadang akan mendapatkan pahala, dan kematian bang Dadang adalah syahid. Surga adalah balasan bagi orang-orang yang syahid. Untuk saat ini sebaiknya kita pantau kelakuan mereka, para pembagi sembako itu!” ucapku tegas. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family: "Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Semua yang hadir saat itu terlihat setuju sambil menganggukkan kepalanya. Sejak saat itu, aku dan teman-teman lebih intensif memusatkan perhatianku pada gerak-gerik para dermawan itu. Dan bang Jamal, sebagai <i>spionaseku</i> untuk mengorek semua kegiatan yang dilakukan oleh mereka. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">“Ada maksud apa dibalik semua ini?” itulah sebuah pertanyaan besar, bagi kami para aktivis dakwah ini. Dan pada saat itu, muncul ideku untuk ikut kajian para pembagi sembako itu. . </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin: 5pt 0cm 35.45pt 225.1pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS";color:black">*** </span><span style="font-size: 10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS";color:black">Saat itu jum’at malam, pengajian diadakan ditempat rumah Bapak RT. Banyak sekali yang datang menghadiri. Saat akan masuk ke tempat pengajian, para penyambut tamu sudah bersiap memberikan makanan. Makanan-makanan yang memang lezat-lezat itu mengundang sekali untuk <i>disikat.</i> “hem, bagaimana tidak senang! Yang hadir saja dikasih makanan lezat kayak gini” gumamku sendirian. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Saat itu Samsul yang aku ajak untuk menghadiri kajian tersenyum, lalu mengatakan “Wah, Akh. Dakwah kita memang kalah canggih yach!” </span><span style="font-size: 10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Saat aku melihat sekeliling, terlihat memang tidak ada yang perlu dicurigai. Hanya saja, memang terlihat beda sekali dengan sistem kajianku. Terlihat beda karena aku bisa melihat para wanita yang juga ikut dalam kajian jum’at itu. Mereka mungkin lupa untuk menggunakan <i>hijab</i> (batasan/penutup) antara wanita dan pria. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Saat aku melihat sekitar, mataku melihat sosok seorang gadis berjilbab lebar yang sedang membagikan makanan kecil kepada para wanita. “siapa dia? Kayaknya aku mengenal dia! Hem, dimana yach?” pikirku. Memang aku merasa mengenal wajahnya. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Seorang ustad memakai sorban, naik ke mimbar yang sudah disediakan. Terlihat memang meyakinkan sekali orang itu. “oh namanya, kyai Badrul!” gumamku saat kyai itu mengenalkan namanya diawal pembukaan, baru kali ini aku mengenal kyai Badrul. Beberapa saat setelah lama ustad itu berceramah, dia langsung berkata “sesungguhnya agama Islam itu agama yang pasrah! Jadi sesungguhnya, orang-orang yang pasrah adalah orang-orang yang beragama Islam. Meskipun dia tidak beragama Islam, kalau dia pasrah kepada Tuhannya, maka dia orang Islam” kata kyai Badrul yang saat itu sedang berceramah didepan mimbar. </span><span style="font-size: 10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Sontak saja aku dan Samsul yang mengikuti kajian itu, saling berpandangan. Wajah Samsul terlihat geram “Akh, ini nggak bisa dibiarin! Ini namanya pendangkalan akhidah!” ucapnya lirih. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Tenang, Akh. Jangan gegabah, kita lihat dulu maksud dari kyai yang baru kita kenal ini” jawabku lirih pula. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Sesungguhnya, Islam itu adalah rahmat bagi seluruh alam! Jadi, untuk bisa menjadi agama yang rahmat, orang Islam haruslah saling menghormati dengan agama yang lainnya. Agar tercipta kehidupan saling menghormati, ucapkanlah selamat jika ada agama lain yang sedang merayakan perayaan! Karena Islam agama rahmat, ucapan selamat itu adalah ucapan rahmat!” kata kyai Badrul saat masih berada diatas mimbar. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Sontak pun aku dan Samsul saling memandang “Akh, ini memang nggak bisa dibiarkan! Ini sudah pendangkalan akhidah” ucap Samsul padaku </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Iya benar, ini memang sudah pendangkalan akhidah umat Islam! Entah kyai <i>mbeling </i>dari mana dia, dengan seenaknya ngomong kejamaah umat Islam seperti itu!” ucapku lirih </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">“Akh, setelah ini kita harus gerak cepat! Sebelum banyak orang yang akan didangkalkan akhidahnya” pintaku ke Samsul. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Iya, kita harus gerak cepat!” jawab Samsul pasti. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Saat kyai Badrul selesai berceramah, datang beberapa bingkisan makanan. Bingkisan makanan itu dibagikan untuk oleh-oleh para jamaah yang hadir disitu. Saat pembagian sembako itulah aku melihat, sosok cantik yang berjilbab lebar itu lagi. Aku benar-benar menatapnya, sambil mengingat-ingat dimana aku pernah berjumpa dia. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Aku kaget saat Samsul menyikutku pelan, sambil berkata “Akh, antum jangan lihat akhwat terus! Ingat, pandangan pertama itu dari Allah tetapi selanjutnya dari syetan! Tapi akh, memang tuh akhwat cantik juga yach!” </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Ana, nggak melihat akhwatnya! Ana cuma melihat wajahnya” ujarku </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Hem, dibilang ngelihat akhwat nggak mau! Tapi malah bilang, melihat wajahnya akhwat. Ini malah lebih parah, Akh!” ujar Samsul sambil tersenyum. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Yee, akh. Antum seharusnya dengerin ana dulu, jangan langsung potong pembicaraan ana. Ingat Rasulullah itu pantang memotong pembicaraan orang!” ucapku kecut. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“hehe, begitu aja marah! Ana kan cuma bercanda, Akh!” ucap Samsul sambil <i>cengengesan</i>. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Akh, sebenarnya ana merasa pernah bertemu dengan tuh Akhwat! Tapi ana lupa dimana?” ucapku dengan mengingat-ingat kembali. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Hem, coba di ingat lagi! Ana juga heran, kenapa ada akhwat yang ikut kyai <i>mbeling </i>kayak gitu, ya akh!” ucap Samsul sembari mengambil makanan yang dibagikan saat awal masuk pengajian. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Yee, antum ini gimana! Masa benci kyainya, tapi memakan pemberian kyai Badrul” kataku dengan nada bercanda mengejek. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family: "Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Hem, selama makanan ini nggak haram, kan boleh dimakan! Ingat Akh, ambil kuenya jangan ambil akhidahnya” jawab Samsul sambil mengunyah kue lalu tersenyum. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Aku tersenyum sambil mengatakan “Dasar, mahasiswa kontrakan!” </span><span style="font-size: 10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 7.65pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Saat aku masih melihat kearah wanita itu, wanita berjilbab itu menatapku sambil terlihat menajamkan matanya kearahku. Tak lama setelah beradu pandang denganku, wanita berjilbab itu langsung meninggalkan tempat dengan tergesa-gesa. “Akh, ana rasa akhwat itu mengenal ana! Antum tadi lihat nggak ekspresi wajahnya, saat ana beradu pandang dengan akhwat itu! Dia terlihat terkejut, dan dia langsung meninggalkan tempat </span><span style="font-size: 10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; page-break-before: always; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">pembagian <i>oleh-oleh</i> untuk para jamaah! Akhwat itu terlihat sangat terburu-buru sekali” ucapku serius. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Iya akh, tuh akhwat gimana nggak lari! <i>Lah</i> antum, ngelihatin akhwat kayak mau gebukin maling. Terang aja dia lari!” setelah itu Samsul terlihat serius sambil mengucapkan “Atau mungkin dia terpesona <i>kali</i> akh, sama antum. Biasalah, siapa yang nggak terpesona dengan antum. Pangeran tampan dari negeri kodok” ucap Samsul dengan masih mengunyah kue yang hampir habis, sambil cekikikan sendiri. </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">“Hem, nih Ikhwan! <i>Becanda mulu’</i>, apa nggak ingat kalau sering tertawa itu bisa mematikan hati!” jawabku jengkel. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 13.9pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";color:black">Sambil cengengesan Samsul mengatakan “Afwan akh, afwan!” </span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 394.05pt; text-indent: 36pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black">Saat kami semua sudah mendapatkan bingkisan masing-masing, dan bergegas pulang. Dan pada saat kami akan pulang, aku menyempatkan memeriksa bingkisan yang sedang berada digenggamanku. Dan ternyata “masya Allah, berisi uang saratus ribuan” gumamku dalam hati. </span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: 13.9pt; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS"; color:black"><span style="mso-spacerun:yes"> </span></span><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS""></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:10.0pt; line-height:115%;font-family:"Comic Sans MS""> </span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-76961550997624392112011-04-08T02:31:00.000-07:002011-04-08T02:33:41.664-07:00Mengecoh Monyet<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai. Ada kerumunan masa. Abu Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan. "Ada kerumunan apa di sana?" tanya Abu Nawas.</span> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Pertunjukkan keliling yang melibatkan monyet ajaib."</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Monyet yang bisa mengerti bahasa manusia, dan yang lebih menakjubkan adalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja." kata kawan Abu Nawas menambahkan.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Abu Nawas makin tertarik. la tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan keajaiban binatang raksasa itu. Kini Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton. Karena begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukkan itu, sang pemilik monyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk. Tidak heran bila banyak diantara para penonton mencoba maju satu persatu. Mereka berupaya dengan beragam cara untuk membuat monyet itu mengangguk-angguk, tetapi sia-sia. Monyet itu tetap menggeleng-gelengkan kepala. Melihat kegigihan monyet itu Abu Nawas semakin penasaran. Hingga ia maju untuk mencoba. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Setelah berhadapan dengan binatang itu Abu Nawas bertanya, "Tahukah engkau siapa aku?" Monyet itu menggeleng.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas lagi. Namun monyet itu tetap menggeleng.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Apakah engkau takut kepada tuanmu?" tanya Abu Nawas memancing. Monyet itu mulai ragu.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Bila engkau tetap diam maka akan aku laporkan kepada tuanmu." lanjut Abu Nawas mulai mengancam.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Akhirnya monyet itu terpaksa mengangguk-angguk. Atas keberhasilan Abu Nawas membuat monyet itu mengangguk-angguk maka ia mendapat hadiah berupa uang yang banyak. Bukan main marah pemilik monyet itu hingga ia memukuli binatang yang malang itu. Pemilik monyet itu malu bukan kepalang. Hari berikutnya ia ingin menebus kekalahannya. Kali ini ia melatih monyetnya mengangguk-angguk. Bahkan ia mengancam akan menghukum berat monyetnya bila sampai bisa dipancing penonton mengangguk-angguk terutama oleh Abu Nawas. Tak peduli apapun pertanyaan yang diajukan.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Saat-saat yang dinantikan tiba. Kini para penonton yang ingin mencoba, harus sanggup membuat monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Maka seperti hari sebelumnya, banyak para penonton tidak sanggup memaksa monyet itu menggeleng-gelengkan kepala. Setelah tidak ada lagi yang ingin mencobanya, Abu Nawas maju. la mengulang pertanyaan yang sama.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Tahukah engkau siapa daku?" Monyet itu mengangguk.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" Monyet itu tetap mengangguk.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Apakah engkau tidak takut kepada tuanmu?" pancing Abu Nawas. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Monyet itu tetap mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya daripada Abu Nawas. Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsam panas.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Tahukah engkau apa guna balsam ini?" Monyet itu tetap mengangguk .</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Baiklah, bolehkah kugosokselangkangmu dengan balsam?" Monyet itu mengangguk.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Lalu Abu Nawas menggosok selangkang binatang itu. Tentu saja monyet itu merasa agak kepanasan dan mulai-panik. Kemudian Abu Nawas mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. Bungkusan itu juga berisi balsam.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Maukah engkau bila balsam ini kuhabiskan untuk menggosok selangkangmu?" Abu Nawas mulai mengancam. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Monyet itu mulai ketakutan. Dan rupanya ia lupa ancaman tuannya sehingga ia terpaksa menggeleng-gelengkan kepala sambil mundur beberapa langkah. Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya yang licin mampu memenangkan sayembara meruntuhkan kegigihan monyet yang dianggap cerdik. Ah, jangankan seekor monyet, manusia paling pandai saja bisa dikecoh Abu Nawas!</span><span style="font-size:10.0pt; font-family:"Comic Sans MS""></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2075354677453142607.post-15809445727375545872011-04-08T02:29:00.000-07:002011-04-08T02:31:45.682-07:00Debat Kusir Tentang Ayam<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Melihat ayam betinanya bertelur, Baginda tersenyum. Beliau memanggil pengawal agar mengumumkan kepada rakyat bahwa kerajaan mengadakan sayembara untuk umum. Sayembara itu berupa pertanyaan yang mudah tetapi memerlukan jawaban yang tepat dan masuk akal. Barangsiapa yang bisa menjawab pertanyaan itu akan mendapat imbalan yang amat menggiurkan. Satu pundi penuh uang emas. Tetapi bila tidak bisa menjawab maka hukuman yang menjadi akibatnya.</span> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Banyak rakyat yang ingin mengikuti sayembara itu terutama orang-orang miskin. Beberapa dari mereka sampai meneteskan air liur. Mengingat beratnya hukuman yang akan dijatuhkan maka tak mengherankan bila pesertanya hanya empat orang. Dan salah satu dari para peserta yang amat sedikit itu adalah Abu Nawas.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Aturan main sayembara itu ada dua. Pertama, jawaban harus masuk akal. Kedua, peserta harus mampu menjawab sanggahan dari Baginda sendiri. Pada hari yang telah ditetapkan para peserta sudah siap di depan panggung. Baginda duduk di atas panggung. Beliau memanggil peserta pertama. Peserta pertama maju dengan tubuh gemetar.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Baginda bertanya, "Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?"</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Telur." jawab peserta pertama.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Apa alasannya?" tanya Baginda.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur." Kata peserta pertama menjelaskan.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Kalau begitu siapa yang mengerami telur itu?" sanggah Baginda.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Peserta pertama pucat pasi. Wajahnya mendadak berubah putih seperti kertas. la tidak bisa menjawab. Tanpa ampun ia dimasukkan ke dalam penjara. Kemudian peserta kedua maju.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">la berkata, "Paduka yang mulia, sebenarnya telur dan ayam tercipta dalam waktu yang bersamaan."</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Bagaimana bisa bersamaan?" tanya Baginda.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur. Bila teiur lebih dahulu itu juga tidak mungkin karena telur tidak bisa menetas tanpa dierami." kata peserta kedua dengan mantap.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Bukankah ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan?" sanggah Baginda memojokkan.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Peserta kedua bjngung. la pun dijebloskan ke dalam penjara. Lalu giliran peserta ketiga. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">la berkata, "Tuanku yang mulia, sebenarnya ayam tercipta lebih dahulu daripada telur."</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Sebutkan alasanmu." kata Baginda.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Menurut hamba, yang pertama tercipta adalah ayam betina." kata peserta ketiga meyakinkan.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Lalu bagaimana ayam betina bisa beranak-pinak seperti sekarang. Sedangkan ayam jantan tidak ada." kata Baginda memancing.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan. Telur dierami sendiri. Lalu menetas dan menurunkan anak ayam jantan. Kemudian menjadi ayam jantan dewasa dan mengawini induknya sendiri." peserta ketiga berusaha menjelaskan.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><b><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Bagaimana bila ayam betina mati sebelum ayam jantan yang sudah dewasa sempat mengawininya?"</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">Peserta ketiga pun tidak bisa menjawab sanggahan Baginda. la pun dimasukkan ke penjara. Kini tiba giliran Abu Nawas.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">la berkata, "Yang pasti adalah telur dulu, baru ayam."</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Coba terangkan secara logis." kata Baginda ingin tahu</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"">"Ayam bisa mengenal telur, sebaliknya telur tidak mengenal ayam." kata Abu Nawas singkat.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS""> </span></p><div style="text-align: justify;"> <span style="font-size:10.0pt;font-family:"Comic Sans MS";mso-fareast-font-family: Calibri;mso-fareast-theme-font:minor-latin;mso-bidi-font-family:"Trebuchet MS"; mso-ansi-language:IN;mso-fareast-language:EN-US;mso-bidi-language:AR-SA">Agak lama Baginda Raja merenung. Kali ini Baginda tidak bisa menyanggah alasan Abu Nawas.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0